TELENEWS.ID – Sejak invasi Rusia terhadap Ukraina dimulai, banyak negara-negara Barat dan Eropa bergerak untuk menghentikan Rusia. Salah satu cara yang mereka lakukan adalah memberikan berbagai macam sanksi kepada Rusia baik dari sisi ekonomi, perdagangan, hubungan internasional, dan sosial.
Tujuan dari sanksi ini adalah menjatuhkan perekonomian Rusia agar mereka tidak memiliki cukup dana untuk melanjutkan invasinya terhadap Rusia. Ada sekitar 424 perusahaan di Rusia yang menarik diri dan menghentikan bisnisnya.
Beberapa perusahaan yang diketahui berhenti beroperasi di Rusia adalah Apple, Google, Facebook, Oracel, Shell, TotalEnergies, ExxonMbil, Netflix, Disney, Paramount Pictures, Ford, Mercedes Benz, BMW, Harley Davidson, Volvo, General Motors. Ada juga perusahaan pengiriman seperti FedEx, MSC, Maersk, dan UPS. Sedangkan untuk perusahaan perbankan seperti RBI Bank, Mastercard, dan Visa. Ada juga Nike, H&M, Nokia, Ericsson, Boeing, AirBus, Spotify, dan masih ratusan perusahaan lain.
Namun, hingga saat ini invasi Rusia terhadap Ukraina masih terus bergulir hampir empat bulan lamanya. Berhenti beroperasinya semua perusahaan ini seperti tidak memberikan efek apapun terhadap Rusia. Walaupun jika dilihat dari nilai mata uang, nilai mata uang rusia turun sekitar 50% sejak 24 Februari 2022.
Hal ini tidak membuat perekonomian Rusia goyang dan negara tetap masih mendapatkan pendapatan bahkan dari negara-negara Eropa yang masih bergantung pada Rusia. Ternyata Rusia memasok 40% kebutuhan gas alam untuk negara barat dan eropa.
Hal ini yang masih belum bisa ditinggalkan negara-negara tersebut walaupun menjatuhkan sanksi kepada Rusia. Bahkan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang mengancam tidak akan memasok gas alam kepada negara yang masih memberikan sanksi kepada Rusia. Adapun negara yang membutuhkan pasokan gas alam dari Rusia antara lain Amerika Serikat, Inggris, Jepang, dan Perancis.
Sementara itu Rusia juga menjadi pemasok 45,5% minyak ke berbagai negara di Eropa. Adapun negara pengimpor minyak terbesar dari Rusia antara lain Belarus, Kuba, Curacao, Kazakhstan, Latvia, Slovakia, Finlandia, Azerbaijan, Hungaria, Lithuania, Bulgaria, Polandia, Serbia, Republik ceko, Turki, Estonia, Belanda, Myanmar, Romania,, Jerman, China, Colombia, Selandia baru, Swedia, Kroasia, Denmark, Yunani, Italia, Norwegia, Portugal, Korea Selatan, Australia, Belgia, Perancis Kirgistan, Filipina, UEA, Spanyol, Inggris, Amerika Serikat, Australia, Kanada, India, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Swiss.
Dari hasil penjualan semua sumber daya alam ini, Rusia masih mampu mendapatkan lebih dari 320 miliar Dollar AS. Bahkan menurut penelitian, jumlah ini bertambah 30% lebih besar dari tahun 2021 dikarenakan harga minyak dunia yang terus naik akibat invasi yang dilakukan Rusia. (Angela Limawan)