TELENEWS.ID – Dikutip dari India Times dan ABP Live, Elon Musk memutuskan untuk tidak berinvestasi di India dalam membangun pabrik mobil Tesla dan menjadikan India basis produksi mobil Tesla terbesar di Asia Pasifik. Kedua media India tersebut menyalahkan pemerintah India yang dianggap terlalu menekan Elon Musk dan memaksanya untuk menuruti keinginan pemerintah India tanpa memikirkan bisnis Elon Musk sendiri sebagai investor.
Padahal rencana Elon Musk untuk membangun pabrik mobil Tesla di India sudah sangat lama dikoordinasikan dengan pemerintah India. Bahkan Elon Musk sudah mengangkat seorang dari India yaitu Nishant Prasad untuk menjadi CEO produksi mobil Tesla ke nantinya. Elon Musk sangat tertarik untuk menjadikan India sebagai basis produksinya karena pasar di India sangat besar. Penduduk di India jumlahnya empat kali lipat dari jumlah penduduk di Indonesia.
Pertama pemerintah India memaksa Elon Musk untuk menggunakan produk lokal sebagai bahan baku pembuatan mobil Tesla dan melarang Elon Musk untuk import barang mentahnya. Hal ini tidak diinginkan Elon Musk karena Elon Musk berencana untuk memperluas pasar mobil Tesla secara Internasional dulu sebelum dia memperluas pasarnya di dalam negara India sendiri.
Jika menggunakan bahan baku lokal, maka nilai brand Tesla akan jatuh dan masyarakat luar negeri belum tentu cocok dan menjadi kendala dalam memperluas pasar Internasional. Bahkan pemerintah India juga memaksa Elon Musk untuk bekerja sama dengan produsen lokal yang juga ikut memproduksi mobil Tesla.
Selain itu Elon Musk juga meminta pajak import diturunkan karena jika produksi di India berjalan, import bahan produksi akan sangat besar. Namun pemerintah India menolak hal ini dan akan tetap menagih pajak biaya produksi yang mahal jika Elon Musk tetap mengandalkan barang import daripada bahan lokal. Karena hal inilah Elon Musk batal membuka pabrik di India.
Hal ini yang dimanfaatkan Indonesia dengan bertemunya Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Maritim dan Investasi (Menko Maves) dengan Elon Musk di pabrik mobil Tesla beberapa waktu lalu. Bahkan Presiden Jokowi pun menyempatkan diri bertemu dengan Elon Musk setelah kunjungannya di acara KTT Asean – Amerika Serikat selesai. Bukan karena mengemis kepada Elon Musk untuk berinvestasi di Indonesia, namun menawarkan peluang untuk keuntungan Elon Musk dan pabrik mobil Tesla itu sendiri.
Keuntungan dari Indonesia adalah memiliki cadangan nikel yang sangat diperlukan Elon Musk sebagai bahan baku utama listrik dan baterai mobil Tesla. Bahkan selain pabrik mobil, Elon Musk jika bisa membuat pabrik baterai sendiri di Indonesia.
Presiden Jokowi juga sudah menyiapkan lahan untuk dijadikan sebagai kawasan industry di Batang, Jawa Tengah untuk pabrik Tesla nantinya. Sedangkan keuntungan yang akan dimiliki Indonesia, adalah pendapatan tinggi dari pembelian nikel oleh Elon Musk.
Pendapatan tinggi negara juga didapat dari pajak pabrik dan import bahan lain untuk produksi. Pendapatan dari hasil ekspor mobil Tesla itu sendiri. Kemajuan teknologi dan sumber daya manusia yang bekerja di pabrik Elon Musk. Penyerapan tenaga kerja hingga roda ekonomi akan semakin maju di kawasan industry sekitar pabrik.(Angela Limawan)
