TELENEWS.ID – Bahkan di skuad Italia EURO 2020 yang tergolong sarat figur baru saat ini, nama Matteo Pessina relatif kurang dikenal. Namun siapa sangka, calon arsitek yang bermain untuk Atalanta itu bisa menjadi penentu kemenangan Italia atas Wales yang memastikan kelolosan Gli Azzuri dari fase grup.
Italia sejauh ini menjadi kandidat terkuat juara Piala Eropa dan menyapu bersih tiga kemenangan di Grup A yang membuat mereka melenggang ke babak selanjutnya sebagai juara grup dengan koleksi sembilan poin. Racikan tangan dingin Roberto Mancini membuat Si Biru mampu melakoni tiga laga pembuka tanpa kebobolan, dengan kombinasi pemain muda dan tua berdeterminasi tinggi, salah satunya Matteo Pessina.
Dilansir dari harian Marca, Pessina sesungguhnya hanyalah salah satu pemain alternatif untuk skuad Italia. Penyerang sayap berusia 24 tahun itu baru dipastikan masuk daftar skuad inti yang berlaga di putaran final EURO 2020 setelah Stefano Sensi mengalami cedera.
Pessina saat ini tercatat sebagai pemain dengan gaji terkecil di skuad Italia dengan pemasukan ‘hanya’ sekitar 400 ribu Euro per tahun. Kendati demikian, ia tidak jeri sedikitpun ketika harus tampil bersama nama-nama cukup terkenal seperti Gianluigi Donnarumma, Giorgio Chiellini hingga Federico Chiesa.
Permainan gesitnya kala menghadapi Wales pun ditutupnya dengan gol tunggal yang memastikan kemenangan Italia 1-0 lewat sontekan terarah ke gawang Danny Ward.
“Ini adalah dongeng bagi saya. (Laga kontra Wales) adalah pertandingan yang sempurna. Saya menjalani debut sebagai starter di kejuaraan Piala Eropa dan mencetak gol, ini adalah hal yang anda impikan ketika mulai bermain sepakbola. Saya tidak akan tidur selama sepekan ke depan” tutur Pessina dalam wawancara selepas laga.
“Saya memberikan contoh bahwa para pemain yang memulai karir di Serie C sekali pun bisa mencapai tim nasional jika mereka bersedia membuat pengorbanan” Tandasnya kemudian.
Mengawali karir juniornya di Monza pada tahun 2014 silam, potensi besar Pessina membuat pemandu bakat AC Milan kepincut dan memboyongnya ke akademi klub tersebut pada tahun 2015. Namun ia gagal bersaing untuk masuk ke skuad inti Milan dan kemudian melanjutkan karir di sejumlah klub semenjana, mulai dari Lecce, Catania, Como, sebelum bisa bergabung di Atalanta dan dipanggil ke skuad Italia.
Selain bakat besar di bidang sepakbola, rupanya ada banyak fakta menarik tentang Pessina. Kendati masih terbilang muda, ia lebih gemar membaca buku ketimbang bermain Playstation bersama rekan-rekannya. “Saya suka matematika dan geometri,” ujarnya.
Rupanya, Pessina memang masih bertekad untuk meneruskan jejak ibunya yang berprofesi sebagai arsitek handal. Karena itulah meski sudah sukses berkarir sebagai pesepakbola profesional, pemuda berusia 24 tahun itu masih mengambil kursus ekonomi di Universitas Luiss, Roma. Pessina pun mengaku bahwa kegemarannya belajar tentang angka berpengaruh positif pada permainan sepakbolanya.
“Saya suka soal hitung-hitungan dan itu membuat saya juga harus berpikir cepat di lapangan,” terangnya. (Billy Bagus)
