TELENEWS.ID – Arab Saudi, di bawah kepemimpinan Raja Salman berubah menjadi sebuah negara yang memberikan dampak positif bagi wanita. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh Raja Salman tersebut nyatanya bisa membuat wanita-wanita berkebangsaan Saudi Arabia terbebas dari segala aturan yang mengikat. Tidak heran, jika banyak dari wanita di sana yang harus tertinggal dengan wanita lainnya di dunia.
Sejak berdiri pada tahun 1932, Arab Saudi hingga saat ini sudah dipimpin oleh 7 Raja. Namun, selama kepemimpinan raja-raja Arab Saudi tersebut, negara ini dikenal sebagai negara yang tidak adil terhadap hak-hak perempuan. Buntutnya, pada tahun 2016 yang lalu sekelompok aktivis wanita Arab Saudi melakukan demonstrasi menuntut agar kesenjangan gender dihilangkan.
Raja Salman, yang berkuasa akhirnya mengabulkan permohonan tersebut dengan mengeluarkan beberapa kebijakan yang bisa memberikan dampak positif terhadap kehidupan wanita di sana.
Diperbolehkannya Menyetir Mobil
Pemerintah Arab Saudi memang tidak secara resmi melarang wanita untuk menyetir mobil. Namun, fatwa ulama di Arab Saudi mengatakan bahwa perempuan yang menyetir mobil dianggap telah melakukan pelecehan nilai sosial.
Pangeran Alaweed bin Talal menuliskan opininya di laman situs pribadinya yang mengatakan bahwa sudah saatnya wanita Arab Saudi bisa mengemudikan mobilnya sendiri. Opini tersebut ditautkannya ke halaman media sosial Twitter miliknya dan mendapatkan dukungan dari banyak pihak.
Hingga kemudian Raja Salman mengeluarkan kebijakan yang mengizinkan wanita untuk bisa mengendarai sendiri kendaraan yang mereka punya sebagai bentuk penghormatan terhadap hak-hak wanita yang selama ini tidak bisa didapatkan oleh wanita di sana.
Diizinkan Masuk Bioskop dan Stadion
Tahun 2018 menjadi tahun yang sangat membahagiakan bagi wanita di Arab Saudi, karena kerajaan memperbolehkan mereka untuk masuk bioskop. 12 Januari 2018 yang lalu, wanita di Arab Saudi bisa menyaksikan liga profesional sepak bola yang dilaksanakan di Jeddah. Selama berpuluh-puluh tahun, memang hanya kaum laki-laki saja yang diizinkan untuk masuk ke dalam stadion.
Meskipun perempuan saat ini bisa masuk ke dalam bioskop dan juga stadion, tempat mereka tetap akan dipisahkan dengan laki-laki. Para wanita tersebut akan ditempatkan di sebuah area yang dinamakan “lokasi keluarga”, di mana mereka bisa duduk dengan sesama wanita dan juga anak-anak mereka.
Pemerintah Arab Saudi juga meminta pihak stadion dan juga pengelola bioskop untuk mengatur tata letak kursi yang bisa mengakomodir tempat duduk untuk wanita. Dalam laga pertama yang disaksikan oleh wanita tersebut, tercatat setidaknya ada sebanyak 3.000 wanita Arab Saudi yang hadir dalam pertandingan antara Al-Ahli melawan Al-Batiin.
Tidak Mewajibkan Menggunakan Hijab
Mohamed Bin Salman, Putera Mahkota Arab Saudi mengumumkan sebuah kebijakan baru akhir-akhir ini. Wanita di Arab Saudi tidak diwajibkan untuk menggunakan hijab. Kebijakan ini sontak saja membuat banyak wanita Arab Saudi memotong rambut mereka yang panjang menjadi pendek.
Bahkan, gaya rambut pendek ini sekarang sudah bisa dilihat di Riyadh, dan seolah menjadi tren terbaru bagi para wanita di sana. Bukan sekedar ikut-ikutan tren, dengan dilepasnya hijab ini juga, gaya rambut wanita Arab Saudi tersebut juga dilakukan agar mereka bisa ikut bergabung dengan dunia kerja yang dinamis.
Mengikuti perkembangan zaman, sekarang ini penggunaan Hijab sendiri di berbagai negara bukan hanya sekedar untuk menutupi anggota tubuh saja, namun sudah bertransformasi menjadi salah satu terobosan dalam dunia mode. Namun, yang terjadi di Arab Saudi ini justru sebaliknya, wanita di sana merasa bisa lebih bebas untuk berdandan.
Reformasi yang dilakukan oleh Mohamed Bin Salman ini merupakan salah satu Visi 2030, yang nantinya diharapkan Arab Saudi tidak terlalu bergantung kepada minyak saja. Oleh karenanya, Mohamed Bin Salman mengeluarkan kebijakan khusus untuk kaum wanita, dengan tujuan supaya bisa ikut menyumbang sekitar 30 persen angkatan kerja pada 10 tahun terakhir ini. (Latief)