Home Ekonomi Bisnis Indonesia dan Australia Sepakat Berdagang Dengan Mata Uang Negara Masing-Masing

Indonesia dan Australia Sepakat Berdagang Dengan Mata Uang Negara Masing-Masing

Facebook
Twitter

TELENEWS.ID – Pada 18 Februari 2022, Indonesia dan Australia mencapai kesepakatan Bilateral Currency Swap Arrangement (BCSA). Kesepakatan ini berisi bahwa perdagangan yang dilakukan Indonesia dan Australia ke depan akan menggunakan mata uang masing-masing Negara. Sebelumnya perdagangan yang dilakukan kedua Negara, selalu menggunakan mata uang Dollar Amerika.

Kesepakatan ini ditandatangani langsung oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, dan Gubernur Reserve Bank of Australia, Philip Lowe. Perdagangan dengan mata uang lokal ini akan mulai dilakukan pada 18 Februari 2022 dan berlaku selama tiga tahun ke depan. Kesepakatan ini juga bisa diperpanjang tergantung dari kedua negara.

Dalam perjanjian ini, maka perdagangan kedua negara akan menggunakan mata uang lokal dengan nilai maksimal 100 triliun rupiah atau setara dengan 10 miliar dollar Australia. Kebijakan ini adalah perpanjangan kebijakan ketiga kali yang disepakati kedua bank sentral Indonesia dan Australia sejak Desember 2015.

Adapun manfaat dari kesepakatan ini adalah dampak positif yang lebih dirasakan kedua negara dalam transaksi perdagangan serta pembangunan ekonomi. Kemudahan juga didapat saat kedua negara melakukan transaksi perdagangan karena menggunakan mata uang masing-masing.

Tidak hanya dengan Australia, Indonesia memiliki kesepakatan yang sama dengan beberapa negara lain di Asia seperti China, Korea Selatan, dan Malaysia. Kesepakatan Bilateral antara Bank Indonesia dengan People’s Bank of China sudah terjadi sejak September 2020.

Kesepakatan ini langsung ditetapkan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dan Peope’s Bank of China, Yi Gang. Kesepakatan ini disebut dengan local currency settlement (LCS). Kesepakatan LCS Indonesia bukan hanya dengan China, tetapi juga dengan Bank of Thailand, Bank Negara Malaysia, dan Kementerian Keuangan Jepang.

Dampak positif dari kedua negara terkait kesepakatan ini sama dengan kesepakatan Indonesia dengan Australia. Namun dampak positif yang dirasakan terlebih untuk China adalah dalam upaya mereka untuk menggeser dominasi Amerika Serikat dalam perekonomian dunia serta dominasi penggunaan mata uang Dollar Amerika.

Perry Warjiyo berpendapat bahwa pentingnya diversifikasi mata uang untuk dipercepat. Hal ini dilakukan untuk mengurangi ketergantungan negara berkembang dengan mata uang Dollar Amerika.
Diversifikasi mata uang memiliki banyak manfaat bagi negara yang menjalankannya, salah satunya mengurangi dampak sistematik dari guncangan ekonomi global. (Angela Limawan)

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

Thomas Cup 2022 Usai, Ternyata Ada Skor Tertukar Sampai Pamitnya Mohammad Ahsan

TELENEWS.ID – Thomas Cup 2022 telah usai, secara mengejutkan Tim Thomas Cup India dan Tim Uber Cup Korea Selatan berhasil keluar sebagai...

Tips Makeup Simpel untuk Datang ke Kondangan Pernikahan

TELENEWS.ID - Datang ke kondangan pernikahan menjadi hal yang cukup tricky untuk kaum Hawa. Selain harus memilih busana apa yang tepat untuk...

Kata Ahli, 5 Jenis Makanan Ini Harus Dikonsumsi Anak Setiap Hari

TELENEWS.ID - Orangtua akan melakukan segala cara agar buah hati mereka mendapatkan yang terbaik. Termasuk dalam urusan gizi dan kesehatan. Salah satunya...

Rakernas Partai Pelita Dihadiri Gatot Nurmantyo dan Ahmad Riza Patria

TELENEWS.ID – Pada Senin (16/05/2022) Partai baru, Partai Pelita mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara. Pada acara...