Home Nasional Buang Anggaran, GP Anshor : Rakyat Butuh BLT, Bukan Pelatihan Online

Buang Anggaran, GP Anshor : Rakyat Butuh BLT, Bukan Pelatihan Online

Facebook
Twitter

TELENEWS.id, JAKARTA – Ketua Umum Pimpinan GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas menilai program kartu prakerja dalam bentuk pelatihan online kepada warga yang kehilangan pekerjaan akibat pandemi Covid -19 tidak tepat dan tidak efektif. 

Gus Yaqut sapaan akrabnya mengaku pelatihan itu hanya membuang-buang anggaran. Pasalnya saat ini masyarakat dan mereka yang kehilangan pekerjaan karena  dampak pandemi Covid-19, membutuhkan bantuan langsung tunai (BLT)  untuk bertahan hidup. 

“Saat ini rakyat dan karyawan yang kehilangan pekerjaan butuh bantuan untuk hidup,  seperti bahan makanan,  bukan pelatihan online, ” kata Gus Yaqut dalam keterangan tertulisnya,  Rabu (15/4/2020).

Dia menyebutkan anggaran Rp 20 triliun yang dikeluarkan untuk program kartu prakerja sangat besar. 

Ia mengungkapkan,  bahwa anggaran itu lebih baik diberikan untuk membantu rakyat bertahan hidup selama masa pandemi.” Misalnya bahan-bahan pokok atau uang tunai, ” jelasnya. 

Menurutnya penerima pelatihan dalam program kartu prakerja juga rata-rata yang sudah mempunyai keahlian. 

“Kalau saat ini yang mendesak dibutuhkan bukan pelatihan atau pembinaan,  tapi bantuan yang langsung dirasakan oleh rakyat, ” ucapnya. 

Lebih jauh,  dia mengatakan bahwa program yang merupakan janji kampanye Presiden Jokowi itu,  sebaiknua digunakan untuk bantuan guru ngaji dan kiai-kiai di kampung-kampung. 

“Para guru ngaji dan kiai-kiai di kampung -kampung hanya dapat honot sekedarnya saja.  Mereka juga terkena dampak Covid-19, karena harus dirumah dan tidak bekerja, ” imbuhnya. 

Selain itu,  ia mempertanyakan keterlibatan Skill Academy by Ruangguru sebagai salah satu mitra pelatihan online. Karena salah satu pendiri perusahaan itu ada Belva Syah Devara menjabat sebagai staf khusus Presiden Jokowi. 


Menurut dia,  posisi Belva sebagai pendiri Ruangguru sekaligus pembantu Jokowi saat ini akan memicu tumpang tindih kepentingan. 



“Kalau pelatihan online tetap dipaksakan, justru makin membenarkan dugaan publik tentang adanya konflik kepentingan,” ujarnya.

Bahkan,  dia meminta agar pemerintah memutus kontrak kerja sama dengan sejumlah perusahaan mitra kartu prakerja. 

Dia menambahkan,  bahwa anggaran dari program kartu prakerja lebih baik dialihkan ke bantuan sosial. 

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

Agar Tak Salah Pilih, Pertimbangkan 5 Faktor Ini Dulu Sebelum Membeli Tote Bag!

TELENEWS.ID - Praktis, simpel, dan memiliki banyak desain menjadikan tote bag sebagai pilihan banyak orang. Belakangan ini tas jinjing atau tote bag...

Belajar Dari Marshanda, Lakukan 5 Hal Ini untuk Membantu Teman yang Mengalami Masalah Kesehatan Mental

TELENEWS.ID - Artis Marshanda dikabarkan menghilang saat sedang berada di Los Angeles, Amerika Serikat. Hal ini diketahui saat salah satu teman Caca,...

Arumi Bachsin Dituding Menolak Bersalaman, Ternyata Ada Risiko Kesehatan Dibalik Kebiasaan Berjabat Tangan

TELENEWS.ID - Artis sekaligus istri wakil gubernur Jawa Timur, Arumi Bachsin menjadi sorotan warga net. Pasalnya beredar video yang menunjukkan bahwa istri...

Hati-hati, Inilah Minuman yang Meningkatkan Risiko Kanker Prostat pada Pria!

TELENEWS.ID - Salah satu gangguan kesehatan yang paling ditakuti oleh pria adalah kanker prostat. Dikenal sebagai silent killer atau pembunuh diam-diam, kanker...