Home Gaya hidup Kisah Eko Setiyono, Pahlawan Kucing Jalanan

Kisah Eko Setiyono, Pahlawan Kucing Jalanan

Facebook
Twitter

TELENEWS.ID- Sebagian besar orang tentunya sangat menyukai kucing. Salah satu hewan mamalia karnivora ini seringkali kita temukan dimana pun.

Bahkan tidak sedikit orang yang memelihara binatang berkaki empat yang sangat menggemaskan ini.

Telenews berkesempatan menyambangi salah satu penyayang kucing, Eko Setiyono pada Sabtu (6/2) lalu.

Di sebuah rumah sederhana yang ia sewa dan tempati bersama keluarganya yang berlokasi di daerah Parung, Kabupaten Bogor inilah Eko sang penyelamat kucing jalanan itu tinggal.

Menurut penuturan Eko, ia mulai suka memelihara kucing mulai dari tahun 2013 silam.

Di tahun tersebut ia baru sekedar memelihara saja bukan merawat dengan baik seperti saat ini dilakukannya.

Talk Talk Talk Bersama EKo Setiyono Sang Penyelamat kucing Jalanan

Mengenal lebih dalam Eko Setiyono sang penyelamat kucing jalanan ini, dahulu ia adalah salah satu pegawai BUMN, namun di tahun 2015 dirinya mengundurkan diri.

Ia memberanikan diri untuk mencoba peruntungan dengan berwirausaha , namun sayang halangan dan rintangan membawanya pada kondisi sekarang ini yang akhirnya saat ini terpaksa berprofesi sebagai driver ojek online.

Pada mulanya, kebanyakan kucing yang ia pelihara adalah kucing domestik alias kucing kampung. “Selain itu ada dua ekor kucing yang mix perpaduan antar ras dan satu kucing ras Persia. Itu pun yang saya pelihara kebanyakan rescue atau menyelamatkan dari jalan,” jelas Eko kepada Telenews.

Karena kecintaan dan rasa kasihan, lanjutnya, kucing kecil yang tidak ada induknya di jalan sendirian mencari makan susah, kelaparan, kehujanan. “Kemudian diambil dan kita rawat,” imbuhnya.

Sebenarnya kalau istilah lainnya, terus Eko, kita ini sebagai foster. “Jadi kucing itu keep dulu sebentar sambil kita mencarikan forever home yang baru dan lebih layak,” paparnya.

Diakuinya, ia dan keluarganya cukup kerepotan mengurusi kucing-kucing tersebut yang kini mencapai sekitar 45 ekor. Kata Eko, dasarnya lebih ke hati nurani melihat kucing tersiksa dengan kehidupannya di jalanan.

Eko tidak sendirian, ia didukung penuh oleh keluarganya, “dari orang terdekat sangat mendukung sekali terutama sang istri,” ucapnya.

Eko menambahkan, untuk biaya merawat kucing-kucing tersebut ia biayai sendiri dari penghasilan mereka berdua.

Sebagai penyelamat kucing-kucing liar, tentu Eko sangat membutuhkan bantuan para donatur pencinta kucing, donatur tetap sejauh ini ada satu pihak yang cukup terbantu dari sisi makanan.

Untuk mengurangi jumlah kucing yang dirawat, ia pun membuka layanan adopsi terbuka tanpa dipungut biaya.

Yang dilakukan Eko merupakan gerakan kepedulian pribadi bukan mengatasnamakan komunitas atau pun yayasan pencinta binatang manapun.

Telenewspun berkesempatan untuk dapat berkeliling dan melihat-lihat lokasi penampungan kucing-kucing tersebut, ada beberapa ruangan yang dipisahkan secara khusus untuk kucing yang ia pelihara.

Sementara hanya terdapat tiga ruangan yang khusus diperuntukkan untuk memelihara kucing tersebut.

Bahkan, kami sempat melihat ada dua kandang kucing yang ada dalam satu ruangan tersebut.

Dua dari kandang itu hanya ada satu kandang yang diisi dengan kucing. Katanya, kucing bermotif loreng putih-oranye ini sering kali menjadi korban perundungan dari kucing-kucing lainnya.

Terdapat pula beberapa kotak pasir untuk menampung kotoran kucing.

Di setiap ruangan tersebut dibatasi dengan pintu kayu serta jaring-jaring besi.

Ada satu kamar di mana kucing-kucing yang kurang beruntung ditempatkan disitu. Beberapa kucing tersebut terlihat mengalami kebutaan.

Bahkan kami melihat sendiri bagaimana dengan penuh kasih sayang Eko saat memberikan makan siang kepada kucing tersebut.

Katanya dipisahkan dan diberikan ruangan khusus supaya kucing-kucing ini tidak saling berkelahi dan dan mengawini satu sama lain.

“Selain itu, saya juga pro-steril. Jadi saya juga tidak ada niat untuk mengembangbiakkan kucing. Hal itu bertujuan agar mereka bisa hidup dengan sejahtera dan lebih sehat juga,” ungkapnya.

