TELENEWS.ID – Belasan penambang emas di kawasan Nagari Abai, Kecamatan Sangir Batang Hari, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat dilaporkan tertimbun longsor pada saat melakukan aktivitas penambangannya. Peristiwa tersebut diketahui sejak Senin (10/05/21).
Berdasarkan laporan BPBD Kabupaten Solok Selatan sampai dengan Selasa (11/05/21) sudah ditemukan dan dilakukan evakuasi terhadap 16 penambang emas liar tersebut. Dari jumlah tersebut, delapan orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dan delapan lainnya dalam keadaan luka-luka.
Kepala BPBD Solok Selatan Richi Amran melalui Kepala Seksi Kedaruratan Romi Aprijal mengatakan bahwa pihaknya sudah mengetahui identitas masing-masing korban, baik itu yang ditemukan dalam keadaan luka-luka maupun meninggal dunia.
Korban yang meninggal dunia adalah Pam De warga Dharmasraya, Siat warga Sungai Rambutan, Nova warga Bumi Ayu Kecamatan Sangir, dan Catno warga Abai Sangir Kecamatan Sangir Batang Hari. Kemudian Yasril warga Sungai Padi Kecamatan Sangir, Buyung warga Bidar Alam Yuniadi alamat Abai Sangir, Ijal warga Sungai Rambutan.
Sementara identitas korban luka-luka adalah Tomi warga Timbulun dan Sito warga Sungai Rambutan Kecamatan Sangir, kemudian Epi dan Deri warga Padang Air Dingin Kecamatan Sangir Jujuan. Eka alamat Bumi Ayu dan Fajrul warga Liki Kecamatan Sangir serta Abit dan Mitro warga Abai Sangir Kecamatan Sangir Batang Hari.
Para pekerja tambang emas itu diprediksi tidak bisa menyelamatkan diri karena ketika longsor terjadi mereka tengah berada di dalam lobang tambang. Alhasil, mereka tertimbun material longsor.
Curah hujan memang cukup tinggi di daerah tersebut sejak Minggu (9/5/21) sore sampai dini hari. Hal itu mengakibatkan bukit di sekitar tambang emas liar longsor dan menimbun para penambang pada Senin (10/05/21) sekitar pukul 7.30 WIB.
Dikatakan Romi Aprijal, saat ini tim gabungan masih terus melakukan pencarian karena diperkirakan masih ada satu korban lain, atas nama Siman warga Sampu yang masih belum ditemukan.
Diakuinya, kondisi medan yang cukup sulit dilewati dan proses evakuasi secara manual cukup menyulitkan. Tumpukan batu besar yang menimbun lokasi jadi kendala proses penggalian.
“Kita harus menggunakan alat berat untuk melakukan penggalian agar korban yang diperkirakan masih satu orang lagi bisa segera dievakuasi,” kata dia. (Taufik)