TELENEWS.ID – Daerah Karangasem menyimpan segudang keindahan arsitektur kuno Bali yang memukau, salah satunya Tirta Gangga. Istana megah nan luas ini terkenal dengan kolam airnya yang ikonik dan berasal dari mata air alami yang dianggap suci oleh umat Hindu Bali.
Menempati lahan seluas 1,2 hektar yang membentang dari arah Timur ke Barat, Tirta Gangga adalah kompleks bangunan yang sarat pesona. Terdapat tiga tingkatan bangunan di istana ini, yang seluruhnya memiliki kolam air tersendiri. Di bangunan tertinggi terdapat mata air yang berada di bawah pohon beringin. Bangunan level kedua, terdapat kolam renang dan bangunan yang paling bawah terdapat kolam hias dengan air mancur.
Ketika memasuki Istana Tirta Gangga, pengunjung akan disambut oleh hamparan kolam air serta sebuah candi batu yang menjulang tinggi di bagian kanannya. Di dalam kolam jernih tersebut, terdapat sejumlah ikan hias berwarna-warni cantik yang berenang bebas. Air di kolam itu berasal dari mata air Rejasa yang alami dan dianggap suci kerap dipergunakan dalam upacara keagamaan oleh masyarakat lokal penganut Hindu Bali.
Mata air Rejasa sendiri berukuran cukup besar. Sepertiga darinya dipergunakan untuk memasok air ke rumah penduduk di Amplapura (ibukota Karangasem), sedangkan sisanya dipergunakan untuk mengisi kolam Tirta Gangga dan juga irigasi pertanian. Sangat disarankan untuk mencoba mandi dan berenang di kolam utama istana Tirta Gangga. Airnya sangat bening, sejuk dan menyegarkan!
Salah satu daya tarik lain di Tirta Gangga adalah menara air berukuran besar yang disebut dengan ‘Nawa Sanga’. Dalam kepercayaan Hindu, menara ini berada pada area bawah atau level kedua dalam doa umat Hindu dalam puja Tri Sandya. Nawa Sanga bagai air mancur unik yang dikelilingi oleh patung-patung dalam cerita Mahabharata.
Didirikan pada tahun 1946 oleh Raja Karangasem, istana Tirta Gangga mengambil inspirasi dari sungai Gangga di India yang dianggap suci oleh umat Hindu. Pada tahun 1963, taman air dari istana ini sempat hancur akibat letusan gunung Agung, namun pemerintah langsung bergerak cepat dengan melakukan restorasi dan menjadikannya sebagai destinasi wisata. (Billy Bagus)