Home Indepth Indahnya Berbagi

Indahnya Berbagi

Facebook
Twitter

TELENEWS.ID – Sebuah persembahan terbaik untuk sesama adalah hal terindah yang banyak orang lakukan, mulai dari hal kecil hingga hal besar seperti membantu korban bencana alam. Semua ini begitu syahdu dan begitu mengharukan.

Berbagi juga menurut kata-kata bijak adalah sebuah jalan agar permasalahan yang kita hadapi dapat terselesaikan. Karena, dengan berbagi tentu kita akan dapat merasakan bagaimana orang-orang yang kurang beruntung dapat terbantu keluar dari permasalahannya.

Indahnya berbagi dapat kita lihat dalam keseharian orang Indonesia. Mereka, umumnya selalu dengan penuh keikhlasan membantu keluarganya, teman-teman yang sedang dalam kesulitan, bahkan orang yang belum mereka kenalpun dapat mereka bantu tanpa pandang bulu.

Saat jiwa sudah tergerak, maka raga akan mengamininya dengan perbuatan yang baik bagi kemaslahatan orang lain. Hal ini merupakan sejatinya seorang manusia kepada manusia lainnya. Yang sering kita dengar, manusia adalah mahluk sosial yang selalu akan membutuhkan manusia lainnya untuk dapat hidup.

Indahnya berbagi dalam hal lain

Namun indahnya berbagi juga dapat telihat pada orang-orang yang hanya mementingkan keuntungan sendiri dan kelompoknya dengan menghalalkan segala cara. Termasuk di dalamnya bagi-bagi kekuasaan, bagi-bagi proyek, dan bagi-bagi uang hasil rasuah agar dapat menutupi jejak perbuatan mereka yang secara bersama-sama merampok negara dengan berbagai cara dan intrik yang membuat itu seolah sebuah kegiatan yang tampak normal-normal saja.

Sebut saja si Fulan, seorang menteri kepercayaan Presiden dengan segudang prestasi yang di awal dengan lantang memerangi korupsi ternyata pada kenyataanya dia sendiri dengan keji mengambil hak rakyak yang seharusnya dinikmati oleh orang-orang yang sedang kesusahan yang membutuhkan uluran tangan Pemerintah.

Dengan penuh muslihat, beliau sang pemikir dan pemerintah yang dianggap mumpuni mengelola bantuan pemerintah di masa pandemi ini, mengeruk dengan rakusnya dana bantuan untuk keuntungan sendiri seolah-olah dialah yang paling berhak atas bantuan tersebut. Untuk apakah uang yang diselewengkan itu gunanya bagi dia, karena dia sendiri bukanlah orang susah yang membutuhkan bantuan.

Si Fulan ini berpikiran bahwa uang yang dibagikan dan dinikmati oleh kelompoknya itu hanya untuk membuktikan bahwa mereka mampu melakukan itu tanpa dapat tercium kebusukannya. Karena, jika kita hitung gaji dan tunjangan seorang menteri tentu bukanlah jumlah yang umum orang dapatkan sebagai bayaran bulanan.

Sebagai ilustrasi, dikutip dari riset iNews, Minggu (6/12/2020), seorang menteri akan menerima gaji pokok, tunjangan dan dana operasional. Gaji pokok yang di terima oleh menteri adalah sebesar Rp5.040.000 per bulan. Tunjangannya Rp13.608.000 per bulan.

Sehingga setiap bulannya para menteri ini dapat menerima gaji setiap bulannya Rp18.648.000. Tidak hanya itu, menteri juga mendapat fasilitas rumah dan kendaraan dinas serta jaminan kesehatan. Selain gaji pokok dan tunjangan, seorang menteri mendapatkan dana operasional yang mencapai Rp120 juta hingga Rp150 juta per bulannya.

Fantastis bukan, itu kenapa hampir semua orang bercita-cita ingin menjadi menteri, bahkan berperilaku bak malaikat dengan membantu dan memberikan segala yang mungkin dipaksakan untuk membantu pemenangan sebuah pemilihan presiden di negara ini, dengan harapan bahwa nanti akan mendapatkan jatah kursi menteri.

