TELENEWS.ID – Selama ini, Israel memang dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki pasukan militer paling modern di dunia, serta dilengkapi dengan persenjataan nuklir yang canggih. Sementara itu, lain halnya dengan negara Palestina yang dikenal tak memiliki tentara reguler, juga tidak banyak armada untuk membela diri dari agresi ini.
Pada saat pengadilan kontroversial Israel memerintahkan pengusiran warga Palestina yang berada di Yerusalem Timur, protes dan reaksi keras dari otoritas Israel pun bermunculan. Eskalasi yang memanas saat ini membuat para pakar internasional khawatir akan terjadinya perang skala penuh yang sudah tampak di depan mata.
Dilansir dari Aljazeera, hingga Sabtu kemarin (15/05/2021), tercatat sebanyak 113 warga Palestina di Gaza yang meninggal dunia akibat serangan Israel ke Palestina. Selain itu, lebih dari 580 warga Palestina terluka di momen hari raya Idul Fitri ini.
Terkait hal itu, bagaimanakah sebenarnya perbandingan armada militer dari masing-masing negara yang mengalami konflik berkepanjangan itu? Dikutip dari Situs berita asal Turki, TRTWorld, pada Senin (17/5/2021), inilah ulasan kemampuan masing-masing militer kedua negara tersebut.
Perbandingan Pasukan Bersenjata
Pasukan Pertahanan Israel (Israeli Defence Forces/IDF) tercatat memiliki hampir 170.000 personel militer yang aktif, sementara itu ada lebih dari 3 juta pria serta wanita di negara Israel yang bersedia untuk dinas militer. Jumlah ini merupakan angka yang luar biasa jika dilihat dari sebuah negara dengan populasi hanya 9 juta. Hal ini juga menunjukkan betapa kuatnya militerisasi di Israel.
Tak hanya itu, IDF juga bahkan menawarkan anggaran yang sangat besar, yakni mencapai angka US$20,5 miliar atau setara dengan Rp297 triliun (kurs Rp 14.500/US$) yang tersedia untuk belanja militer, hal ini berdasarkan perkiraan pada tahun 2019. Besaran angka tersebut berada di peringkat ke-15 dalam hal pengeluaran militer secara global.
Sementara itu di Palestina, tanpa tentara reguler, kecuali Hamas, kelompok perlawanan Palestina memiliki tenaga pejuang yang jauh lebih sedikit daripada tentara Israel, jumlahnya pun hanya sekitar 30.000 hingga 50.000 tentara.
Namun menurut perkiraan yang berbeda, Hamas memiliki antara 10.000-20.000 pejuang. Pada tahun 2009, International Crisis Group memperkirakan kekuatan Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas, antara 7.000 dan 10.000.
Tetapi perkiraan terkini mengatakan bahwa jumlah pejuang kelompok tersebut bisa mencapai hampir 40.000 Jihad Islam (Islamic Jihad), kelompok bersenjata lain yang didukung oleh Iran, memiliki pejuang antara 8.000-9.000.
Sebetulnya memang ada Pasukan Keamanan Otoritas Palestina, yang dibentuk di bawah Kesepakatan Damai Oslo yang dulu sempat gagal, ditandatangani oleh Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) dan Israel, yang sebagian besar didanai oleh AS dan UE.
Namun armada tentara ini bertindak di bawah koordinasi dengan Tel Aviv. Sebagian besar pejuang PLO diintegrasikan ke dalam pasukan ini, yang berjumlah sekitar 83.000.
Sebagian besar warga Palestina dan pengamat militer pun menilai Kesepakatan Oslo sebagai perjanjian yang gagal dan mendiskreditkan Palestina, yang telah mengubah kapasitas tempur PLO menjadi pasukan keamanan yang tunduk di bawah kendali de facto Israel. Akibatnya, dalam perang aktif antara Palestina dan Israel ini, Pasukan Keamanan Otoritas Palestina tidak dapat memainkan peran militer apa pun.
Perbandingan Senjata
Armada Israel memiliki berbagai senjata canggih yang diproduksi oleh industri militer dalam negerinya. Pabrikan senjata di Israel bahkan dikenal sebagai salah satu eksportir terbesar di dunia, yang menjual senjata ke negara-negara besar seperti Rusia dan AS. Banyak juga dari negara Eropa juga yang merupakan klien dari Israel.
