TELENEWS.ID – Berkebun bisa menjadi hobi maupun gaya hidup siapa saja dan di mana saja. Apalagi, berkebun membawa banyak manfaat dari segi estetika hingga kesehatan tubuh dan mental. Mereka yang cukup beruntung memiliki lahan cukup luas untuk berkebun, jelas bisa melampiaskan hobi sehatnya sesuka hati.
Namun, bagaimana dengan yang tinggal di rumah vertikal, seperti rumah susun atau apartemen? Berkebun di lahan yang terbatas seperti di rumah vertikal tentu menjadi tantangan kreativitas tersendiri. Jenis tanaman, teknik berkebun, cara merawat hingga biaya yang dihabiskan menjadi bahan pertimbangan demi menciptakan suasana rumah vertikal yang hijau dan berkelanjutan.
Garden apartment, atau kebun apartemen, lumrah dilakukan oleh kaum urban. Mengingat lahan yang tersedia terbatas (biasanya di area balkon), pemilihan tata ruang, jenis tanaman yang tepat dan medianya penting untuk dilakukan. Berikut langkah-langkah yang bisa Anda lakukan untuk berkebun di apartemen:
- Proyeksikan area
Pikirkan baik-baik area mana yang mau Anda gunakan sebagai spot berkebun. Juga, proyeksikan kegunaan area tersebut sehingga tahu tata ruang seperti apa yang cocok dimanfaatkan untuk berkebun. Apakah Anda mau sambil bersantai di area tersebut? Atau sambil memasak? Jika ingin lebih terstruktur, buatlah blueprint (cetak biru), di mana Anda akan mendesain kebun mungil Anda dengan skala yang terukur dan akurat.
- Kenali cuaca dan sinar matahari
Observasi bagaimana sinar matahari dan hujan akan mendarat di area yang akan digunakan untuk berkebun. Terkadang, kendala berkebun di apartemen salah satunya adalah sinar matahari yang terhalang oleh bangunan di sampingnya. Dengan mengetahui bagaimana sinar matahari merambat ke area berkebun, Anda bisa memastikan tanaman dapat berkembang dengan baik.
- Kombinasikan hardscaping
Hardscaping adalah elemen-elemen non-hidup yang dipakai untuk menunjang bangunan, baik dari segi estetika maupun konstruksi. Sedangkan softscaping adalah elemen hidup yang menjadi penyeimbang hardscaping. Contoh hardscaping yakni batu bata, batu kali, hingga beton. Kombinasikan elemen hardscaping untuk menciptakan kebun mungil yang lebih hidup, berestetika, dan tahan lama.
- Pilih tanaman
Merujuk pada literatur ilmu tanaman kebun, atau Hortikultura, terdapat tiga jenis tanaman berdasarkan paparan sinar matahari. Jenis pertama adalah tanaman yang bisa terekspos sinar matahari selama enam jam penuh. Jenis kedua yakni tanaman semi teduh yang hanya bisa terpapar 3-6 jam sinar matahari. Jenis keempat adalah tanaman teduh total, yaitu yang tidak bisa terekspos sinar matahari langsung.
Dalam blueprint Anda, pastikan tanaman jenis apa yang sesuai dengan kebutuhan dan tata ruang kebun. untuk menambah keanekaragaman, pilih jenis tanaman yang mekar pada jam yang berbeda-beda. Atau, Anda bisa memilih tanaman dengan bentuk daun yang menarik dan bervariatif, dicampur dengan tinggi dan pendeknya pot serta kombinasi semak belukar.
- Tentukan wadah tanamnya
Tentukan dengan media apa Anda akan menanam bibit tanaman pilihan Anda. Namun perlu diingat pula penempatan tanaman tersebut. Jika Anda berencana menempatkan tanaman di area balkon yang sering tertiup angin, pilihlah wadah yang berat seperti pot dengan material porselen, tanah liat, hingga batu. Sebaliknya, jika tanaman akan ditempatkan secara vertikal, maka pilihlah wadah tanam yang ringan, seperti plastik, logam, fiberglass atau kantung tanaman.
Manfaat Berkebun di Rumah
Berkebun tak diragukan lagi membawa banyak manfaat. Salah satunya adalah menyaring polusi indoor (dalam ruangan). Menurut Studi Udara Bersih NASA, bunga lily dan tanaman laba-laba adalah beberapa contoh tanaman yang dapat menyaring semua jenis racun dari udara, termasuk amonia, yang sering ditemukan di banyak pembersih rumah tangga, dan formaldehida.
Polusi udara indoor sama beracunnya dengan polusi outdoor (luar ruangan). Polusi indoor juga dapat menimbulkan “Sick Building Syndrome”, semacam gejala flu yang disebabkan oleh udara dalam ruangan yang kering dan tercemar.
Selain menjadi filter udara, berkebun di rumah mendukung gerakan menanam makanan sendiri. Dengan berkebun tanaman yang dijadikan bahan makanan dapat berkontribusi pada pengurangan limbah makanan, emisi pengiriman dan gas rumah kaca. Semua ini karena kita membuat sedikit “pabrik” makanan di rumah kita sendiri.
Jangankan bahan makanan, tanaman herbal juga bisa menjadi pilihan tanaman yang sangat bermanfaat untuk kesehatan. Contohnya seperti tanaman echinacea dan chamomile, menjadi teh yang mendukung kekebalan tubuh. Atau, Anda bisa pilih lidah buaya, peppermint dan lavender untuk memanfaatkan minyak esensial dan fungsinya terhadap kecantikan.
Kesehatan emosi dan psikis juga dapat menjadi lebih baik dengan berkebun. Tanaman membawa dampak positif dan menenangkan di lingkungan rumah. Sebuah studi oleh University of Michigan menunjukkan berkebun meningkatkan produktivitas, kreativitas, kinerja kognitif, dan retensi memori hingga 20%.
Contohnya, tanaman bunga, menurut jurnal An Environmental Approach to Positive Emotion: Flowers, terbukti meningkatkan suasana hati. Itulah sebabnya terapi hortikultura sering digunakan sebagai terapi tambahan untuk pasien penderita demensia, skizofrenia, dan depresi.
Berkebun, baik di rumah tapak maupun rumah vertikal, selalu membawa manfaatnya tersendiri. Tak hanya dari segi estetika, berkebun membawa dampak positif bagi kesehatan jasmani dan mental seseorang, apalagi untuk Anda yang hidup di area perkotaan yang jarang ada lahan hijau.
Beberapa langkah di atas bisa menjadi pertimbangan jika ingin membuat kebun kecil yang sesuai dengan area rumah vertikal. Meskipun begitu, selalu ada cara untuk menyalurkan hobi sekaligus gaya hidup berkebun, mau sekecil apapun lahan yang tersedia.