TELENEWS.ID – Bos besar Tesla, Elon Musk resmi mengakuisisi Twitter dengan membayar 44 miliar US Dollar atau setara dengan 635 triliun rupiah. Dibalik akuisisi Twitter oleh Elon Musk ini muncul dugaan bahwa pemilik Twitter baru ini akan mendepak beberapa petinggi Twitter.
Salah satu yang santer terdengar adalah pemecatan CEO Twitter saat ini, Parag Agrawal. Parag Agrawal adalah CEO baru Twitter yang menggantikan Jack Dorsey kurang dari enam bulan.
Menurut Agrawal, sejak Twitter diakuisisi oleh Elon Musk, dirinya dan tim bersama Elon Musk sudah tidak sejalan lagi. Agrawal sendiri memiliki tujuan dan relevansi berbeda dengan Musk.
Agrawal sendiri juga sempat menyatakan adanya “gangguan di depan” sebelum Elon Musk akhirnya mengakuisisi penuh Twitter.
Dikutip dari Business Insider, jika Agrawal benar-benar dipecat dari Twitter, maka dia akan mendapatkan sekitar 42 Juta US Dollar selama 12 bulan setelah perubahan struktur kepemimpinan dilakukan. Saat ini memang Elon Musk sudah membeli Twitter, namun proses akuisisi dan restrukturisasi perusahaan masih berjalan. Selama hal itu, Agrawal akan tetap menjadi CEO Twitter sampai proses akuisisi selesai.
Salah satu perubahan yang akan dilakukan Elon Musk adalah merubah Twitter menjadi perusahaan privat yang tidak akan lagi terdaftar di bursa saham Amerika Serikat. Para pemegang saham akan menerima masing-masing sekitar 54,20 US Dollar atau sekitar Rp.750,000,- per saham bagi semua pemegang saham yang melepas saham mereka. Hal ini merupakan syarat dari sebuah perusahaan jika tidak mau lagi menjadi perusahaan publik.
Menanggapi rencana Elon Musk ini, pendiri Twitter, Jack Dorsey menanggapi di akun resmi Twitternya. Dia menganggap ini adalah salah satu solusi dari permasalahan Twitter saat ini. Menurutnya selama ini Twitter dijalankan berdasarkan pendapat dari stakeholder (pemegang kepentingan) dan mengandalkan iklan untuk bisnis utamanya.
Jack berharap Twitter dapat berdiri sendiri tanpa terombang-ambing dengan pendapat pemegang saham. Hal ini sejalan dengan fungsi sebenarnya dari media sosial tersebut, dimana menjadi suatu wadah untuk masyarakat global bukan menjadi wadah untuk bisnis segelintir kalangan.
Menjadi perusahaan swasta privat akan membantu Twitter berjalan lebih baik dan stabil dengan satu nahkoda pasti dan tidak terpengaruh bahkan terikat dengan berbagai kepentingan berbeda dari para investor. Elon Musk akan dengan leluasa membuat dan menjalankan strategi bisnis untuk Twitter tanpa memikirkan kepentingan investor. (Angela Limawan)
