TELENEWS.ID – Saat ini ekonomi negara-negara di dunia dikabarkan dalam keadaan buruk. Bukan hanya negara miskin dan berkembang, namun negara sebesar Amerika Serikat dan negara-negara di Uni Eropa pun tidak luput dari ancaman resesi. Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya guncangan ekonomi global saat ini dan Indonesia juga tetap akan terkena dampaknya. Namun diyakini sekalipun Indonesia merasakan dampak dari guncangan ekonomi global dan hambatan dibeberapa sektor, Indonesia tidak akan mengalami resesi seperti yang terjadi pada negara lain.
Salah satu faktor keyakinan beberapa tokoh dunia mengapa Indonesia tidak ikut terseret dalam jurang resesi diungkapkan langsung oleh Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF), Kristalina Georgieva. Indonesia mengalami kenaikan proyeksi ekonomi sebesar 5% yang dialami karena Indonesia berhasil menanggulangi dampak covid-19 terhadap ekonomi negara. Selain itu Indonesia juga tidak mengalami dampak berarti akibat perang yang hingga saat ini berlangsung antara Rusia dan Ukraina, sekalipun Indonesia memiliki hubungan kerja sama terutama ekpor impor dengan kedua negara tersebut.
Selain Kristalina, Direktur Asian Development Bank (ADB), Jiro Tominaga juga meyakini bahwa Indonesia mampu mencapai angka pertumbuhan ekonomi hingga 5,2%. Hal ini dikarenakan perputaran ekonomi Indonesia semakin hari semakin kencang pasca pandemic covid-19 yang hingga saat ini juga masih terkendali walaupun di beberapa daerah, angka penderita masih meningkat. Prediksi dari ADB terhadap pencapaian pertumbuhan ekonomi Indonesia ini lebih tinggi 0,2% dari sebelumnya dikarenakan masyarakat Indonesia mampu menghidupi roda ekonomi dengan mandiri dengan memanfaatkan keseimbangan sumber daya alam dan sumber daya manusia. Hal ini menjadikan Indonesia tetap stabil ketika impor terganggu dan mampu tetap menstabilkan ekonomi negara dengan ekspor produk dalam negeri.
Tercatat pada kuartal I tahun 2022 ini, Indonesia mengalami pertumbuhan ekonomi di angka 5,01% (year of year/yoy). Angka ekspor Indonesia terhitung dari Juni 2022 juga meningkat hingga mencapai 27,32 miliar dollar Amerika. Angka ini meningkat jika dibandingkan pencapaian ekspor pada bulan Mei 2022 yang hanya mencapai 26,5 miliar dollar Amerika. Kenaikan angka ekspor ini membuat Indonesia mengalami surplus terbesar sepanjang sejarah sejak April 2022 yang mencapai angka surplus 7,56 miliar dollar Amerika.
Selain itu anggaran pendapatan dan belanja negar (APBN) juga mencatatkan hasil surplus dan angka aman hingga akhir Juli 2022 yang hal ini merupakan pencapaian terbaik sejak 10 tahun terakhir. Transaksi dalam negeri juga mengalami surplus sebesar 0,07% dari PDB negara pada kuartal I tahun ini. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo juga menyakini bahwa surplus ini akan terus dialami hingga memasuki kuartal II tahun 2022 ini.
Namun ADB juga memperingatkan Indonesia akan ancaman inflasi yang juga diprediksi meningkat yaitu dari 3,6% menjadi 4%. Walaupun angka ini masih dapat dikendalikan dan diatasi dampaknya dengan kerja sama pemerintah pusat dan Bank Indonesia. (Angela Limawan)