TELENEWS.ID – Spanyol sukses melangkah ke semifinal EURO 2020 setelah mengatasi perlawanan sengit Swiss lewat babak adu penalti. Uniknya, di putaran final kali ini, Luis Enrique tidak membawa satu pun pemain asal klub Real Madrid, dan keputusan tersebut terbukti masih menguntungkan bagi La Furia Roja.
Enrique sebenarnya masih mempertimbangkan untuk membawa serta bek kawakan Real Madrid, Sergio Ramos untuk berlaga di Piala Eropa tahun ini. Namun sayang, sang pemain mengalami cedera di lutut yang mengharuskannya beristirahat untuk jangka waktu yang lama.
Keputusan tersebut pada awalnya menjadi sasaran kritik pedas dari banyak fans Real Madrid. Terlebih Luis Enrique diketahui membela Barcelona saat masih aktif bermain. Apalagi di dua laga pembuka fase grup Spanyol hanya mampu bermain imbang 0-0 dengan Swedia dan 1-1 dengan Polandia.
Namun para pengamat meyakini langkah yang dilakukan Enrique tepat bagi regenerasi tim nasional Spanyol. Para pemain yang dibawa sang pelatih memang rata-rata berusia muda dan belum pernah tampil di panggung besar laga internasional, namun nyatanya mereka berhasil mengemban tugas dengan baik.
Di posisi penjaga gawang, Enrique memberi kesempatan bagi Unai Simon alih-alih David De Gea. Namun kiper Atheltic Bilbao berusia 24 tahun itu bisa memberi kontribusi maksimal, terutama di laga krusia versus Kroasia lewat sejumlah penyelamatan gemilang.
Kemudian di sektor pertahanan ada duet Aymeric Laporte dan Pau Torres yang dipasang kala menghadapi Swiss di perdelapan final. Laporte yang memiliki kemampuan passing luar biasa menjadi sosok tak tergantikan untuk menggalang pertahanan, dan ia ditemani oleh Pau Torres atau bek muda Eric Garcia. Sementara posisi wing back tetap diserahkan Enrique pada duo senior Jordi Alba dan Cesar Azpilicueta.
Di tengah, Enrique masih mempercayakan Sergio Busquets sebagai kapten dan pivot tim Spanyol. Di sisa kejayaannya, punggawa senior Barcelona itu masih bisa menampilkan permainan memukau lewat umpan-umpan jitu nan akurat.
Gilanya, untuk peran playmaker, Enrique memberi kepercayaan penuh pada seorang pemuda 18 tahun bernama Pedri. Wonderkid yang merumput bersama Barcelona itu hampir selalu dimainkan secara penuh kendati Spanyol harus melewati babak Extra Time sekalipun.
Meski memiliki tinggi badan di bawah rata-rata, Pedri berhasil menjadi pengatur serangan yang baik bagi para rekan di sayap seperti Koke, Pablo Sarabia, Dani Olmo, maupun Mikel Oryazabal. Sementara di sektor depan, eks-Real Madrid Alvaro Morata masih diberi kesempatan menjadi ujung tombak, dengan striker tajam Villareal Gerard Moreno sebagai pelapis.
Dengan komposisi pemain di atas, Spanyol berhasi melangkah ke semifinal dengan tetap memainkan pola tiki-taka andalan mereka.
Meski ke depan tak menutup kemungkinan akan ada lagi pemain Real Madrid yang memperkuat tim nasional Matador, namun khususnya tahun ini, Enrique telah membuktikan bahwa nama besar sebuah klub bukan menjadi jaminan pemainnya harus diikutsertakan dalam putaran final sebuah gelaran besar. (Billy Bagus)