Indahnya berbagi dalam sebuah kolusi jahat yang menyebabkan kerugian negara yang tidak sedikit dan membuat rakyat menderita bukanlah perkara mudah. Sebagai gambaran untuk dapat memuluskan niatnya, diperlukan sebuah perencanaan matang bak perencanaan perang.

Berikut sedikit yang dapat dirangkum apabila seorang menteri ingin memperkaya diri dengan cara korupsi:

  1. Membutuhkan sumber daya manusia. Tentu diperlukan SDM yang tidak sedikit untuk memulai sebuah kolusi, tentu orang-orang yang ditunjuk sama tamak dan rakusnya. Para SDM ini tentu adalah orang-orang yang sangat ahli di bidangnya masing-masing dan mampu memuluskan setiap langkah yang sudah direncanakan dengan matang, dengan pembagian yang sudah dirancang sedemikian rupa yang membuat siapapun yang terlibat akan tergiur dan melupakan nurani.
  2. Membutuhkan jalur koordinasi dan komunikasi yang sangat rahasia sampai menggunakan kode-kode bahasa tertentu untuk menyebutkan maksudnya.
  3. Membutuhkan biaya operasional yang besar, selain untuk membiayai para SDM ditingkat ahli tentu dibutuhkan biaya operasional lapangan yang harus didistribusikan kepada seluruh orang yang membantu memuluskan rencana jahat ini.
  4. Membutuhkan dukungan aparat korup, tentu setiap operasi senyap yang mungkin akan secara tidak sengaja terbongkar membutuhkan dukungan aparat yang mampu mengkondisikan setiap pergerakan dari rencana kolusi ini tampak seolah tidak melawan hukum.
  5. Membutuhkan Kendaraan politik, dengan kendaraan ini sang pembuat rencana akan terlindungi dari segala benturan politis yang tentu akan sangat merugikan dirinya dan karirnya apabila tidak dengan tanggap melobby para elit politik agar dapat memuluskan rencananya.
  6. Membutuhkan proyek besar, karena apabila proyeknya tidak masif dan besar dengan nilai finansial yang fantastis tentu tidak akan mudah memutarbalikkan perhitungan keuangannya, ini kenapa setiap aktifitas kolusi untuk melakukan korupsi berjamaah selalu ada di setiap proyek Pemerintah yang cukup besar anggarannya.
  7. Membutuhkan “Exit Strategy” atau strategi kabur dari masalah, biasanya di setiap rencana kolusi untuk korupsi exit strategynya adalah dengan cara kabur ke luar negeri dan menikmati hasilnya di sebuah negara yang tidak mempedulikan dari mana orang itu mendapatkan uang.
  8. Membutuhkan banyak waktu luang. Nah inilah yang paling menyedihkan, yang seharusnya waktu yang dipakai untuk membantu Presiden menjalankan pemerintahan dipakai mungkin hampir sepenuhnya untuk merencanakan kolusi jahat secara bersama-sama dan sembunyi-sembunyi seolah itu adalah sebuah aktivitas kerja harian biasa.

Dari rangkuman di atas dapat kita simpulkan bahwa untuk dapat merampok negara dibutuhkan perencanaan yang sangat rapi dan terinci hingga ke rencana kabur and rencana apabila tertangkap KPK nanti strateginya bagaimana.

Di sini kita tersadar ternyata tidaklah mudah menjadi seorang koruptor, karena apapun yang didapatkan haruslah dibagi-bagi ke seluruh panitia dan anggota rencana korupsi hingga ke tingkat paling rendah, kemungkinan beliau hanya akan menikmati separuh dari keseluruhan hasil rampokannya itu.

Ini membuktikan bahwa model korupsi baik di Indonesia maupun di negara manapun selalu sama, yaitu mendapatkan sebuah kepercayaan besar dari Pemerintah, membuat perencanaan matang, dan menjalankan rencana itu dibantu oleh orang-orang dengan pemikiran yang sama.

