TELENEWS.ID – Diperkirakan ada 18,1 juta kasus kanker di seluruh dunia pada tahun 2020. Dari jumlah tersebut, 9,3 juta kasus terjadi pada pria dan 8,8 juta pada wanita. Dengan beban global yang berkembang ini, pencegahan kanker adalah salah satu tantangan kesehatan masyarakat yang paling signifikan di abad ke-21.
Hampir 600.000 orang meninggal karena penyakit ini, menjadikan kanker sebagai penyebab kematian nomor dua di dunia. Meski terkadang tak terhindarkan, risiko kanker bisa diturunkan. Menghilangkan faktor risiko dapat membantu mencegah 30 hingga 40% risiko seseorang terkena kanker. Cara untuk menurunkan risiko kanker ini termasuk berhenti merokok, meningkatkan aktivitas fisik, dan mempertahankan pola makan yang sehat.
Memperhatikan apa yang kamu makan dan minum itu penting, guna membantu untuk menjaga tubuh dan diri sendiri dari risiko kanker. Kamu dapat menghindari bahan kimia atau aditif berbahaya yang berpotensi masuk ke dalam tubuh, dengan memperhatikan makanan dan minuman apa yang kamu konsumsi. Salah satunya minuman sehat yang bisa kamu konsumsi secara rutin untuk mengurangi risiko kanker adalah dengan mengkonsumsi teh.
Menurut briefing dalam Simposium Teh 2022, asupan konsumsi teh yang lebih tinggi berpotensi mengurangi risiko beberapa jenis kanker. Petunjuk awal tentang potensi teh sebagai sarana pencegahan kanker, berasal dari pengamatan perbedaan geografis dalam penyebaran kasus kanker di berbagai penjuru dunia.
“Studi populasi dengan jelas menunjukkan bahwa tingkat kanker prostat yang terbukti secara klinis jauh lebih rendah di negara-negara Asia, terutama di Jepang dan Cina; di mana 35% teh dunia dikonsumsi oleh penduduk di sana,” kata Nagi Kumar, peneliti pencegahan kanker di Moffitt Cancer. Pusat di Tampa, Florida.
Raul Zamora-Ros, PhD, Peneliti Utama di Unit Nutrisi dan Kanker, Catalan Institute of Oncology (ICO), dan Bellvitge Biomedical Research Institute (IDIBELL); serta pembicara dalam simposium teh 2022 mengatakan bahwa teh masih menjadi objek penelitian menarik yang dipercaya ilmuwan mampu menurunkan risiko kanker.
“Sementara penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk menentukan dosis optimal dan durasi konsumsi teh, kesimpulan yang dapat kami bagikan adalah bahwa konsumsi teh yang lebih tinggi dapat mengurangi risiko beberapa bentuk kanker,” kata dokter Zamora-Ros.
Zamora-Ros juga menjelaskan bahwa teh adalah minuman yang kaya akan flavonoid, sejenis mikronutrien polifenol yang secara alami terdapat pada tanaman dan merupakan senyawa bioaktif dengan banyak sifat antikarsinogenik.
“Ada bukti kuat bahwa beberapa polifenol memiliki sifat pencegah kanker, dan sifat lain yang bermanfaat dalam memerangi kanker seperti antioksidan dan anti-peradangan,” katanya.
Simposium ini juga mengindikasikan bahwa meta-analisis baru-baru ini menunjukkan penurunan risiko kanker payudara, saluran empedu, endometrium, hati, dan mulut seiring dengan konsumsi teh yang meningkat.
Polifenol memang menjadi salah satu kandungan kimia dalam teh yang diketahui memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Menurut beberapa penelitian berbasis populasi menunjukkan bahwa teh hijau dan hitam membantu melindungi dari kanker.
Studi klinis awal menunjukkan bahwa polifenol dalam teh, khususnya teh hijau; berpotensi memainkan peran penting dalam pencegahan kanker. Artikel tersebut menjelaskan bahwa para peneliti juga percaya bahwa polifenol membantu membunuh sel kanker dan menghentikan pertumbuhannya.
National Cancer Institute juga menyatakan bahwa polifenol utama dalam teh hijau seperti EGCG, EGC, ECG, dan EC, serta theaflavin dan thearubigins dalam teh hitam, juga terbukti secara ilmiah memiliki aktivitas antioksidan.
Karena bahan kimia ini, teh dapat melindungi sel dari kerusakan DNA yang disebabkan oleh spesies oksigen reaktif. Polifenol dalam teh juga telah terbukti mencegah pertumbuhan sel tumor yang cepat.
Penelitian lain juga menunjukkan polifenol dalam teh berpotensi melindungi terhadap kerusakan yang disebabkan oleh radiasi ultraviolet B. Selain itu teh hijau telah terbukti mengaktifkan enzim detoksifikasi, yang dapat membantu melindungi dari perkembangan tumor. (Yuyun Amalia)