TELENEWS.ID – Taliban kini menjadi penguasa baru di Afghanistan setelah tentara Amerika Serikat angkat kaki dari negara tersebut. Bahkan, Juru Bicara Taliban Suhail Syahidin menganalogikan keberhasilan Taliban dalam mengambil alih Afghanistan ini seperti Indonesia yang berhasil mengusir penjajah.
“Kemenangan kami terhadap Amerika Serikat seperti keberhasilan bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah,” Ujar Suhail Syahin.
Setelah berhasil mengklaim Afghanistan, Taliban menegaskan akan ikut menjamin keamanan warga asing dan akan membantu proses evakuasi jika memang diperlukan. Sejauh ini, beberapa negara sudah menutup kedutaannya di Afghanistan kecuali Rusia dan juga China.
Bagi kedua negara tersebut, keberhasilan Taliban dalam mengambil alih Afghanistan dianggap memiliki keuntungannya sendiri. Di mana China melihat ada keuntungan dari segi ekonominya dengan terbukanya jalur perdagangan. Ssementara bagi Rusia, keberadaan Taliban di sana bisa dianggap sebagai jalan untuk menahan kelompok Islam Radikal yang akan masuk ke Rusia.
Akan tetapi, belum ada pengakuan dari kedua negara tersebut bahwa Taliban kini menjadi pemerintahan yang sah di Afghanistan. Baik itu Rusia atau China masih menunggu reaksi internasional dalam menanggapi peristiwa jatuhnya Afghanistan ke tangan kelompok Taliban ini.
Jatuhnya Afghanistan ke tangan Taliban sepertinya akan memberi berita baik, karena mereka mengklaim di pemerintahannya saat ini akan memberlakukan sistem pemerintahan yang humanis, dan akan memberikan amnesti atau pengampunan terhadap mereka yang memusuhi Taliban di masa lalu.
Meskipun demikian, Indonesia tetap mesti waspada dengan fenomena ini, sebab tidak menutup kemungkinan dengan adanya pemerintahan baru di Afghanistan tersebut, kelompok teroris yang tadinya bersembunyi kembali keluar. Dengan melihat keberhasilan Taliban, dikhawatirkan akan memunculkan kembali kelompok-kelompok yang ingin melakukan revolusi di tanah air ini.
Peran dari aparat keamanan, khususnya Badan Intelijen Negara harus ditingkatkan kembali agar bisa menangkal kelompok-kelompok yang bergerak bukan atas nama kemanusiaan tetapi bergerak atas dasar ideologi yang tidak sejalan dengan ideologi bangsa Indonesia. (Latief)