TELENEWS.ID – Saat ini harga daging sapi di pasaran masih melambung tinggi, yakni mencapai Rp150 ribu per kilogram. Upaya yang dilakukan guna menurunkan harga dengan mengimpor daging sapi dari Brasil pun nyatanya tak berdampak cukup baik karena jumlahnya yang minim tak bisa memenuhi permintaan.
Wakil Ketua Komisi IV DPR RI G. Budisatrio Djiwandono mengungkapkan bahwa PT Berdikari dapat alokasi izin mengimpor daging sapi sebanyak 20 ribu ton dari Brasil dalam menopang kebutuhan lebaran 2021. Namun pada kenyataannya hingga menjelang lebaran bahkan sampai saat ini harga daging sapi masih mahal.
“Komisi IV mempertanyakan efektivitas impor daging sapi menjaga kestabilan harga, dikhawatirkan harga tetap tinggi hingga pada lebaran Idul Adha pada Juli nanti,” ujar Budisatrio dalam sebuah rapat, dikutip dari CNBC Indonesia, Rabu (19/05/2021).
Menanggapi hal itu, Direktur Utama PT Berdikari Harry Warganegara, menjelaskan mengenai progres penugasan daging impor dari Brasil yang terbentur kapasitas produksi dari pemasok di Brasil. Sehingga masuk secara bertahap, dan saat ini baru bisa masuk sebanyak 415 ton dari total penugasan sebanyak 20 ribu ton.
“Yang bisa masuk sebelum lebaran 415 ton, kenapa karena supplier hanya dua di Brasil mereka punya keterbatasan kapasitas produksi. Selalu satu bulan sebelumnya kalau mau pesan,” jelasnya.
“Sementara kita dapat penugasan SPI-nya awal Maret, sehingga kita baru bisa book 415 ton yang baru masuk,” lanjutnya.
Selain itu, Harry menjelaskan kendala lain terkait impor daging sapi Brazil adalah karena permasalahan harga. Ia menyebutkan harga daging sapi Brazil sudah naik 30% dari tahun sebelumnya, yang menyebabkan masih sedikitnya impor daging sapi tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Ia juga meminta dukungan dari DPR RI untuk menambah jumlah supplier. Harry kemudian mengatakan bahwa pemerintah Brazil telah merekomendasikan 15 perusahaan supplier daging Sapi baru, namun hal ini masih menunggu lampu hijau dari pemerintah Indonesia.
“Dengan adanya lebih banyak pemasok kita lebih banyak kesempatan memilih dan harga yang kemungkinan bersaing, tapi proses belum approve 15 perusahaan itu, masih terkendala di audit, yang seharusnya visit survei langsung tapi harus virtual,” katanya.
Harry kembali menjelaskan hingga Agustus nanti PT Berdikari sudah memesan 4.564 ton daging sapi. Datangnya daging sapi pun tetap secara bertahap, sisanya di bulan Juni akan ada tambahan 616 ton, Juli 1.260 ton, dan Agustus 1.876 ton.
Sementara itu, Ketua Komisi IV DPR RI Sudin menyatakan, dua supplier yang ditunjuk saat ini merupakan penunjukan dari pihak Indonesia. Sehingga ada dugaan indikasi permainan antara pemain sapi di Indonesia.
“Itu yang menunjuk orang Indonesia, nanti saya buka semua, kamu beli di sini beli di sana. Di Brasil ada 30 perusahaan lebih kok yang besar, tapi karena sesuatu ditunjuk sama orang Indonesia harus beli sama ini sama itu, Pak dirut juga sudah tahu,” tegas Sudin.
Terkait persediaan daging sapi ini, Harry kembali menjelaskan untuk menjaga kestabilan harga pada Idul Adha mendatang, pihaknya akan mengambil pasokan melalui sapi hidup lokal. Namun, kendala harga di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Jakarta dan Sekitar memakai sapi eks impor, sehingga lebih mahal.
“Sehingga dalam HKBN kemarin mengamankan 3.000 ekor terdiri dari sapi eks impor 1.000 sisanya hasil jajaki peternak lokal Jatim, Jateng, Banten, dan Lampung. Indikasi kami beberapa RPH ditawarkan feed looter itu seharga Rp54 ribu per kilo tapi kami menyatakan punya stok tidak akan menjual dari Rp52 ribu per kilo dan kami siap saat itu,” ujarnya.
Harry pun menjelaskan kalau di Rumah Pemotongan Hewan belinya itu Rp52 ribu per kg, tentu nantinya harga di pasar tidak akan mencapai Rp150 ribu per kilo. Melainkan hanya Rp130 ribu per kg. (Hifziyah).
