TELENEWS.ID – Persaingan dari produksi mobil listrik di dunia terus mengalami peningkatan. Sejumlah pabrikan telah membuat desain ataupun memproduksi mobil berbahan listrik ini dengan harga bervariasi.
Untuk mengikuti tren penjualan mobil listrik, pabrikan asal Amerika Serikat, Ford dilaporkan ingin beralih produksi mobil listrik.
Hanya saja Ford harus memangkas karyawannya dalam kondisi ekspansi kendaraan listrik.
Dikabarkan terdapat 8.000 karyawan yang terancam diberhentikan. Dikutip dari halaman The Verge pada Minggu 24 Juli 2022. terjadinya pemangkasan karyawan tersebut masih dilakukan pada sektor produksi mesin konvensional (ICE).
Ford melakukan pemangkasan karyawan tersebut untuk mengurangi beban operasional perusahaan. Ford juga dikabarkan masih mengurangi beban dana mencapai 3 miliar Dolar AS ataupun setara Rp 44,.9 triliun sampai tahun 2026.
Namun angka tersebut masih bisa berubah dan kemungkinan besar pengurangan karyawan dimulai pada musim panas.
Saat ini Ford memiliki jumlah total karyawan mencapai 31.000 orang. Sedangkan awal tahun 2022, Ford juga membagi perusahaan menjadi dua entitas di antaranya kendaraan ICE dan Ford Model E.
Sekarang Ford ingin fokus ke produksi mobil listrik hingga proyek perangkat lunak. Ford juga menambahkan bahwa ada pendapatan yang bisa membantu Ford Model E untuk bisa dikembangkan hingga memberi produk inovatif.
Pada video CEO Ford, Jim Farley tidak menyangkal bahwa PHK massal akan segera terjadi dan menegaskan kembali tujuan dari PHK tersebut adalah mengurangi biaya operasional di perusahaan.
Ford juga mempersiapkan total anggaran mencapai 50 miliar Dolar AS sebagai satu langkah awal untuk konversi ke mobil listrik.
Farley menambahkan Ford harus menjadi mesin keuntungan dan uang untuk perusahaan.
Keuntungan ternyata masih sulit didapatkan, sebab Ford justru kehilangan 3.1 miliar Dolar AS di kuarta pertama 2022.
Penurunan penjualan sampai saham terjadi pada Perusahaan EV Rivian. Hingga data terbaru, adanya pendapatan laba operasional perusahaan di kuartal pertama 2022 mencapai 2.3 miliar Dolar As yang mengalami penurunan cukup tajam.
Ford juga mengatakan dari proses pemotongan staf menjadi salah satu kunci untuk meningkatkan sektor keuntungan. (Stefanus Bernadi)