Negara zionis ini juga diam-diam mengembangkan senjata nuklir, yang belum diproduksi di bawah Perjanjian Non-Proliferasi (NPT), perjanjian internasional yang mengatur aturan inventaris nuklir dunia.
Sementara itu, kelompok seperti Hamas untuk Palestina, dengan bantuan beberapa negara lain, ingin membangun roket mereka sendiri dan peralatan militer lainnya di Gaza, pantai timur laut tengah Palestina. Palestina sendiri tidak memiliki industri pertahanan nasional.
Menurut perkiraan, Angkatan Udara Israel memiliki sedikitnya 684 jet tempur, sedangkan Palestina tidak memiliki satu pun pesawat terbang.
Meskipun Palestina bahkan tidak memiliki angkatan udara, namun beberapa media Amerika baru-baru ini menerbitkan laporan yang mengatakan bahwa, serangan udara dari militan Hamas membunuh sedikitnya 20 orang di Israel. Diketahui angkatan Udara Israel memiliki 34.000 personel yang aktif.
Memiliki sebanyak 10.000 personel dengan masing-masing tugas aktifnya, Angkatan Laut Israel memiliki 4 korvet (kapal perang ukuran kecil), 8 kapal rudal, 5 kapal selam, 45 kapal patroli, serta 2 kapal pendukung. Sedangkan Palestina hanya memiliki sedikit dari beberapa perahu penangkap ikan di Gaza.
Meskipun demikian, terlepas dari perbedaan yang sangat besar antara kemampuan militer kedua belah pihak, dikatakan bahwa Israel terus-menerus mengeluh soal jumlah roket Hamas dan Jihad Islam.
“Intelijen Israel menilai bahwa sebagian besar persenjataan Hamas yang terdiri dari 5.000 hingga 6.000 roket dapat menyerang di suatu tempat antara komunitas perbatasan Gaza dan 40-55 km,” tulis laporan Jerusalem Post.
Hal tersebut juga bahkan dipertegas oleh surat kabar Israel yang mengatakan, bahwa lawannya yang merupakan Jihad Islam itu memiliki setidaknya 8.000 roket jarak pendek.
Menurut intelijen Israel, Hamas juga memiliki puluhan roket dengan jangkauan 100-160 km, sedangkan Jihad Islam memiliki jumlah yang sangat kecil dari roket Buraq-100 dengan jangkauan lebih dari 100 km.
Hamas juga mungkin memiliki ratusan roket dengan jangkauan 70-80 km yang dapat menjangkau kota-kota seperti Tel Aviv. Kebanyakan roket tersebut merupakan buatan Iran.
Di sisi lain, Israel memiliki sistem rudal balistik dan rudal jelajah yang canggih serta beragam. Mereka tak hanya menyerang kota-kota Palestina, tetapi juga negara-negara seperti Mesir, Suriah dan Iran.
“Sebagian besar perkiraan kemampuan rudal Israel menunjukkan bahwa Israel memiliki rudal balistik jarak menengah (MRBM) berkemampuan nuklir; rudal jelajah subsonik jarak pendek dengan kemampuan canggih seperti non-line of sight targeting (NLOS) dan kemampuan manuver midflight; dan kemampuan rudal pertahanan yang signifikan,” tulis laporan NTI, pengawas nuklir.
“(Rudal) Jericho-2 punya jangkauan sekitar 1.500 km dengan muatan 1.000 km, jangkauan yang akan mencakup seluruh Mesir, Suriah, dan Irak, tetapi hanya wilayah perbatasan Iran barat; beberapa pengamat, bagaimanapun, telah menilai rudal itu memiliki jangkauan 3.500 km, yang akan mencapai seluruh Iran,” tulis laporan yang sama.
Sementara itu, Israel masih terus merahasiakan inventaris misilnya. Oleh sebab itu, para analis tentu berpikir bahwa negara itu memiliki keunggulan yang tak tertandingi jika dibandingkan dengan roket Hamas dan Jihad Islam.
Selanjutnya, Israel memiliki sistem pertahanan udara yang sangat populer yang tak lain adalah Iron Dome yang dikatakan sangat efektif untuk melindungi dirinya dari serangan roket Hamas dan Jihad Islam, karena ditunjang dengan teknologinya yang sangat canggih. (Hifziyah).
