TELENEWS.ID – Meski putranya belum juga ditemukan, Atalia Praratya istri Ridwan Kamil tampak kuat dan tegar menghadapi musibah yang kini menimpa dirinya dan keluarganya. Melalui akun media sosial miliknya, ibu 3 anak ini akhirnya memutuskan untuk “pamit” pada sang putra, Emmeril Kahn Mumtadz (Eril) yang hilang di sungai Aare, Swiss.
Ini karena Atalia dan Ridwan Kamil harus segera kembali ke Indonesia, karena cuti mereka telah selesai. Melalui unggahan di akun media sosial miliknya, wanita cantik ini menuliskan pesan mengharu-biru pada sang putra tercinta.
“Ril… mamah pulang dulu ke Indonesia, ya..” tulis Atalia di Instagram, Kamis (2/6/2022). “Disini, di sungai Aare yang luar biasa indah dan cantik ini, mamah lepaskan kamu, untuk kita bertemu lagi cepat atau lambat. Doa terbaik mamah dalam setiap helaan nafas,” lanjutnya.
Tentu saja bukan hal mudah bagi seorang ibu seperti Atalia untuk mengikhlaskan kepergian sang putra yang hingga kini masih dinyatakan hilang. Namun ketegaran dan kekuatan hati istri Ridwan Kamil ini menyentuh hati banyak pihak dan membuat banyak orang merasa salut padanya.
Kehilangan seseorang yang kita cintai adalah hal tersulit di dunia untuk dihadapi. Ini adalah jenis rasa sakit yang secara fisik bisa dirasakan di seluruh tubuh. Ketika orang yang dicintai pergi, kehilangan dan kesedihan yang dirasakan bisa sangat dalam.
Seseorang mungkin bisa merasa sedih, marah, atau bahkan depresi dan trauma saat kehilangan orang yang benar-benar mereka cintai. Butuh waktu untuk menyesuaikan dengan apa yang terjadi. Jika kamu seperti Atalia Praratya, ini beberapa cara yang mungkin bisa kamu lakukan untuk tetap tegar dan kuat saat kehilangan orang yang sangat berarti untukmu.
- Jangan ingkari emosimu
Pakar psikologi menegaskan agar seseorang yang sedang berduka, tidak mengingkari emosi mereka dengan berpura-pura tegar dan menganggap tidak ada yang terjadi. Justru dengan mengingkari emosi, akan sangat berbahaya bagi kesehatan mentalmu sendiri. Percayalah emosi yang kamu rasakan itu valid dan tidak ada yang salah dengan menangis, berteriak, marah dan kecewa saat kehilangan orang yang kamu kasihi. - Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri
“Kesedihan itu melelahkan,” kata Pendeta Jill Bowden. Dia menyarankan untuk merawat tubuh selama periode stres intensif. Luangkan waktu untuk tidur siang, makan makanan bergizi, dan minum banyak air. Alkohol dan makanan manis mungkin dengan cepat memberikan efek menenangkan, tetapi sebenarnya dapat memiliki efek sebaliknya yang merugikan kesehatan dan mentalmu sendiri. - Bicaralah dengan orang lain
Bisa dimengerti jika kamu terkadang ingin sendiri di masa-masa sulit ketika berduka. Namun percayalah bicara dengan orang yang tepat, bisa membuat hatimu merasa tenang dan juga lega. Dengan bicara, kamu mungkin bisa membagikan sedikit keluh kesahmu pada orang lain. Jika kamu tak ingin bicara, tak apa-apa. Namun sebaiknya temukan cara untuk mengekspresikan emosimu seperti dengan menulis jurnal, lagu atau puisi. - Percayalah kamu bisa melewatinya
Sudah menjadi sifat manusia untuk ingin menghindari pengalaman yang menyakitkan. Ketika kita kehilangan seseorang yang penting bagi kita, kita mungkin merasa seperti kita tidak akan mampu mengatasi rasa sakit karena kesedihan. Tetapi Wendy Lichtenthal, Direktur Klinik Bereavement MSK mengatakan “kita hanya belajar tentang kapasitas untuk menangani berbagai hal dengan melaluinya”. Ketika kita mencoba untuk menahan atau menghindari perasaan kita, perasaan itu bisa menjadi lebih kuat ketika sesuatu memicunya. “Membuat ruang untuk mengalami emosi yang menyakitkan memungkinkan kita untuk melatih ketahanan kita, dan menumbuhkan sumber daya internal kita sendiri” lanjutnya lagi. (Yuyun Amalia)