TELENEWS.ID – Pada Rabu malam (26/5/2021), terjadi fenomena gerhana Bulan total yang bisa dilihat banyak orang dari berbagai daerah.
Matahari, Bumi dan Bulan yang berbaris sempurna menyebabkan gerhana Bulan total. Saat bergerak ke bagian terluar bayangan Bumi, Bulan diselimuti bagian paling gelap dari bayangan itu. Akan tetapi Bulan bukannya tampak gelap atau tak terlihat, melainkan memiliki cahaya jingga hingga merah darah.
Namun ternyata ada berbagai mitos tentang gerhana Bulan, seperti yang dikutip dari National Geographic berikut ini:
Menyembuhkan Bulan
Suku asli Amerika dari California Utara yaitu Hupa mempercayai bahwa Bulan memiliki 20 istri dan banyak hewan peliharaan.
Menurut cerita, hewan peliharaan tersebut adalah singa gunung dan ular, dan saat Bulan tidak memberi makan, hewan-hewan tersebut menyerang dan membuat Bulan berdarah.
Lalu istri Bulan datang untuk melindunginya dan ditandai dengan gerhana, mengumpulkan darahnya dan memulihkan kesehatannya.
Sedangkan suku lain di California yaitu Luiseno memiliki kepercayaan bahwa gerhana adalah tanda Bulan sedang sakit, sehingga anggota suku harus melatunkan nyanyian atau doa agar sehat kembali.
Raja pengganti
Director of the Griffith Observatory yaitu E. C. Krupp mengatakan bahwa orang-orang Mesopotamia menganggap gerhana Bulan sebagai serangan tujuh iblis ke bulan.
Budaya Mesopotamia tradisional menghubungkan segala sesuatu yang terjadi di langit dengan Bumi, karena budaya Mesopotamia percaya raja mewakili tanah sehingga gerhana bulan menjadi bentuk serangan terhadap raja mereka.
Krupp menjelaskan bahwa orang-orang Mesopotamia punya kemampuan untuk memprediksi gerhana bulan sehingga mengantisipasi hal itu dengan memasang raja pengganti sebagai penanggung beban serangan apa pun dan orang yang ditunjuk menjadi raja adalah orang yang ‘bisa’ dibuang.
Tetapi meski penggantinya tidak memiliki kekuasaan, dia diperlakukan dengan sangat baik selama gerhana, sementara itu raja yang sebenarnya menyamar sebagai warga biasa. Lalu setelah gerhana, raja pengganti akan menghilang entah kemana.
Melolong ke langit
Seorang peneliti di Lawrence Livermore National Laboratory di California bernama David Dearborn mengatakan bahwa gerhana bukanlah pertanda baik bagi suku Inca dalam hal astronomi.
Hal itu karena mereka percaya bahwa gerhana Bulan total menjadi berwarna merah darah karena seekor jaguar sedang menyerang dan memakan Bulan.
Karena khawatir jaguar tersebut akan menyerang Bumi setelahnya, suku Inca berusaha mengusir hewan itu dengan mengibaskan tombak ke bulan dan juga membuat banyak suara, salah satunya dengan memukuli anjing yang dipelihara sampai melolong ke arah langit.
Pertengkaran Bulan dan Matahari
Mitos yang berikutnya datang dari orang-orang Batammaliba di Togo dan Benin, seperti yang diungkap astronom budaya di University of Western Cape, Bellville, Afrika Selatan yang bernama Jarita Holbrook.
Dia mengatakan bahwa kepercayaan Batammaliba adalah gerhana Bulan terjadi karena Bulan dan Matahari sedang bertengkar hingga bertarung. (Dhe)