TELENEWS.ID – Korea Utara tengah mengalami penyusutan bahan pangan. Hal itu akibat rangkaian topan musim panas yang mengamuk hingga memicu banjir yang menghancurkan ribuan rumah dan menggenangi lahan pertanian.
Kim Jong Un yang selama ini dikenal tak pernah mau mengungkapkan jika negaranya dalam masalah, bahkan kini mengakui krisis pangan yang tengah dialami negara tersebut. Pengakuan Kim lantas menyita perhatian banyak kalangan.
“Situasi pangan masyarakat sekarang semakin tegang karena sektor pertanian gagal memenuhi rencana produksi biji-bijian, akibat kerusakan dari topan tahun lalu,” ungkap Kim, dikutip dari AFP, Sabtu (19/06/2021).
Di ibu kota Pyongyang, satu kilogram buah pisang kini dijual dengan harga 32 poundsterling, atau sekitar Rp640.000,
Jika diasumsikan dalam 1 kilogram berisi setidaknya tujuh buah pisang, maka harga per buahnya adalah 4,57 poundsterling, atau Rp91.000.
Kim Jong Un kemudian menyerukan langkah-langkah guna meredam dampak bencana alam seperti itu, dengan mengatakan bahwa memastikan panen yang baik merupakan prioritas utama.
Sementara itu pada bulan sebelumnya, Radio Free Asia memberitakan bahwa petani di Korea Utara diwajibkan untuk memberikan dua liter urine, yang nantinya urine itu akan dijadikan bahan membuat pupuk oleh pemerintah setempat.
Adapun pengakuan tersebut seperti sebuah peringatan bagi Korut, mengingat bahwa Korea Utara pernah menderita kelaparan dahsyat pada 1990-an yang mengakibatkan ratusan ribu nyawa melayang pada saat itu.
Korea Utara yang saat ini mendapatkan berbagai sanksi internasional atas senjata nuklir dan juga program rudal balistiknya, telah lama berjuang mengatasi ketersediaan pangan, namun kali ini mereka mengaku menderita kekurangan makanan kronis.
Dimulai dari pandemi Covid-19 yang melanda hingga serangkaian badai musim panas serta banjir semakin memperparah situasi Korea Utara sejak tahun lalu.
Dalam pengakuan lain pada bulan April mengenai krisis di Korea Utara, Kim juga mengimbau kepada warganya untuk bekerja keras, serta berjaga-jaga apabila situasi terburuk terjadi. Dikhawatirkan bencana terburuk kembali terulang seperti kelaparan nasional pada tahun 1990-an yang melanda negara tersebut. (Hifziyah).