TELENEWS.ID – Setelah menjelajahi planet Mars, Tiongkok ingin melakukan misi antariksa berikutnya ke planet terbesar di tata surya, Jupiter, pada tahun 2029.
Xu Hongliang selaku Sekjen CNSA (China National Space Administration) mengatakan bahwa misi itu telah dikonfirmasi oleh pemerintah Tiongkok dan sedang dalam proses mendapatkan izin.
Dilansir South China Morning Post pada Selasa (15/6/2021), selain ke Jupiter, ‘Negeri Tirai Bambu’ itu juga memiliki misi kembali ke Mars untuk mengumpulkan dan mengembalikan sampel pada 2028 mendatang.
Misi tersebut akan menjadi lanjutan dari misi Tianwen-1 yang dilakukan pada 2020 lalu. Melalui misi itu, Tiongkok menjadi negara ketiga yang sukses mendaratkan wahananya di planet Mars melalui rover Zhurong.
Menurut sumber yang sama, Tiongkok ingin meluncurkan dua wahana antariksa berikutnya ke sekitar Bulan untuk mengeksplorasi lebih dalam dan mengumpulkan sampel dalam lima tahun kedepan.
Jika melihat kembali ke tahun 2007, Tiongkok telah melakukan lima misi antariksa ke Bulan dan sukses mendarat di Bulan pada tahun 2013. Bahkan pada akhir tahun lalu, negara yang dipimpin Xi Jinping itu menjalankan misi pengumpulan sampel Bulan dan membawanya kembali ke Bumi.
Selain mengeksplor Bulan dan beberapa planet, rencana Tiongkok yang berikutnya adalah misi menjelajahi komet dan mengumpulkan sampel dari asteroid.
Namun sebelum menjalani semua misi yang disebutkan di atas, Xu Hongliang mengungkapkan bahwa Tiongkok harus menyelesaikan beberapa tugas yang akan mendukung misi-misi tersebut.
Salah satunya adalah teknologi yang perlu dikembangkan lebih lanjut oleh Tiongkok, termasuk roket beserta sistemnya hingga satelit internet.
Diketahui juga bahwa semua misi antariksa itu sengaja diluncurkan Tiongkok demi mengejar ketertinggalan di bidang teknologi luar angkasa dari Amerika Serikat.
Selain beberapa misi yang telah diumumkan, pihak Tiongkok pun sedang dalam proses pembangunan stasiun luar angkasa di orbit, dan menurut berbagai sumber, stasiun tersebut akan selesai pada akhir 2021.
Untuk melakukannya, Tiongkok tidak bekerja sendiri karena mendapat bantuan dari Rusia untuk membangun markas di Bulan yang dinamakan ILRS (International Lunar Research Station).
Markas tersebut dibangun dengan tujuan sebagai pusat penelitian ilmiah di Bulan. (Dhe)