TELENEWS.ID – Citayam Fashion Week menjadi fenomena baru anak bangsa yang akan membekas ke depan. Hanya bermula dari hobi remaja yang berasal dari Bojong Gede dan Citayam Depok di Sudirman Center Business District dikarenakan lokasinya di pusat kota dan instagramable. Berubah menjadi trend baru di Indonesia yang mudah diikuti berbagai kalangan.
Namun sayang banyaknya polemik dan pelanggaran yang ternyata dilakukan selama berlangsungnya pamer busana urban street fashion ini, aparat kepolisian DKI Jakarta akhirnya harus mengawasi dan melakukan pembubaran perkumpulan remaja ini. Beberapa poin pelanggaran yang dibuat antara lain menggunakan jalan raya terutama tanda penyebrangan jalan atau zebra cross sebagai panggung. Padahal dalam undang-undang negara tertulis jelas Pasal 274 ayat 1, pasal 275 UU no.22 Tahun 2009 tentang lalu lintas yang mengganggu lalu lintas akan dikenakan sanksi. Selain itu Pasal 28 ayat 2 juga menyebutkan sanksi bagi masyarakat yang mengganggu pengguna rambu lalu lintas akan dikenakan sanksi 1 bulan penjara dan denda maksimal 250,000 rupiah.
Akibat dari jalanan yang tertutup di kawasan sekitar Stasiun Commuter Line BNI City dan kawasan dukuh atas 1, kemacetan panjang terjadi sangat parah terlebih di malam minggu. Sejumlah pemotor juga memarkirkan kendaraannya di bahu jalan dan memakan satu jalur sehingga tidak dapat digunakan pengendara. Kemacetan panjang terjadi bahkan mulai dari bunderan plaza Indonesia hingga kawasan dukuh atas 1 sekitar 4 km.
Selain itu banyaknya anak muda pria yang berdandan dan berinteraksi layaknya wanita juga merupakan pelanggaran norma gender di Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan negara yang menganut agama cukup tinggi, sehingga penyimpangan seperti ini tidak diizinkan beredar. Sejumlah aparat kepolisian saat ini terus berjaga di sekitaran SCBD dan akan melakukan penangkapan bagi pria yang berdandan layaknya wanita untuk kemudian dimasukkan ke panti sosial dan mendapat binaan.
Gangguan di masyarakat lainnya akibat dari Citayam Fashion Week adalah banyaknya remaja yang tertidur di sekitar kawasan dukuh atas. Hal ini dikarenakan remaja yang sebagian besar berasal dari daerah Depok tertinggal kereta commuter line terakhir yang menuju ke Depok karena terlalu malam. Selain itu banyak remaja yang tidak mengetahui caranya menuju Depok jika menggunakan transportasi selain commuter line. Ditambah lagi, biaya transportasi yang beragam dan keterbatasan ongkos yang dimiliki membuat anak-anak ini memutuskan untuk tidak menggunakan transportasi lain dan menetap semalam di lokasi khas Bonge tersebut.
Terakhir citayam fashion week didaftarkan secara sepihak oleh artis sekaligus Youtuber ibukota, Baim Wong melalui perusahaan miliknya, Tiger Wong Entertaiment. Hal ini memicu amukan dari masyarakat yang menyayangkan tindakan Baim Wong karena dianggap mengambil keuntungan dari trend CFW ini. Baim Wong dianggap hanya akan memanfaatkan remaja dan brand CFW untuk mengeruk keuntungan pribadi. Salah satu pernyataan kontra datang langsung dari gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang meminta Baim Wong membatalkan pendaftaran brand CFW ke Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).
Pernyataan berbeda datang dari Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan yang merasa tidak mengeluarkan larangan berkumpul untuk remaja mengadakan Citayam Fashion Week tersebut. Namun karena pihak kepolisian dan masyarakat merasa terganggu oleh aksi anak-anak di jalanan ini, akhirnya CFW resmi ditutup dan akan terus diawasi selama beberapa waktu ke depan untuk memastikan tidak ada lagi kegiatan tersebut. (Angela Limawan)
