TELENEWS.ID – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mengkonfirmasi melalui Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan mereka, Anang Rizkani Noor bahwa pihaknya akan menjual penamaan untuk 17 halte transjakarta. Sistem penjualan nantinya akan ditujukan kepada beberapa perusahaan melalui lelang dengan nilai jual setiap halte yang berbeda-beda. Peserta yang memenangkan lelang nantinya berhak memiliki halte tersebut untuk penamaan selama jangka waktu lima tahun ke depan.
Sayangnya, Anang enggan memberitahu detail target pemasukan dari penjualan penamaan halte ini, namun Anang mengklaim sudah banyak perusahaan yang tertarik untuk mengikuti lelang ini. Bahkan Anang juga menjelaskan perusahaan juga lebih tertarik melakukan branding dan promosi di halte transjakarta ini ketimbang di stasiun MRT. Selain akan diisi oleh penamaan di 17 halte, ada 46 halte transjakarta yang juga akan mulai dilakukan revitalisasi. Adapun halte yang akan direvitalisasi antara lain satu halte ikonik, empat halte terintegrasi, dan sisanya halte biasa.
Halte ikonik sendiri antara lain Halte Sarinah, Halte Bundaran HI, Halte Tosari, dan Halte Dukuh Atas 1. Sedangkan halte dengan sifat terintegrasi antara lain halte yang tersambung langsung dengan stasiun KRL Jabodetabek, MRT Jakarta, dan LRT Jakarta. Seperti Halte Cikoko Stasiun Cawang, Halte Stasiun Jatinegara, Halte Kebon Pala, dan Halte Juanda.
Direktur Utama PT Transjakarta, M.Yana Aditya menyebutkan perusahaan BUMD miliki pemerintah provinsi DKI Jakarta tersebut membutuhkan dana sebesar 600 miliar rupiah untuk melakukan revitalisasi 46 halte tersebut. Seluruh dana tersebut akan bersumber dari kas PT Transjakarta seluruhnya. Salah satu revitalisasi yang akan dilakukan adalah mempercantik tampilan halte yang sudah ada serta memperluas beberapa halte dan menjadikan halte tersebut seperti halte Harmoni saat ini.
Adapun tujuan dari revitalisasi ini diadakan adalah untuk mengurangi kepadatan dan penumpukan penumpang saat menunggu transjakarta datang. Selain itu, banyaknya halte busway yang sudah lama juga perlu adanya peremajaan bangunan untuk memaksimalkan keamanan pengguna. Diharapkan ke depan dengan revitalisasi ini, masyarakat Jakarta dan sekitarnya semakin banyak yang beralih menggunakan mode transportasi umum dibandingkan kendaraan pribadi. Target penyelesaian revitalisasi ini adalah sebelum waktu triwulan ketiga tahun 2022 ini. Selain itu PT Transjakarta juga berencana membangun halte bus baru di Sudirman-Thamrin yang akan terintegrasi dengan stasiun MRT. (Angela Limawan)