TELENEWS.ID – Deddy Corbuzier dikabarkan rehat dari ranah media sosial. Melalui unggahan di akun instagram miliknya, bapak satu anak ini menyampaikan kepada fans dan folowernya bahwa ia akan rehat untuk sementara waktu dari sosial media.
“I Will Be Off All Social Media For A Moment, Deddy Corbuzier,” tulisnya. “See u when I see you. Love you all,” lanjutnya lagi. Deddy sama sekali tidak mengungkapkan alasan mengapa dia memutuskan untuk rehat sementara waktu dari sosial media.
Meskipun mengagetkan dan menimbulkan tanya, namun sejatinya rehat media sosial sering dilakukan oleh sejumlah selebritis ternama. Hal ini lazim disebut sebagai “social media detox”. Ini karena banyak di antara mereka yang merasa bahwa media sosial menjadi toxic dan memberikan pengaruh buruk bagi mereka.
Menurut sebuah penelitian, mengurangi penggunaan media sosial hingga hanya 30 menit sehari dapat meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan. Peserta dalam penelitian tersebut melaporkan penurunan depresi dan kesepian ketika mereka mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial.
“Media sosial menarik kita ke dalam pikiran kita,” kata terapis kesehatan perilaku Jane Pernotto Ehrman, MEd, RCHES, ACHT. “Kami menilai, membandingkan, dan melamun tentang apa yang kami lihat secara online, membuat kita tidak sepenuhnya menjalani hidup kami sendiri. Sebaliknya, kita terjebak dalam dunia virtual yang mungkin tidak persis seperti yang terlihat” lanjutnya lagi.
Detox media sosial yakni rehat sementara dari sosial media seperti yang dilakukan oleh Deddy Corbuzier sendiri memiliki banyak manfaat, di antaranya tentu demi kesehatan mental kita sendiri. Lalu apa saja tanda kita harus rehat sementara waktu dari media sosial seperti Deddy Corbuzier?
- Kamu tidak bisa berhenti membandingkan dirimu dengan orang lain
Jika kamu merasa minder, merasa hidupmu kurang beruntung, merasa bahwa kamu tidak bisa seperti orang lain yang kamu lihat di media sosial; itu menjadi tanda bahwa kamu harus rehat untuk sementara waktu dari media sosial. Sering dikatakan bahwa media sosial adalah sorotan utama kehidupan orang, tetapi seharusnya tidak membuat kamu merasa tidak mampu atau tidak puas dengan hidupmu sendiri. - Kamu melakukan doomscrolling
Doomscrolling terjadi ketika kamu tanpa berpikir dan terus-menerus, scrolling situs media sosial. Kamu mungkin mengalami perasaan seperti “kiamat” karena selalu merasa perlu untuk terus-menerus mengetahui segala sesuatu yang terjadi di dunia, dari berita hingga topik yang sedang tren. Kamu mungkin bahkan tidak menyadari bahwa kamu melakukannya sampai selang waktu yang sangat lama berlalu. - Kamu merasa kesal dan marah dengan apa yang kamu lihat
Dari politik hingga oversharing, kamu mendadak merasa marah atau kesal dengan apa yang kamu lihat di timeline sosial mediamu. Mungkin kamu bahkan stres dengan apa yang kamu lihat karena sudah terlalu jauh melakukan doomscrolling. - Kamu merasa cemas saat tidak bisa membuka sosial media
Apakah kamu merasa cemas, kesal dan emosional saat tidak ada sinyal yang memungkinkan untuk membuka media sosial? Jika itu terjadi, maka sudah saatnya kamu melakukan rehat sementara dari media sosial. Kamu sudah terlalu tergantung pada media sosial sehingga tidak membukanya membuatmu merasa stress dan tak nyaman. - Kamu melihat media sosial hingga tertidur
Melihat ponsel sebelum tidur, dapat mengganggu tidurmu karena itu membuat pikiranmu tetap aktif dan terjaga. Cahaya biru dari ponsel menekan melatonin, yang merupakan hormon yang bertanggung jawab untuk mengontrol tidur. Karena cahaya biru adalah warna buatan yang meniru cahaya di siang hari, tubuh akan mengira ini siang hari dan membuatmu tetap berenergi, sehingga menahan keinginan untuk tidur. - Kamu tak lagi merasa gembira saat membuka media sosial
Situs media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter dimaksudkan untuk menjadi cara yang menyenangkan untuk terhubung dengan keluarga dan teman. Jika kamu menemukan bahwa media sosial bukan lagi sumber kegembiraan dan koneksi dalam hidup, itu mungkin pertanda untuk rehat dari media sosial. (Yuyun Amalia)