TELENEWS.ID – Pengembangan energi panas bumi yang dikelola oleh Star Energy Geothermal Salak, Ltd (SEGS) saat ini sedang menjadi salah satu program utama yang ingin dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Bogor. Energi panas bumi ini nantinya akan berfunsi sebagai energi yang dapat menghasilkan listrik.
Budi Cahyadi Wiryadi sebagai Kepala Bagian Sumber Daya Alam Kabupaten Bogor mengungkapkan bahwa energi panas bumi yang dikembangkan di wilayah Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) tersebut akan menjadi sumber bermanfaat untuk pemerintah daerah. Kawasan yang terletak di Kecamatan Pamijahan itu tidak akan pernah habis dipakai karena masuk kedalam kategori energi yang terbarukan. Selain itu, Pemda juga akan mendapatkan bonus produksi yang bisa dimanfaatkan untuk proyek pembangunan.
Budi menjelaskan bahwa bonus produksi tersebut akan diterima oleh pihak Pemkab Bogor setiap triwulan per tahunnya. Desa-desa di Kecamatan Pamijahan akan mendapatkan 70% keuntungan. Sementara itu 30% menjadi hak Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk mengelolanya di Kabupaten Bogor.
Di lain pihak, Iwan Azof selaku Manajer Komunikasi Star Energy Geothermal Ltd menuturkan bahwa kegiatan pengeboran atau drilling sumur tambahan sudah direncanakan. Kegiatan tersebut akan dimulai pada bulan Juli 2021 sampai Januari 2022.
Sebelumnya sosialisasi terlebih dilakukan oleh SEGS pada hari Senin (21-06-2021) di Kantor Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Perwakilan beberapa tokoh masyarakat dan Muspika menghadiri sosialisasi tersebut.
Lalu pada hari Selasa (22-06-2021) juga dilakukan sosialisasi untuk para warga yang tinggal di Dusun Cigaherong, Desa Purwa Bakti, Kecamatan Pamijahan.
“Sosialisasi dilakukan untuk menggodok rencana kegiatan pengeboran yang segera akan dieksekusi oleh SEGS untuk mengelola pasokan uap yang ada di Gunung Salak. Hal tersebut sangat penting agar produksi energi listrik PLTP Salak bisa dipertahankan sebesar 377 megawatt (MW) yang diperuntukkan untuk dunia bisnis dan masyarakat. Kami sangat berterima kasih karena sosialisasi berjalan dengan baik dan mengapresiasi masukan yang sangat membangun dari para warga untuk kami,” ujar Iwan.
SEGS menjamin bahwa kegiatan drilling tersebut tidak akan menyebabkan gempa bumi atau mempengaruhi kapasitas air sumur masyarakat sekitar mengingat pengeboran dilakukan pada kedalaman 1,5 hingga 3 kilometer dari permukaan tanah.
SEGS melalui manajemen mereka juga menjamin bahwa aktivitas pengeboran ini akan menerapkan protokol kesehatan dan SOP yang ketat untuk mencegah dan menghindari adanya penularan virus Corona di kawasan pekerjaan.
Diharapkan kegiatan tersebut bisa memberikan keuntungan bagi para warga sekitar dari segi ekonomi mengingat para pekerja akan melakukan segala aktivitasnya disana. Bahkan para warga sekitar juga bisa mendapatkan kesempatan kerja non-skill yang ada di kawasan proyek.
Iwan pun tak lupa mengucapkan rasa terima kasihnya atas dukungan yang luar biasa dari Muspika, Muspida, Polri, TNI dan masyarakat setempat sehingga pengembangan PLTP Salak ini bisa berlangsung dengan lancar. Iwan pun sangat optimistis bahwa dengan dukungan dari beberapa pihak, kegiatan pengeboran ini dapat selesai dengan tepat waktu.(Neidi)