TELENEWS.ID – Tim khusus akan dibentuk oleh Kepolisian Resor (Polres) demi mengungkap kasus kematian gajah Sumatera yang ditemukan tanpa kepala. Kejadian ini terjadi di sebuah perkebunan sawit.
AKBP Eko Widiantoro selaku Kapolres Aceh Timur menuturkan bahwa pihaknya akan segera membentuk tim khusus untuk mengungkap kasus tersebut dan segera menemukan pelakunya.
AKBP Eko menduga bahwa gajah tersebut mati akibat diburu oleh oknum yang tak bertanggungjawab. Indikatornya bisa dilihat dari dipenggalnya kelapa gajah dan juga ada dugaan gajah tersebut memang diburu untuk kemudian diambil gadingnya.
Dirinya menuturkan bahwa sudah ada lima orang yang telah dimintai keterangan perihal terbunuhnya gajah tanpa kepala yang terjadi di perkebunan sawit PT Bumi Flora yang terletak di Desa Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, akhir pekan lalu.
Lalu Polres juga melakukan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber daya Alam (BKSDA) Aceh untuk segera membongkar kasus kematian gajah tersebut. BKSDA harus dilibatkan karena mereka adalah pihak yang berkompeten untuk mengurusi satwa yang dilindungi.
AKBP Eko kembali menuturkan bahwa BKSDA juga telah menemukan hasil nekropsi di lapangan yang sangat diperlukan untuk membantu menyelidiki dan menyidik kasus kematian gajah tanpa kepala yang dilindungi oleh Undang-Undang tersebut.
AKBP Eko mengungkapkan bahwa selama ini pihaknya dan BKSDA telah melakukan kerja sama untuk menangani satwa liar. Salah satu kegiatan yang dilakukan oleh kedua belah pihak adalah memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pengawasan satwa yang dilindungi.
Polres pun berkomitmen untuk segera mengungkap kasus kematian gajah tanpa kepala tersebut. Pihaknya juga akan segera meringkus pelakunya dan menindaknya sesuai dengan hukum yang berlaku.
Sementara itu, Agus Arianto selaku Kepala BKSDA Aceh menuturkan bahwa bangkai gajah yang tergeletak tanpa kepala tersebut ditemukan di area Jambo Reuhad.
Setelah pihaknya menerima informasi dari pihak kepolisian, tim segera diutus untuk turun langsung ke lapangan. Pihaknya pun menduga bahwa gajah tersebut mati karena para pelaku memburu gading mereka.
Nekropsi yang dilakukan menghasilkan adanya dua bungkus plastik yang diyakini sebagai racun yang ditemukan di dalam lambung gajah. Dugaan gajah tersebut mati akibat racun yang terdapat di dalam saluran pencernaan.
Nekropsi dan olah TKP dilakukan oleh tim BKSDA dan polisi pada hari Senin (13-07-2021). Kemudian, sampel racun yang ditemukan di lambung gajah akan dibawa ke lab untuk dilakukan pemeriksaan.
Fakta lain yang ditemukan oleh tim gabungan adalah belalai gajah yang ditemukan 10 meter dari gajah yang ditemukan tanpa kepala tersebut. Agus menuturkan bahwa gading gajah tersebut sudah tidak bisa ditemukan.
Agus kembali menjelaskan bahwa gajah Sumatera adalah salah satu hewan liar yang dilindungi dan masuk ke dalam daftar satwa yang menuju kepunahan berdasarkan laporan dari The International Union for Conservation of Nature (IUCN).
BKSDA Aceh pun memberikan himbauan kepada warga untuk ikut dalam program melestarikan satwa liar terutama gajah Sumatera. Sosialisasi pun telah dilakukan untuk tidak merusak hutan yang memang menjadi habitat para satwa liar tersebut. Dan yang lebih penting adalah tidak memburu satwa liar demi kepentingan pribadi atau komersil. (Neidi)
