TELENEWS.ID – Erick Tohir yang menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mengaku yakin jika dua proyek besar yang sedang berlangsung saat ini akan kelar pada akhir tahun ini. Dua proyek besar angkutan kereta yaitu proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung dan juga LRT Jabodetabek menjadi prioritasnya saat ini. Seperti diketahui, Kereta Cepat Jakarta-Bandung dikelola oleh Pt Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) dan LRT Jabodetabek digarap oleh PT Adhi Karya Tbk.
Erick menuturkan bahwa saat ini proyek pembangunan LRT Jabodetabek telah mencapai 80 persen sejak dimulai pada tahun 2015 lalu hingga kini. Sementara untuk proyek KCJB, saat ini telah mencapai kurang lebih 78 persen.
Menurutnya, banyak pihak yang meragukan kedua megaproyek nasional tersebut. Namun pemerintah mengeluarkan segenap upaya serta support dari Komisi VI yang langsung turun tangan membuat kedua proyek tersebut diyakini akan kelar tepat waktu.
Oleh karena itu untuk bisa menyelesaikan kedua proyek pembangunan tersebut, bantuan sekitar Rp7 triliun telah disertakan oleh Penyertaan Modal Negara (PNM). Bantuan tersebut terdiri dari Rp4,3 triliun untuk memenuhi base equity KCIC dan Rp2,7 triilun untuk menyelesaikan pembangunan LRT.
Di lain pihak, Kartika Wirjoatmodjo selaku Wakil Menteri BUMN menambahkan untuk saat ini progress proyek LR Jabodetabek telah mencapai kurang lebih 85 persen. Namun ada kendala di lambatnya bagian depo, sehinga jika dirata-rata progresnya baru mencapai 71 persen. Dirinya menjelaskan bahwa secara terpisah progress pembangunan lintasan kereta dari Cibubur atau dari Bekasi hingga landmark jalan Sudirman telah mencapai 90 persen.
Proyek pembangunan sejumlah stasiun pun saat ini sedang berada dalam tahap penyelesaian. “Depo Bekasi memang agak tersendat pembangunannya, karena adanya pembebasan tanah terlambat dan biaya proyek meningkat,” ujarnya. Dirinya menambahkan jika terjadi keterlambatan dalam proyek pembangunan karena pembebasan lahan, maka pemerintah harus bertanggung jawab sebagaimana tertera dalam Peraturan Presiden proyek LRT Jabodetabek.
Oleh karena itu proyek LRT Jabodetabek ini membutuhkan modal tambahan sebesar Rp2,7 triliun. Tambahan dana tersebut akan diberikan oleh pemerintah kedalam PMN ke PT KAI selaku operator LRT Jabodetabek.
Kereta Cepat Jakarta-Bandung pun mengalami kondisi yang tidak jauh berbeda. Anggaran membengkak karena pembebasan lahan yang terlambat. Kartika menuturkan bahwa anggaran yang harus ditutupi untuk proyek ini kurang lebih USD1,4 hingga USD1,9 atau sekitar Rp1,9 hingga Rp26,6 triliun. Namun dirinya menambahkan jika biaya tersebut saat ini sedang dinegosiasikan dengan pihak China. (Neidi)