TELENEWS.ID – Belum lama ini jagat media sosial dihebohkan dengan tindakan beberapa oknum tenaga kesehatan yang konten mereka viral di TikTok. Sayangnya bukan karena hal positif, para nakes ini viral lantaran konten mereka yang justru mencoreng nama baik tenaga kesehatan.
Yang pertama seorang nakes wanita membuat heboh saat dia curhat memasang kateter urine pada pasien pria. Nakes wanita ini diduga melakukan pelecehan seksual sehingga membuta pihak rumah sakit tempatnya magang mengeluarkan statement mereka.
“Menanggapi konten video yang sedang viral di media. Kami menyampaikan bahwa yang bersangkutan bukan merupakan pegawai RSUD,” tegas mereka. Belum mereda kasus ini, muncul lagi video seorang nakes wanita yang membuat konten dengan bayi-bayi yang baru lahir.
Yang membuat geram, nakes ini tampak menempelkan maskernya di wajah sang bayi, mencubit dan meremas wajah bayi yang baru lahir. Tentu saja netizen merasa tindakan ini kurang pantas, mengingat kulit bayi tentu sangat sensitif dan risiko tertular kuman dan bakteri yang mungkin ada pada masker yang dipakai oleh oknum nakes tersebut.
Dua hal di atas hanyalah contoh aksi kontroversial dan kurang terpuji yang dilakukan orang untuk bisa viral di media sosial. Namun rupanya keinginan untuk bisa viral dan terkenal itu, bisa dijelaskan secara psikologis.
Psikolog klinis dari Tiga Generasi, Alfath Megawati mengungkapkan ingin dikenal, mendapatkan endorse atau uang, dan validasi atau kebanggaan jadi alasan utama mengapa banyak orang ngebet ingin viral di media sosial.
“Dengan menjadi viral, mereka pasti menjadi sorotan juga. Dengan demikian pasti ada anggapan jika dia cocok dijadikan panutan,” kata Ega. “Ada keuntungan secara material yang ingin didapat. Supaya bisa juga menunjukkan kalau dia bisa beli ini dan itu. Saat mereka viral, mereka bisa jadi role model jadi banyak orang. Hal ini juga yang membuat keluarga jadi bangga dengan apa yang dilakukan,” katanya lagi.
Namun ternyata menjadi viral sendiri punya beberapa konsekuensi yang harus kamu tanggung dan itu bisa merugikan diri kamu sendiri loh guys.
- Kamu tidak punya privasi lagi
Ketika kamu viral, maka semua informasi mengenai dirimu bisa dengan mudah diakses dan ditemukan oleh netizen di dunia maya. Mulai dari nama, alamat, tanggal lahir, sekolah bahkan tempat kerja bisa dengan mudah diakses oleh orang lain. Dikhawatirkan kamu akan mengalami doxing adalah istilah yang mengacu pada peretasan dan pembagian informasi, seperti nama, lokasi, dan nomor kartu kredit seseorang. Setelah informasi ini dibagikan secara online, siapa pun dapat mengakses-nya. - Keamananmu juga jadi taruhannya
Ketika kamu viral banyak orang yang ingin tahu mengenai dirimu. Yang menakutkan adalah jika kamu viral dengan jalan kontroversial dan tidak terpuji. Mulai dari bullying online, doxing, hingga ancaman pembunuhan bisa kamu alami. Tak hanya itu jika kamu dianggap mencemarkan institusi tempat kamu sekolah atau bekerja, kamu bisa berisiko dikeluarkan atau dipecat dari pekerjaanmu. - Easy come, easy go
Menjadi viral itu tak semata dikenal banyak orang dan kemudian menerima endorse. Namun ingat apa yang didapat dengan mudah, akan hilang dengan mudah pula. Untuk saat ini mungkin kamu akan viral dan terkenal, namun bisa dipastikan setahun mendatang tak akan ada lagi orang yang membicarakan namamu lagi. Ini karena akan muncul sosok-sosok viral lain yang akan menggantikan sensasimu di media sosial. - Awas jeratan hukum menanti
Banyak orang yang kebelet viral melakukan segala cara agar keinginan mereka terwujud. Bahkan ada yang rela melakukan hal berbahaya yang berisiko melanggar hukum pula. Jika ini terjadi, bukan tak mungkin kamu akan berurusan dengan pihak kepolisian dan ini akan menjadi catatan buruk pada riwayat hidupmu guys. (Yuyun Amalia)