TELENEWS.ID – Koordinasi terus dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Bogor untuk memantau harga sembako di beberapa pasar sepekan jelang bulan suci Ramadhan. Dari hasil pantauan, belum ada kenaikan harga sembako yang signifikan dan cenderung masih stabil.
Disperdagin pun terus melakukan komunikasi dengan Bulog, Kementerian Pertanian dan dinas terkait untuk memantau pendistribusian sembako agar terus lancar dan tidak mengalami kenaikan harga.
Menurut data yang dirilis oleh Disperdagin tentang perkembangan harga sembako pada pekan lalu, menunjukkan bahwa harga cabai rawit merah Rp 90.000 per kg. Sementara cabai merah keriting di harga Rp 50.000 per kg dan telur ayam broiler Rp 23.000 per kg. Lalu harga ayam broilernya sendiri berada di Rp 38.000 per kg. Dan harga daging sapi memang terjadi kenaikan Rp 5000 dari dua minggu lalu menjadi Rp 120.000 per kg.
“Dua pasar besar di Kota Bogor yaitu Pasar Kebon Kembang dan Pasar Bogor telah kami pantau harga-harga sembako disana,” ujar Muhamad Soleh selaku Kepala Bidang Sarana dan Komoditi Disperdagin pekan lalu.
Sholeh berujar bahwa harga-harga sembako di Kota Bogor cenderung masih stabil sehingga belum adanya lonjakan harga yang signifikan jelang Ramadhan.
Sholeh melanjutkan bahwa beberapa komoditi memang harganya naik seperti daging sapi, ayam dan telur yang biasanya banyak perputarannya sering terjadi beberapa hari jelang bulan puasa.
Namun tambahnya, menurunnya daya beli para warga terjadi pada pandemi Covid-19 ini karena ekonomi yang sedang sulit. Sholeh pun menerangkan bahwa warga yang datang ke pasar tradisional pun sangat menurun dengan rataan 30%. Sementara pembeli yang mengunjungi ritel atau swalayan pun juga menurun hingga 30%.
Mengenai harga cabai yang cukup tinggi, Sholeh menuturkan bahwa cabai memang di pasok dari daerah Jawa Timur sehingga harganya masih cenderung tinggi. Hal ini terjadi karena daerah-daerah tersebut sedang mengalami pasang surut sehingga tidak maksimalnya hasil panen.
“Pasokan dari daerah-daerah sangat krusial bagi kami karena Bogor bukan kota penghasil atau produsen. Mengenai harga cabai yang tinggi, hal ini terjadi karena faktor cuaca namun biasanya harga akan berangsur turun ketika musim panen tiba,” tambah Sholeh.
Pihak Disperdagin biasanya menghelat Operasi Pasar Murah (OPM) beberapa hari jelang Ramadhan atau ketika bulan puasa di enam kecamatan. Namun sepertinya tahun ini tidak bisa digelar seperti tahun-tahun sebelumnya mengingat dana untuk OPM sementara digunakan untuk penanganan pandemi Covid-19.
Sholeh menuturkan, bahwa Provinsi selalu mengeluarkan anggaran untuk OPM. Sementara Disperdagin hanya bertanggung jawab dalam hal-hal operasional saja seperti biaya penyewaan tenda, biaya pengangkutan barang dan lain-lain. (Neidi).