TELENEWS.ID – Penyakit jantung masih menjadi salah satu “silent killer” atau pembunuh dalam diam yang paling mematikan. Yang mengerikan terkadang penyakit ini diketahui saat sudah cukup parah, dan sewaktu-waktu bisa merenggut nyawa penderitanya.
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, yang merupakan penyebab kematian di dunia untuk pria dan wanita. Usia dan genetika memang berperan, begitu juga pilihan gaya hidup seperti pola makan yang buruk, kurang olahraga, merokok, dan penyakit gusi.
Ya mungkin tak banyak dari kita yang tahu bahwa masalah pada gusi dan mulut bisa menjadi penanda penyakit cardiovascular. Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Periodontology dan dilakukan oleh Forsyth Institute dan ilmuwan Universitas Harvard, orang dengan periodontitis berisiko lebih tinggi terkena stroke, serangan jantung, dan penyakit kardiovaskular lainnya.
Banyak dari kita mungkin berpikir mulut dan jantung tidak memiliki banyak kesamaan. Tetapi semakin banyak bukti menunjukkan bahwa mereka mungkin terkait erat.
Para peneliti menduga bahwa bakteri yang ada pada penyakit gusi dapat menyebar ke seluruh tubuh, memicu peradangan pada pembuluh jantung dan infeksi pada katup jantung.
Sebenarnya kesehatan mulut dan gigi punya pengaruh besar pada kesehatan tubuh kita secara keseluruhan. Dr. Tomi Mitchell, dokter keluarga bersertifikat mengatakan: “Sangat penting untuk mewaspadai kesehatan mulut karena dapat memengaruhi kesehatan secara keseluruhan. Kesehatan mulut yang buruk dapat menyebabkan penyakit gusi, yang dapat menyebabkan kehilangan gigi. Penyakit gusi juga terkait dengan masalah kesehatan lain seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes”.
Penelitian menunjukkan hubungan antara penyakit gusi dan peradangan yang dapat mendahului serangan jantung, stroke, dan kejadian vaskular mendadak.
“Peradangan dapat dikaitkan dengan berbagai alasan dan sumber. Itulah mengapa sulit untuk secara definitif membuktikan itu hanya satu hal yang memicu serangan jantung” kata Marietta Ambrose, MD, MPH, FACC, Asisten Profesor Kedokteran Klinis di Fakultas Kedokteran Perelman University of Pennsylvania.
Bagi penderita penyakit jantung pembuluh darah, peradangan yang disebabkan oleh penyakit gusi dapat memperparah kondisi tersebut.
Risikonya bahkan lebih besar ketika penderita juga memiliki kolesterol tinggi. Para peneliti telah menemukan bakteri mulut dalam timbunan lemak orang dengan aterosklerosis, penyakit di mana plak menumpuk di arteri. Jika tidak diobati, endapan tersebut dapat mempersempit arteri atau terlepas dan menyumbatnya, menyebabkan serangan jantung atau stroke.
Dr. Mitchell juga mengatakan bahwa semakin banyak bukti yang mendukung penemuan bahwa masalah pada gusi bisa memicu penyakit jantung yang parah. “Sekarang ada bukti signifikan untuk mendukung hubungan independen antara periodontitis parah dan beberapa penyakit tidak menular” ujarnya.
“Penyakit-penyakit ini termasuk penyakit jantung, diabetes, dan penyakit pernapasan. Sementara mekanisme pastinya masih belum jelas, kondisi itu diperkirakan akibat bakteri dari gusi yang meradang dapat memasuki aliran darah dan berkontribusi untuk mengembangkan kondisi (jantung) ini” tambahnya lagi.
Berita baiknya adalah mencegah dan mengobati penyakit gusi ringan, yang dikenal sebagai gingivitis, sangatlah mudah. Terlepas apakah kamu memiliki penyakit jantung atau tidak, penting untuk melakukan pembersihan gigi secara teratur sebagai bagian dari perawatan pencegahan jangka panjang.
Rutinitas kebersihan mulut yang baik termasuk menyikat gigi dan flossing setidaknya dua kali sehari, dan mengunjungi dokter gigi setidaknya setiap enam bulan untuk evaluasi dan pembersihan juga penting dilakukan.
“Setiap orang harus diperiksa oleh dokter gigi mereka dengan cara yang sama seperti kita memeriksakan seluruh tubuh kita,” kata Dr. Ambrose. “Sama seperti tekanan darah tinggi, kita sering tidak tahu bahwa ada masalah sampai terlambat. Bahkan jika kita menyikat dan menggunakan benang gigi seperti yang seharusnya, tetap penting untuk meminta dokter gigi memeriksa kesehatan mulut, karena kita mungkin memerlukan perawatan ekstra” sarannya lagi. (Yuyun Amalia)