TELENEWS.ID- Vaksin menjadi salah satu hal yang tengah digalakan oleh pemerintah di masa pandemi COVID-19 seperti sekarang ini. Pemerintah Indonesia memanh tengah mengusahakan agar seluruh masyarakat bisa mendapatkan vaksin secara lengkap untuk membantu memperkuat imun tubuh mereka terhadap serangan virus yang mematikan.
Namun belakangan ini keberadaan vaksin tak hanya dikaitkan dengan kesehatan seseorang secara fisik, apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini. Faktanya belum lama ini, sejumlah ilmuwan dan peneliti menemukan keterkaitan antara vaksin dan kesehatan mental seseorang terutama di masa pandemi seperti sekarang ini.
Seperti diketahui bahwa pandemi COVID-19 memberikan dampak yang sangat besar pada kehidupan manusia. Tak hanya kesehatan saja, namun juga pandemi memberikan efek yang sangat signifikan bagi mental seseorang. Perubahan pola hidup yang mendadak, kurangnya bersosialisasi, was-was akan virus yang mungkin menyerang diri sendiri dan orang lain, kondisi ekonomi yang tak menentu membuat banyak orang dikabarkan mengalami gangguan mental selama pandemi ini berlangsung.
Akan tetapi sebuah penelitian yang dari University of Southern California dan diterbitkan melalui PLOS journal, menunjukkan perubahan kondisi mental seseorang setelah mereka melakukan vaksin. Penelitian ini mengklaim bahwa orang-orang yang telah divaksin, menunjukan perkembangan yang signifikan pada kesehatan mental mereka pula.
Penelitian ini mengambil sampel dari sekitar 8,003 orang dewasa yang disurvei dan diamati secara berkala pada rentang waktu antara 1 Maret 2020-1 Maret 2021. Peneliti dari University of Southern California menyebut bahwa mereka yang menerima vaksinasi antara bulan Desember 2020 sampai Maret 2021 mengalami penurunan pada tekanan mental, setelah mereka menerima dosis vaksin pertama kali.
Mereka juga menemukan bahwa orang-orang yang sudah divaksin walau masih dosis pertama saja, menunjukkan kecenderungan penurunan tingkat depresi dibandingkan mereka yang belum atau yang baru berniat melakukan vaksin saja.
Sebenarnya, belum dikatahui secara pasti mengapa orang-orang yang sudah divaksin menunjukkan kecenderungan peningkatan kesehatan mental. Namun ada sejumlah faktor yang mempengaruhi hal ini, salah satunya kadar kecemasan mereka terhadap pandemi yang mulai menurun secara perlahan.
Hal ini cukup berlasan sebab selama pandemi, tingkat kecemasan seseorang meningkat dengan pesatnya. Salah satunya tentu kekhawatiran mereka untuk tertular virus yang mematikan ini. Namun vaksin memberikan mereka dorongan semangat bahwa setidaknya, resiko mereka untuk tertular atau meninggal karena virus COVID-19 menjadi lebih kecil.
Tak hanya itu vaksin juga memberikan dorongan semangat untuk mulai menata lagi kondisi finansial seseorang. Apalagi di masa sekarang ini syarat untuk mendapat pekerjaan atau melakukan bisnis, salah satunya adalah harus dengan vaksin terlebih dahulu.
Orang-orang yang telah divaksin ini, menurut peneliti dari dari University of Southern California, merasa inilah kesempatan mereka untuk kembali menanta kondisi ekonomi yang morat marit selama pandemi.
Selain itu, dengan vaksin memberikan keberanian bagi mereka untuk menata hidup lagi, dan merasa siap untuk menjalani masa new normal dimana manusia mungkin akan hidup berdampingan dengan virus COVID-19 ini.
Meskipun begitu, peneliti dari University of Southern California menegaskan bahwa penelitian yang mereka lakukan bukan bermaksud untuk menunjukkan bahwa dengan vaksin, seseorang bisa langsung abai dengan protokol kesehatan yang harus selalu mereka laksanakan.
Penelitian ini hanya bermaksud untuk menunjukkan bahwa dengan vaksin, membantu meningkatkan rasa percaya diri seseorang untuk menghadapi masa new normal, dan menurunkan kecemasan mereka terhadap kondisi yang tak menentu selama pandemi ini.
Mereka tetap menegaskan bahwa protokol kesehatan tetap diperlukan, meski sudah mendapatkan vaksin baik untuk dosis pertama atau kedua. (Yuyun)