TELENEWS.ID – Jumlah kasus aktif Covid 19 varian Omicron di Jawa Bali masih terus bertambah. Mayoritas transmisi penularan varian Omicron terjadi pada pelaku perjalanan luar negeri. Meskipun masih dominan tertular saat di luar negeri, tetap saja ada kasus transmisi lokal yang patut diwaspadai.
Sampai saat ini daerah Pulau Jawa dan Bali dianggap sebagai pusat penularan Omicron. Hal tersebut berkaca pada jumlah penularan dan kasus aktif harian yang masih fokus di beberapa daerah seperti Jakarta, Depok, Bekasi, Bogor, dan lainnya.
Melihat dari tren kasus Covid 19 Omicron masih terus bertambah, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kemendagri Safrizal menyatakan bahwa daerah Jawa Bali masih menjadi pusat penularan Covid 19 varian Omicron. Sehingga dari area khusus yang memiliki tingkat penularan tinggi terjadi di daerah Jabodetabek.
Safrizal sendiri meminta agar pemerintah daerah melakukan akselerasi vaksinasi booster di kabupaten ataupun kota dengan peningkatan capaian vaksinasi yang tinggi. Capaian vaksinasi di berbagai daerah sudah tergolong tinggi, hanya saja di beberapa daerah sekitar Jakarta hingga area Jawa Barat masih belum merata.
Dilansir dari pernyataan Safrizal pada Selasa 25/1/2022 menyatakan bahwa daerah Jawa Bali sendiri menjadi episentrum penularan Covid 19 Omicron. Kemudian proses vaksinasi dosis kedua masih harus digenjot termasuk adanya vaksinasi booster bagi kalangan lansia.
Jumlah vaksin di semua daerah masih tercukupi dan harus merata untuk menjangkau usia lansia yang masih tergolong rentan terpapar Covid 19 Omicron.
Dari jajaran Pemda hingga Forkopimda diharapkan bisa mengejar target vaksinasi dosis 2 yang ditujukan untuk umum dan usia lansia hingga bisa mencapai angka 70%. Begitu juga dari proses vaksinasi anak yang mana proses PTM sudah banyak dilakukan dengan persentase 100%.
Tidak hanya fokus pada proses vaksinasi saja, tetapi dari jajaran bidang kesehatan dalam hal ini Kemenkes juga perlu melakukan deteksi cepat dan dini untuk bisa mencegah penyebaran varian Omicron di tengah masyarakat. Penguatan pelacakan kontan erat hingga pengetatan pintu masuk kedatangan menjadi kunci utama dalam mencegah paparan virus Omicron yang saat ini masih terus bertambah jumlahnya.
Safrizal juga menambahkan jumlah kasus positif saat ini di daerah Jabodetabek dengan angka cukup tinggi memang perlu diwaspadai. Ada tambahan metode dimana tes epidemiologi dan tes screening perlu diperhitungkan karena nantinya dapat meningkatkan rasio kontak erat yang sudah dilacak.
Adanya surveilans genomik juga diperhitungkan terutama pada daerah-daerah yang memiliki angka kasus Covid 19 Omicron cukup tinggi. Penguatan surveilans di beberapa pintu masuk negara juga menjadi tambahan metode tepat untuk bisa mengurangi semua resiko penambahan kasus Omicron.
Daerah rawan penularan seperti perumahan dengan gang sempit hingga pemukiman padat penduduk patut diwaspadai. Protokol kesehatan juga perlu ditingkatkan kembali dengan menggunakan masker dua lapis berkualitas terbaik. Bahkan masker kain saat ini sudah tidak maksimal dalam menangkal varian Covid 19 Omicron, sehingga perlu adanya pergantian masker lebih baik.
Angka lonjakan di Jabodetabek hingga di area Jawa dan Bali saat ini terjadi karena beberapa faktor. Transmisi lokal inilah yang sekarang perlu diwaspadai karena sudah ada beberapa kasus positif Omicron yang terjadi tanpa ada aktivitas ke luar negeri.
Masyarakat diimbau tetap waspada dan terus gencar dalam mendapatkan vaksinasi lengkap ataupun booster yang saat ini sudah mulai dilakukan di seluruh Indonesia. (Stefanus Bernadi)