Indahnya berbagi akan terjalin dengan mulus apabila sang operator adalah orang-orang terdekatnya, karena apabila orang baru maka akan sulit untuk mengaturnya sedemikian rapi dan malah mungkin akan dilaporkan kepada pihak yang berwenang.

Manusia itu Apa yang Dia Makan

Perumpamaan ini sudah merupakan perumpamaan yang lumrah kita baca atau kita dengar, dan betul adanya bahwa ini adalah perumpamaan jaman batu yang masih valid hingga saat ini. Misalnya dia makan dari hasil yang baik, dari kerja keras yang jujur maka dia akan terjaga di hidupnya, jauh dari penyakit dan seluruh keluarganya akan tenteram dan bahagia.

Namun apabila dia makan dari hasil yang tidak baik, hasil permufakatan jahat, merampok, mencuri, menipu atau korupsi, maka dapat dilihat pada dirinya tidak ada sinar bahagia, selalu tampak ketakutan dan memiliki paranoid yang berlebihan terhadap segala sesuatu yang mungkin akan membongkar kejahatannya.

Intinya dari perumpamaan di atas adalah bagaimana kita menjalani hidup ini, berbagilah sesuatu yang baik, dan jauhilah berbagi untuk sesuatu yang tidak baik. Karena apa yang kita lakukan hanya akan menggali kubur kita sendiri dan keluarga yang terkasih.

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Tiga serangkai ini sepertinya belum kapok juga berkiprah di negara tercinta ini, karena dari sejak kemunculannya di jaman orde baru hingga masa pandemi tiga serangkai ini sepak terjangnya sangat membabi buta bahkan tidak hanya matanya tapi juga hatinya.

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang mungkin kita hanya sering mendengarnya di jaman orde baru tetap bergulir meskipun sekarang ini nepotisme sendiri sering lebih pada kamuflase menjadi staf ahli seorang pejabat, dan yang luar biasanya apabila pejabat itu adalah pejabat korup para staff ahli ini otomastis menjadi kroni-kroni yang menjalankan dan memastikan seluruh rencana sang koruptor berjalan dengan sempurna.

Indahnya berbagi di antara tiga serangkai ini tampak terlihat saat mereka semua tertangkap pihak yang berwenang, terkadang saat sudah tertangkap mereka masih bisa saling melindungi dan berbagi tuduhan dengan indahnya.

Inilah potret indahnya berbagi di antara tiga serangkai jahat di negara tercinta ini, harapan masyarakat adalah mereka-mereka ini dicabut sampai keakar-akarnya dan dibumihanguskan dari negara ini, kalau perlu hukumannya adalah bukan hukuman mati tetapi dicoret sebagai warga negara Indonesia dan diusir dari negara ini.

Semoga segala ketidakadilan di negara ini mendapatkan balasan yang setimpal dan memberikan efek jera bagi seluruh pelakunya.(JP)

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

Doyan Sindir Anies Baswedan, Wagub DKI Ke Giring: Tunjukkan Kinerja Dan Prestasi

TELENEWS.ID - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara soal aksi saling sindir antara Gubernur Anies Baswedan dengan Ketua Umum...

Tidak Ada Tempat Bagi Koruptor, Indonesia – Singapura Tanda Tangan Perjanjian Ekstradisi

TELENEWS.ID - Sejak tahun 1998, Indonesia dan Singapura telah melakukan berkali-kali untuk mengukuhkan perjanjian ekstradisi untuk kedua negara namun selalu gagal. Diketahui...

Tewas Bukan Karena Maling Mobil, Kakek Wiyanto Dianiaya Secara Brutal Gara-gara Serempet Motor di Jalan

TELENEWS.ID - Polisi mengungkap kronologi kematian Wiyanto Halim (89) yang tewas akibat dikeroyok massa di kawasan JIEF, Pulo Gadung, Cakung, Jakarta Timur...

Yuk Mampir ke Provinsi Berpenduduk Paling Bahagia di Indonesia, Dijamin Betah

TELENEWS.ID - Berbagai macam spot wisata di setiap daerah Indonesia mampu mengundang traveller lokal maupun mancanegara. Dalam beberapa waktu terdapat informasi bagaimana...