TELENEWS.ID – Emil Dardak resmi diangkat sebagai Ketua DPD Partai Demokrat Jawa Timur. Wakil Gubernur Jawa Timur tersebut sudah dipilih langsung oleh Ketua DPP Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Emil akan memimpin partai Demokrat Jawa Timur pada periode 2022-2027. Terpilihnya Emil juga dikonfirmasi langsung oleh ketua badan pembina organisasi, kaderisasi, dan keanggotaan (BPOKK) DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron. Menurut Herman, selain memiliki loyalitas terhadap partai dan AHY, Emil lolos uji kelayakan dan kepatutan dengan sangat baik.
Hal ini membuat sejumlah kader partai Demokrat meluapkan kekecewaannya. Ketua DPC Demokrat, Kabupaten Kediri, Yakup berpendapat bahwa Emil bukanlah murni kader Demokrat dan tidak etis jika diangkat sebagai ketua DPD Partai.
Dirinya juga membandingkan dengan Bayu Airlangga, kader Demokrat yang juga menantu mantan Gubernur Jawa Timur, yang lebih layak menjadi ketua DPD Demokrat. Sejumlah kader dan pengurus DPC Demokrat Jawa Timur dan mengancam akan mundur dari partai.
Yakup juga berpendapat bahwa alasan dari Badan Pembina Organisasi Kaderisasi dan Keanggotaan (BPOKK) DPP Demokrat memilih Emil hanya karena loyalitas. Menurutnya jika mengukur dari loyalitas kader, masih banyak kader yang jauh lebih lama dan loyal kepada partai sejak berdiri. Yakub juga menilai bahwa Bayu Airlangga mendapatkan 25 suara DPC pada Musda Demokrat, yang digelar pada 20 Januari 2022 lalu. Sedangkan Emil Dardak hanya mendapatkan 13 dukungan DPC.
Secara sistematika pemilihan, Emil juga tidak mendaftarkan diri sebagai calon ketua DPD Demokrat Jawa Timur, sedangkan Bayu Airlangga mendaftarkan dirinya sebagai calon keta DPD Demokrat. Dalam peraturan Organisasi Demokrat juga tertulis bahwa bakal calon ketua demokrat harus mendaftar paling lambat H-7 sebelum pemilihan. Namun hingga H-1 sebelum pemilihan, tidak ada pendaftaran atas nama Emil Dardak.
Yakup juga menyatakan kekecewaannya kepada Tim 3 DPP yang beranggotakan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Sekretaris Jendral Teuku Rafli Harsya, dan ketua BPOKK, Herman Khaeron yang ketiganya menentukan ketua DPD Demokrat Jawa Timur. Selain Yakup, Ketua DPC Demokrat Nganjuk, M Fauzi Irwana juga mengungkapkan kekecewaannya. Menurutnya musyawarah daerah yang diadakan tidaklah demokratis. Fauzi juga mempertanyakan kekurangan dari Bayu Airlangga sehingga tidak terpilih sebagai ketua DPD Demokrat Jawa Timur. Fauzi juga menekankan bahwa akibat dari keputusan ini, partai demokrat terancam terbelah. (Angela Limawan)
