TELENEWS.ID – Praktis, stylish dan bisa dipadukan dengan jenis busana apa saja membuat celana jeans menjadi salah satu item fashion favorit kaum Hawa. Tak heran beragam model dan desain celana jeans bisa ditemui di pasaran.
Salah satunya adalah celana jeans super ketat yang memperlihatkan lekuk tubuh pemakainya. Kesan seksi namun casual membuat celana jeans seperti ini tengah digandrungi oleh kaum perempuan. Apalagi celana jeans ketat dengan bahan stretch, bisa memberikan ilusi kaki jenjang pada pemakainya.
Namun dibalik kesan seksi dari celana jeans super ketat, ada bahaya mengancam yang bisa dialami oleh wanita. Tak tanggung-tanggung, bahaya itu bisa menyebabkan gangguan kesehatan pada organ intim wanita. Setidaknya itulah yang diperingatkan oleh sejumlah ilmuwan belum lama ini.
Masalah dengan jeans slim-fitting adalah sering kali dapat menyebabkan ketidaknyamanan di area selangkangan. Dari lecet, gatal, perasaan tak nyaman saat duduk, hingga tekanan di perut terjadi saat memakai jeans model ini. Namun yang luput dari perhatian kaum wanita adalah jeans model ini bisa berakibat buruk pada kesehatan organ intim mereka.
Menurut peneliti, ini karena bahan denim sebenarnya bukanlah material yang ramah untuk area selangkangan yang memiliki kulit sensitif dan mudah lembab. Dr. Leila Frodsham, konsultan ginekolog dan juru bicara Royal College of Obstetricians and Gynecologists bahkan menyarankan wanita mengurangi pemakaian jeans slim fit ini.
“Kulit sekitar vagina dan vulva itu sensitif,” kata Dr. Frodsham. “Jeans ketat, kain sintetis, dan pakaian ketat dapat mengiritasi kulit. Jadi sebaiknya hindari jenis pakaian ini jika kamu merasa tidak nyaman.” ujarnya.
Para ahli kesehatan sepakat bahwa jamur pada organ intim wanita atau Candidiasis, salah satunya disebabkan oleh pakaian yang terlalu ketat. Ini karena busana yang terlalu ketat membuat kulit menjadi lembab, sulit bernafas dan meningkatkan risiko tumbuhnya jamur dan bakteri penyebab Candidiasis.
“Candidiasis adalah infeksi jamur yang disebabkan oleh peningkatan pertumbuhan candida albicans” jelas Dr. Frodsham. Kondisi ini menyebabkan gatal-gatal, nyeri, keputihan yang kental namun tidak berbau, nyeri saat berhubungan seks, dan rasa perih saat buang air kecil.
Kain yang membuat kulit kurang bernapas seperti jeans ketat, pakaian olahraga, celana ketat, atau pakaian dalam sintetis; dapat meningkatkan risiko Candidiasis, karena dapat menciptakan lingkungan di mana bakteri lebih mungkin berkembang biak.
Bahkan beberapa penelitian epidemiologi telah menemukan korelasi antara jenis pakaian tertentu dan peningkatan angka infeksi Candidiasis kambuhan. Salah satu studi juga menemukan bahwa pasien yang sering memakai celana ketat lebih mungkin untuk menderita infeksi Candidiasis ini.
Dr. Frodsham menyarankan untuk mengurangi pemakaian jeans ketat atau slim fit. Ini karena jika dipakai terlalu sering bukan hanya organ intim yang akan mengalami Candidiasis, tapi wanita juga lebih berisiko mengalami infeksi saluran kencing juga.
Selain mengurangi pemakaian jeans atau pakaian yang terlalu ketat, Dr. Frodsham juga menyarankan untuk mengurangi pemakaian gel, lotion atau sabun dengan pewangi buatan di sekitar selangkangan; karena hal tersebut bisa meningkatkan risiko terjadinya Candidiasis. (Yuyun Amalia)
