TELENEWS.ID – Sejak 2021 hubungan Rusia dan Ukraina sedang memanas. Hal ini disebabkan pernyataan Presiden Rusia, Vladimir Putin yang menyatakan bahwa tidak membiarkan Ukraina lepas serta menganggap akan dimanfaatkan oleh negara Barat (Amerika).
Sejak 2013, Ukraina dan Rusia telah terlibat konflik akibat lengsernya Presiden Viktor Yanukovych yang membagi dua kubu di dalam pemerintahan Ukraina. Kubu tersebut adalah kalangan Uni Eropa dan Pendukung Rusia.
Dalam konflik pemerintahan di Ibukota Ukraina, Crimea, masyarakat Ukraina yang mendukung Rusia meminta bantuan pemerintah Rusia, sehingga pemerintah dan militer Rusia pun turut campur dalam konflik internal negara Ukraina tersebut.
Akibatnya penolakan dari masyarakat Ukraina (Uni Eropa) semakin menjadi, terlebih lagi, Rusia menganggap Crimea merupakan daerah strategis yang kaya akan sumber daya alam yang sangat menguntungkan beberapa pihak. Hal ini semakin menjadi tujuan Rusia terutama mengamankan Crimea dan mengamankan sumber daya alam yang ada dari invasi barat atau negara eropa lain.
Intervensi Rusia dalam pemerintahan Ukraina ini membuat negara barat (Amerika) dan Uni Eropa turun tangan. Terlebih lagi sejak 2015 ada beberapa peristiwa yang disinyalir disebabkan konflik Ukraina-Rusia ini, salah satunya adalah pesawat malaysia airlines yang jatuh di Ukraina.
Hal ini diperparah dengan latihan militer yang dilakukan Rusia yang disinyalir disiapkan dengan adanya ancaman invasi dari Rusia.
Pada Selasa (15/2/2022) lalu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kiev memberikan beberapa pernyataan melalui akun instagram resmi, @Indonesiainkyiv. KBRI Kiev menyatakan hingga saat ini situasi di Ibukota Ukraina dan sekitarnya masih tergolong kondusif.
Namun KBRI menghimbau bagi seluruh WNI di Ukraina untuk tidak berpergian jika tidak memiliki urusan penting. Selain itu, WNI juga diharapkan segera kembali ke Indonesia selama ancaman invasi Rusia masih terus digaungkan.
KBRI Kiev menyatakan untuk saat ini belum ada perwakilan dari kedutaan yang secara aktif melakukan evakuasi terhadap WNI di Ukraina. Hal ini dikarenakan melihat situasi Ukraina masih terbilang kondusif.
Namun komunikasi intensif akan terus dilakukan KBRI. Saat ini terdapat 138 orang WNI di Ukraina. Jumlah ini menurun dari 148 orang WNI yang 10 orang diantaranya sudah kembali ke Indonesia. (Angela Limawan)