TELENEWS.ID – Para pembaca Telenews mungkin menyadari bahwa beberapa hari terakhir ini, harga cabai benar-benar sedang melonjak tinggi. Bahkan di beberapa pasar tradisional, harga cabai bisa menembus angka hingga 100 ribu Rupiah per kilogramnya.
Koordinator Nasional Komiter Rakyat untuk Kedaulatan Pangan (KRKP) Said Abdullah mengatakan bahwa produsen cabai yang hanya berpusat pada beberapa daerah saja, menjadikan panen cabai tidak merata dan tidak bisa didistribusikan dengan baik.
“Seperti kita tahu produksi cabai tidak merata di semua tempat jadi sentra produksinya terpusat di daerah tertentu saja,” katanya. “Oleh karenanya sebaran distribusi juga seringkali tidak merata, situasi ini sangat rentan ketika terjadi gangguan di distribusi,” tambah Said Abdullah lagi.
Said juga menyebut iklim tahun ini dimana musim hujan lebih lama dibandingkan musim kemarau, juga mempengaruhi mahalnya harga cabai yang menembus kisaran angka 100 ribuan itu.
“Selain faktor itu, gangguan produksi bisa memperberat situasi yang ada saat ini. Tahun ini hujan lebih banyak dibandingkan musim lalu. Tingginya intensitas hujan mengganggu budidaya terutama dengan munculnya hama penyakit cabai seperti busuk buah dan lain-lain,” terangnya.
Mahalnya harga cabai tentu menjadi hal yang sangat meresahkan untuk banyak orang. Apalagi masyarakat Indonesia dikenal gemar sekali dengan makanan yang memiliki cita rasa pedas menusuk lidah.
Namun mahalnya harga cabai ini rupanya memberikan sedikit manfaat bagi kita. Itu artinya kita bisa mengurangi konsumsi makanan pedas, yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, seperti:
- Mengurangi risiko gangguan pencernaan
Fakta bahwa makan makanan pedas adalah salah satu penyebab paling umum di balik sakit perut dan diare. Menurut sebuah penelitian ilmiah, capsaicin atau zat kimia penyebab pedas pada cabai yang dikonsumsi secara berlebihan, dapat mengiritasi lapisan perut. Gejala yang dihasilkan dari terlalu banyak capsaicin termasuk mual, muntah,sakit perut, dan diare. - Kamu tidak akan mudah berjerawat
Mungkin tak banyak yang tahu bahwa makanan pedas bisa memicu brekaout pada wajah dan gangguan kulit lain seperti jerawat dan eksim. “Makanan pedas dapat menyebabkan orang berjerawat,” ujar Rebecca Tung, MD, seorang dokter kulit yang di Florida. “Ketika makanan pedas menyebabkan peradangan pada usus, terkadang peradangan ini juga dapat terlihat pada kulit yang memerah, berjerawat, atau bahkan eksim” tambahnya lagi. - Bisa menghindari insomania
Salah satu manfaat lain dari mengurangi makanan pedas adalah menurunkan risiko terjadinya insomnia. “Makanan pedas dan asam dapat mengganggu tidur karena menyebabkan mulas,” kata para ahli kesehatan di WebMD. “Mulas sangat bermasalah bagi orang-orang dengan penyakit refluks gastroesofageal (GERD).” Menurut banyak ahli kesehatan, makan makanan pedas mendekati waktu tidur tidak disarankan karena berbaring justru dapat memperburuk ketidaknyamanan yang dirasakan. - Mengurangi kemungkinan terjadinya iritasi tenggorokan
Menurut pakar kesehatan di The Mayo Clinic, mengkonsumsi terlalu banyak makanan pedas merupakan salah satu hal yang bisa mengiritasi tenggorokan. Jika kamu adalah seseorang yang menderita refluks asam, terlalu sering mengkonsumsi makanan pedas dapat menyebabkan tidak hanya muntah tetapi juga rasa sakit, bengkak, dan suara yang serak. - Bermanfaat untuk mereka yang punya alergi
Beberapa orang yang memiliki alergi kulit tertentu sangat sensitif pada pedas yang dihasilkan oleh cabai. Menurut Barry Green, Ph.D., dari John B. Pierce Laboratory di New Haven, Conn, bahkan hanya menyentuh makanan pedas berpotensi memicu alergi. “Makanan pedas merangsang reseptor di kulit yang biasanya merespons panas,” jelasnya.
“Reseptor tersebut adalah serat nyeri, yang secara teknis dikenal sebagai nosiseptor polimodal. Mereka merespons suhu ekstrem dan stimulasi mekanis yang intens, seperti mencubit dan memotong; juga merespons pengaruh kimia tertentu. Sistem saraf pusat dapat dikacaukan ketika rasa sakit ini serat dirangsang oleh bahan kimia, seperti yang ada di cabai” ujarnya lagi. (Yuyun Amalia)