TELENEWS.ID – Fahrifadillah Nur Rizky (21) yang gagal masuk pendidikan Bintara Polri, dinyatakan mengalami buta warna parsial. Namun Fahri sendiri membantah kabar yang menyebutkan ia mengalami gangguan kesehatan ini.
Sebelumnya, Fahri merasa ia dicurangi dan digagalkan masuk Bintara. Namun tudingan Fahri ini dibantah oleh “Hasilnya buta warna parsial ini yang membuat yang bersangkutan tidak bisa mengikuti pendidikan, karena ini syarat mutlak,” ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Endra Zulpan.
“Untuk anggota Polri adalah harus tidak buta warna ini syarat utama dari sisi kesehatan yang harus dipahamkan,” lanjutnya lagi. Karena itulah Polda Metro Jaya memutuskan Fahri tidak bisa diterima sebagai calon bintara lantaran disebutkan mengalami buta warna parsial ini.
Sementara itu buta warna terjadi ketika manusia tidak dapat melihat warna secara normal. Kondisi ini juga dikenal sebagai color deficiency atau kekurangan warna. Buta warna sering terjadi ketika seseorang tidak dapat membedakan warna tertentu. Ini biasanya terjadi antara hijau dan merah, dan kadang-kadang biru.
Sementara itu buta warna parsial yang diduga di idap Fahri adalah kondisi yang lebih ringan dari buta warna total atau complete achromatopsia. Incomplete (partial) achromatopsia adalah bentuk yang lebih ringan dari kondisi yang memungkinkan seseorang untuk kesulitan membedakan beberapa warna tertentu
Lalu apa saja yang menyebabkan seseorang menderita buta warna? Genetis adalah penyebab utama seorang anak memiliki kondisi buta warna. Seorang anak dapat mewarisi tingkat gangguan buta warna yang ringan, sedang atau berat. Kekurangan warna yang diturunkan biasanya mempengaruhi kedua mata, dan tingkat keparahannya tidak berubah sepanjang hidup seseorang.
Selain genetis, penyakit anemia, diabetes, degenerasi makula, penyakit Alzheimer, multiple sclerosis, glaukoma, penyakit Parkinson, alkoholisme kronis dan leukemia juga bisa memicu kondisi kesehatan ini.
Selain itu lansia dan mereka yang bekerja di bidang kimia juga lebih berpotensi menderita buta warna. Lalu apa saja sih tanda buta warna yang bisa terlihat pada anak-anak dan di deteksi sejak dini?
- Menggunakan warna yang salah: Anak mungkin menggunakan warna yang berbeda saat mewarnai. Mereka mungkin mewarnai daun dengan warna biru, atau mewarnai langit dengan warna cokelat misalnya
- Kesulitan memperhatikan nuansa warna: Anak mungkin tidak dapat membedakan antara warna merah, hijau, kuning, atau biru di buku atau di kotak krayon mereka.
- Mengalami masalah dengan tugas: Mereka mungkin kesulitan mencocokkan pakaian atau benda milik mereka berdasarkan warna. Orangtua mungkin melihat anak mengalami kesulitan melakukan tugas yang berhubungan dengan warna, terutama jika tugas mengharuskan menggunakan warna merah, hijau, coklat, biru, dan ungu.
- Kesulitan mengenali pola: Anak-anak dengan jenis buta warna tertentu dapat mengalami kesulitan melihat pola, tergantung pada warna pola dan latar belakangnya.
Beberapa gejala lain yang harus diwaspadai oleh orangtua seperti:
• Anak sulit membedakan warna di cahaya yang remang-remang
• Harus mencium bau makanan sebelum makan
• Kepekaan terhadap cahaya terang dan beberapa kombinasi warna
• Sulit membaca dengan halaman berwarna atau lembar kerja yang diproduksi dengan warna
• Anak-anak mungkin mengeluh bahwa mata atau kepala mereka sakit, jika melihat sesuatu yang merah dengan latar belakang hijau
Namun tentu saja selain tanda di atas, orangtua juga harus tetap membawa anak mereka ke dokter untuk mengetahui diagnosa pasti mengenai kemungkinan buta warna yang mereka alami. (Yuyun Amalia)