TELENEWS.ID – Keberadaan sampah antariksa (debris) di luar angkasa kian mengkhawatirkan. Terakhir, Stasiun Luar Angkasa ISS kembali mengalami kerusakan karena terhantam debris hingga menyebabkan salah satu lengan robotik Canadarm2 berlubang.
Tidak diketahui dengan pasti kapan tabrakan debris tersebut terjadi, namun lubang yang disebabkannya baru terdeteksi dalam inspeksi rutin yang dilakukan tanggal 12 Mei silam. Pihak NASA maupun CSA tengah bekerja sama untuk menyelidiki peristiwa tersebut dan berhasil mengambil foto yang jelas untuk meneliti kerusakan yang ditimbulkan.
Setelah melakukan penelitian, ditemukan bahwa kinerja lengan Canadarm2 tidak terpengaruh dengan kerusakan tersebut. “Kerusakannya terbatas pada sebagian kecil dari tiang lengan dan selimut termal. Canadarm2 terus menjalankan operasi yang direncanakan,” tutur juru bicara Canadian Space Agency / CSA seperti dikutip media Science Alert pada hari Selasa 1 Juni kemarin.
Adapun petinggi CSA menyebut insiden ini sebagai ‘lucky strike’. Pasalnya lengan robot tersebut memiliki ukuran yang cukup kecil dengan panjang 17,6 meter dan diameter 35 cm. Canadarm2 sendiri merupakan lengan robot yang dirancang oleh badan antariksa Kanada (CSA). Lengan robot ini sudah menjadi bagian ISS selama 20 tahun dan berfungsi untuk memanuver objek di luar ISS, seperti kargo.
Kendati ‘hanya’ berdampak kecil, kejadian tersebut seolah menjadi pengingat kembali betapa bahayanya ‘bom waktu’ bernama sampah antariksa / debris. Kendati kini sudah ada teknologi untuk mendeteksi, namun hal tersebut hanya terbatas pada debris berukuran minimal sebesar bola kasti.
Para pengamat mengkuatirkan debris antariksa akan semakin bertambah jumlahnya di masa depan, terlebih saat ini sudah semakin banyak perusahaan yang meluncurkan satelit berukuran kecil. Satelit-satelit tersebut berpotensi menghasilkan sampah dalam jumlah signifikan.
Menurut perkiraan NASA, saat ini setidaknya ada 23 ribu unit muatan yang dibuang, terdiri dari badan roket, dan puing-puing lainnya yang panjangnya lebih dari 10 cm di sekitar bumi.
Meski kali ini ISS cukup beruntung karena insiden ini tidak mengancam nyawa tujuh astronaut disana, ancaman sampah antariksa yang mengintai terus meningkat. Tahun 2020 lalu, ISS sampai harus melakukan manuver darurat sebanyak tiga kali untuk menghindari tabrakan dengan debris di ketinggian 450 km. (Billy Bagus)