TELENEWS.ID – Ditemukannya varian virus COVID-19, Omicron di Indonesia mengejutkan banyak pihak. Pasalnya ini adalah varian virus baru, yang dikategorikan sebagai “varian of concern” oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Varian of concern” sendiri berarti bahwa Omicron dinilai lebih ganas, lebih berbahaya dan lebih mudah menular dibandingkan Corona Virus varian Delta. Varian Omicron sendiri ditemukan pada seorang petugas kebersihan, yang bekerja di Wisma Atlet.
“Ada tiga orang pekerja kebersihan di Wisma Atlet yang pada 8 Desember lalu dites dan hasilnya positif (Covid-19). Kemudian, pada 10 Desember dikirim ke Balitbangkes untuk dilakukan genome sequencing,” kata Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin.
“Hasil keluar pada 15 Desember, yakni dari tiga orang yang positif tadi, satu orang dipastikan terdeteksi (terpapar) varian Omicron,” lanjutnya lagi. Adanya kabar bahwa Omicron sudah masuk ke Indonesia tentu membuat was-was banyak orang, mengingat varian virus ini yang terbilang lebih berbahaya daripada pendahulu-pendahulunya.
Kabar masuknya varian Omicron ke Indonesia mau tak mau mempengaruhi pikiran banyak orang. Setelah sebelumnya berharap pandemi segera usai, kini malah muncul varian baru yang justru lebih ganas. Tak hanya kesehatan fisik semata, WHO juga mengkhawatirkan munculnya varian Omicron ini kembali mempengaruhi kondisi mental warga dunia.
Leela R. Magavi, MD, seorang psikiater dan Direktur Medis Regional untuk Kesehatan Mindpath mengungkapkan ketidakpastian mengenai keadaan selama pandemi, ditambah munculnya varian Omicron memicu stress dan kecemasan berlebihan di hati sejumlah penduduk dunia saat ini.
Kecemasan ini bisa makin parah dan memicu trauma, jika ternyata ada yang anggota keluarga ada yang meninggal dunia akibat varian COVID-19 yang sebelumnya.
“Saat-saat ini mungkin mengingatkan mereka pada orang-orang terkasih yang telah meninggal dan beberapa kenangan traumatis yang menyakitkan,” jelas Dr. Magavi. “Kabar munculnya Omicron sendiri dapat merangsang amigdala, pusat ketakutan di otak, dan memicu gelombang kecemasan” tambahnya lagi.
Sejumlah psikolog kemudian membagikan tips bagaimana menghadapi kecemasan berlebihan terkait kabar munculnya varian Omicron ini.
- Batasi penggunaan sosial media. Ini karena banyak kabar yang kurang tepat dan bahkan terkesan berlebihan, mengenai varian Omicron yang tersebar di media sosial. Kecemasan bisa semakin bertambah, jika membaca atau melihat berita-berita tidak benar seperti ini.
- Jangan panik. Ingatlah bahwa sudah hampir dua tahun kita berjibaku dengan COVID-19. Ilmuwan tahu apa yang harus mereka lakukan. Kamu juga sudah tahu apa yang harus kamu lakukan untuk melindungi dirimu seperti melakukan vaksin, menerapkan social distancing, memakai masker dan sebagainya. Jadi tetaplah tenang, jangan sampai kepanikan membuatmu kehilangan kendali atas hidupmu saat ini.
- Bicara dengan orang yang terdekatmu. Berbicara dengan orang terdekat mengenai kecemasan yang kamu rasakan akan banyak membantu mengatasi perasaan was-was akibat masuknya varian Omicron ke Indonesia. “Berbincang dengan orang yang dicintai mengenai kecemasan yang dirasakan, dapat membantu kita memproses emosi dengan cara yang sehat” ungkap Dr. Magavi.
- Cobalah melakukan meditasi untuk menenangkan pikiranmu. “Latihan meditasi setiap hari walau hanya beberapa menit saja, dapat menenangkan tubuh, pikiran dan jiwa,” saran Dr. Magavi.
- Lakukan olahraga. Olahraga selain membantu tubuhmu tetap sehat dan menguatkan imun tubuh, juga membuat tubuh kita secara alami melepaskan hormon endorfin dan dopamin yang dikenal sebagai hormon kebahagian. Olahraga teratur dapat meningkatkan kepercayaan diri, memperbaiki suasana hati, membantu kamu untuk rileks, dan menurunkan gejala depresi ringan dan kecemasan.
Nah itulah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi kecemasan berlebihan terkait kabar masuknya varian Omicron ke Indonesia. (Yuyun Amalia)
