TELENEWS.ID – Tanda-tanda kehidupan di luar angkasa semakin terkuak setelah sejumlah ilmuwan melakukan penelitian di Saturnus. Salah satu bulan yang mengitari planet tersebut, Enceladus diketahui menyemburkan gas metana yang sering disebut sebagai salah satu zat yang menyebabkan adanya kehidupan di bumi.
Keberadaan zat tersebut di Enceladus ditemukan oleh ilmuwan menggunakan data yang dikirimkan dari wahana antariksa Cassini milik Nasa. Dari data yang terkumpul, ilmuwan menemukan kandungan gas metana dalam jumlah yang mengejutkan.
Selain gas metana, wahana Cassini juga menemukan adanya molekul dihidrogen dan karbondioksida dalam konsentrasi yang cukup tinggi. Di bumi, dihidrogen merupakan bahan bakar yang digunakan mikroba untuk menghasilkan metana dari karbondioksida. Jika teori tersebut benar, maka kemungkinan besar mikroba juga dapat hidup di Enceladus.
“Kami ingin tahu: Apakah mikroba yang mirip seperti yang ada di Bumi yang ‘memakan’ dihidrogen dan menghasilkan metana bisa menjelaskan jumlah metana yang mengejutkan yang dideteksi oleh Cassini,” tutur Regis Ferriere, ahli biologi dari University of Arizona.
Dalam studi yang dilakukan sebelumnya, ditemukan indikasi bahwa Enceladus memiliki material yang bisa mendukung kehidupan. Bulan tersebut memiliki lautan di bawah permukaannya dengan sumber panas.
Para ilmuwan juga melihat adanya hubungan antara semburan gas di Enceladus dengan lubang hidrotermal yang ada di bumi. Mereka kemudian membuat sebuah model matematis untuk mencari kemungkinan zat metana tersebut diciptakan secara biologis.
Kendati demikian, ilmuwan tidak secara gamblang menyatakan bahwa ada kehidupan di Enceladus. Mereka hanya menyebut bahwa mikroba merupakan salah satu hal yang bisa menjelaskan data tersebut. Dibutuhkan penelitian lebih lanjut dan terarah untuk memastikan apakah benar-benar ada kehidupan di salah satu bulan planet Saturnus itu.
“Mencari mikroba seperti itu, yang dikenal sebagai metanogen, di dasar laut Enceladus akan membutuhkan misi penyelaman yang sangat menantang yang tidak bisa dicapai dalam beberapa dekade,” pungkas Ferriere.
Adapun Enceladus bukan satu-satunya tempat di tata surya yang menghasilkan gas metana. Roer Curiosity milik NASA di planet Mars juga menemukan zat serupa di permukaan, padahal wahana lainnya di orbit tidak mendeteksi hal tersebut. (Billy Bagus)