TELENEWS.ID- 25 Desember merupakan hari besar bagi setiap umat Nasrani di seluruh belahan dunia. Mereka menyambut suka cita Hari Raya Natal dengan pergi beribadah ke gereja dan berjumpa dengan sanak saudara.
Akan tetapi, Hari Raya Natal tahun ini berbeda dengan sebelumnya. Tahun ini kita semua dihadapkan dengan adanya pandemi Covid-19 yang membuat perayaan terasa berbeda.
Melihat badai pandemi Covid-19 yang belum juga usai, maka Kementerian Agama menerbitkan Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Ibadah dan Perayaan Natal 2020. Panduan tersebut tertulis dalam Surat Edaran Menteri Agama No: SE. 23 Tahun 2020.
Surat Edaran itu ditandatangani Menag Fachrul Razi tanggal 30 November 2020 lalu. Terdapat lima poin dalam ketentuan Surat Edaran Menteri Agama terkait Panduan Penyelenggaraan Kegiatan Ibadah dan Perayaan Natal di Masa Pandemi COVID-19.
- Ibadah dan perayaan Hari Raya Natal dilaksanakan secara sederhana.
- Ibadah dan perayaan Natal diselenggarakan secara kolektif di rumah ibadah dan juga disiarkan secara daring dengan tata ibadah yang telah disiapkan.
- Jumlah umat yang dapat mengikuti kegiatan lbadah dan Perayaan Natal secara kolektif tidak melebihi 50% dari kapasitas rumah ibadah.
- Kewajiban pengurus dan pengelola rumah ibadah untuk menerapkan protokol kesehatan yang telah ditentukan.
- Kewajiban umat yang akan mengikuti kegiatan Ibadah dan Perayaan Natal secara kolektif pun harus menerapkan protokol kesehatan.
Sementara, Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menganjurkan agar ibadah Natal dan Tahun Baru 2020 dilakukan secara virtual. Upaya ini dilakukan guna menekan penyebaran Covid-19.
Sekretaris Umum PGI, Pdt Jacklevyn Frits Manuputty menuturkan, jika ada gereja yang memungkinkan digelarnya ibadah Natal secara langsung, harus berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 setempat. Pastinya, dalam perayaan tersebut harus memberikan batas dan penerapan protokol kesehatan.
PGI pun menghimbau kepada jemaat untuk tidak menggelar open house. Dan perayaan Hari Raya Natal diminta untuk dilakukan secara sederhana.
Senada dengan PGI, dalam perayaan Natal tahun ini Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) pun akan menggelar misa secara online atau live streaming.
Namun, ada juga misa yang digelar secara tatap muka di gereja. Sesuai dengan SK 763/3512/2020, Keuskupan Jakarta menetapkan, paroki sudah memenuhi persyaratan, diperbolehkan menambah jumlah misa offline.
Penerapan perayaan misa offline sebanyak dua kali pada tanggal 24 Desember 2020. Dan dua kali misa offline di tanggal 25 Desember 2020.
Ada beberapa syarat untuk jemaat dapat mengikuti misa offline atau tatap muka di perayaan Natal tahun ini.
- Jemaat harus mendaftar online lewat situs Belarasa.id.
- Usia jemaat untuk mengikuti misa offline berkisar 18-59 tahun, selebihnya mengikuti dengan misa online.
- Umat yang diizinkan misa hanya warga dalam satu paroki. Artinya jemaat paroki lain tidak boleh. Apalagi warga dari luar kota.
Setelah berhasil mendaftar di Belarasa, jemaat akan mendapatkan QR Code untuk di scan sebelum masuk gereja.
Untuk jumlah jemaat yang diperbolehkan mengikuti misa offline hanya 20 persen dari kapasitas gereja.
Dengan diterapkannya perayaan misa online dan dibatasinya misa offline, diharapkan seluruh umat nasrani tetap khidmat dan suka cita menyambut Hari Raya Natal. (Dion)