Dengan puluhan kucing yang ia rawat, biaya yang dikeluarkan cukup menguras kocek Eko karena rata-rata biaya yang harus ia keluarkan adalah sekitar Rp4 juta perbulannya. Cukup besar untuk penghasilannya yang tak menentu.

Sejak dari tahun 2013 pembiayaan berasal dari pendapatan pribadi dan Eko tidak pernah melakukan permintaan donasi kepada pihak manapun.

“Hanya beberapa waktu kebelakang ada satu donatur tetap dan baru-baru ini open donasi untuk makanan saja,” ujar Eko.

Ia pun berbagi pengalaman terkait suka duka mengurus kucing-kucing jalanan ini.

Sukanya bisa berbagi sesama makhluk hidup serta ada kepuasan batin di dalam dirinya.

Sementara dukanya, kita memang senang dan sayang dengan kucing tapi orang suka seenaknya buang kucing di depan rumah.

Padahal keadaannya memang sedang terbatas.

“Ada juga yang ingin adopsi tapi cuma PHP (pemberi harapan palsu) saja,” katanya.

Ia menjelaskan, untuk kesehatan dan kebersihan kucing sendiri, kami pribadi menyediakan stok obat P3K untuk kucing-kucing kami.

“Jika kami tidak bisa handel, baru dilarikan ke dokter hewan,” tambahnya.

Apabila ingin mengadopsi kucing-kucing tersebut, dapat dilakukan secara gratis, ia tidak menekankan berbagai macam persyaratan.

Jika ada yang minat serius dari iklan yang disebarkan di sosial media.

Namun, syaratnya adalah ia menginginkan pihak yang melakukan adopsi akan merawat kucing tersebut secara sungguh-sungguh.

Katanya, ia akan melakukan survei ke rumah calon adopter, agar kedepannya bisa memonitoring kondisi kucing yang diadopsi.

“Tidak ada perjanjian hitam diatas putih ataupun materai. Dengan merawat dan memberikan makan dengan baik saja, saya sudah merasa bersyukur sekali,” terangnya.

Mencari adopter untuk mengadopsi kucing jalanan ini tidak semudah kucing ras yang banyak orang cari.

“Kadang kalau ada rejekinya mendapatkan adopter yang baik tapi ada saja kucing yang tidak. Kalau tidak, kami rawat kucing itu sampai besar,” jelas Eko.

Selama hampir delapan tahun ini, katanya ia telah mendapatkan sekitar 20 adopter kucing yang melakukan adopsi.

“Yang terbanyak ada sekali ngadopsi lima ekor,” ucapnya.

Eko menerangkan, kita selalu berkomunikasi dengan adopter untuk menanyakan keadaan kucing-kucing itu. Bagaimana kondisinya, makan seperti apa.

Harapan kedepannya secara jangka panjang, inginnya bisa membuat tempat, perawat dan dokter khusus untuk mereka.

“Tetapi dalam jangka waktu dekat, dengan keadaan ekonomi seperti ini kami melakukan yang terbaik untuk mereka,” ungkap Eko.

Ia berpesan, jika memang suka dan ingin merawat kucing jangan sampai membeda-bedakannya. “Mereka pun sama seperti kita manusia yang butuh makan, kasih sayang dan tempat yang layak, apalagi kucing jalanan di luar sana,” lanjutnya.

Eko melanjutkan, banyak pula hal yang harus dipersiapkan seperti cara merawat, bagaimana mengurus kucing yang sakit.

“Jangan senang-senang sama kucing, tapi pas sakit nanti dibuang. Ya kalau bagus di sayang, itu hampir banyak terjadi,” tutupnya. (Dion)

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

Ragam Tradisi Unik Penuh Makna Keluarga Tionghoa Dalam Menyambut Imlek

TELENEWS.ID - Tradisi masyarakat Tionghoa dalam menyambut Imek atau tahun baru China pastinya memberi makna tertentu. Kali ini di tahun 2022, perayaan...

Status Kelurahan Krukut Tidak Lagi Zona Merah Covid 19, Micro Lockdown Dicabut

TELENEWS.ID - Banyak daerah khususnya di DKI Jakarta mendapat status level 2 dan juga menerapkan micro lockdown. Hanya saja semenjak varian Omicron...

Doyan Sindir Anies Baswedan, Wagub DKI Ke Giring: Tunjukkan Kinerja Dan Prestasi

TELENEWS.ID - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria angkat bicara soal aksi saling sindir antara Gubernur Anies Baswedan dengan Ketua Umum...

Tidak Ada Tempat Bagi Koruptor, Indonesia – Singapura Tanda Tangan Perjanjian Ekstradisi

TELENEWS.ID - Sejak tahun 1998, Indonesia dan Singapura telah melakukan berkali-kali untuk mengukuhkan perjanjian ekstradisi untuk kedua negara namun selalu gagal. Diketahui...