TELENEWS.ID- Ada yang spesial di tanggal 6 Oktober ini. Ya inilah hari dimana diperingati sebagai hari Cerebral Palsy sedunia atau World Cerebral Palsy Day. Inilah hari dimana menjadi kesempatan kita untuk menumbuhkan kesadaran mengenai gangguan kesehatan yang sering mendapat stigma yang salah dari masyarakat luas.
Sejarah perayaan hari Cerebral Palsy seduni ini dimulai pada tahun 2012 yang silam. Inilah perayaan untuk mendukung sekitar 17 juta orang di dunia yang hidup dengan cerebral palsy (CP). Perayaan ini digagas oleh Cerebral Palsy Alliance (Australia) and United Cerebral Palsy (Amerika Serikat). Gerakan ini mendukung 450 lebih organisasi pelayanan, universitas, grup orangtua, kelompok penelitian ilmiah, kelompok penelitian mahasiswa, dan rumah sakit anak dari 65 negara di seluruh dunia.
Di Indonesia sendiri penderita Cerebral Palsy yang terdata secara resmi masih terbilang cukup sedikit. Pada tahun 2018 saja diperkirakan penyandang Cerebral Palsy sedang mencapai angka 717.312, sedangkan yang berat mencapai angka 149.458 jiwa. Jumlah ini membuat Cerebral Palsy menyumbang angka 47,4%, untuk jumlah difabel yang ada di negara kita ini.
Cerebral palsy sendiri adalah suatu gangguan kesehatan dimana penderitanya akan mengalami lumpuh permanen seumur hidupnya. Secara medis, Cerebral Palsy sendiri disebabkan oleh pertumbuhan yang tidak normal dari bagian otak yang mengontrol fungsi gerak, keseimbangan dan bentuk tubuh. Biasanya Cerebral Palsy sudah terjadi semenjak bayi masih berada dalam kandungan. Meski begitu tak menutup kemungkinan CP juga terjadi saat kelahiran, atau beberapa waktu setelah seorang anak dilahirkan ke dunia.
Di masyarakat sendiri, masih beredar stigma yang salah mengenai CP. Nah di hari CP sedunia ini, yuk kupas mengenai mitos yang salah terhadapa Cerebral Palsy ini.
- Mitos: Semua orang yang terlahir dengan Cerebral Palsy mengalami disabilitas intelektual
Mitos yang beredar di masyarakat mengatakan bahwa penderita Cerebral Palsy umumnya memiliki kecerdasan dibawah rata-rata. Namun faktanya, Cerebral Palsy hanya mempengaruhi gerak dan postur tubuh seseorang. Ini artinya tidak semua yang terlahir dengan Cerebral Palsy, memiliki keterbatasan intelektual. Bahkan ada juga yang memiliki kecerdasan sejajar atau lebih tinggi dari manusia normal lainnya. - Mitos: Semua penyintas Cerebral Palsy tidak bisa berbicara
Faktanya hanya 1 dari 4 penderita Cerebral Palsy yang tidak memiliki kemampuan berbicara. Namun bukan berarti mereka tidak bisa berkomunikasi sama sekali. Penderita Cerebral Palsy yang tidak bisa bicara tetap bisa melakukan aktivitas sehari-hari, berkat adanya kemajuan teknologi yang bisa dikontrol dengan gerak mata mereka. - Mitos: Penderita Cerebral Palsy tidak berumur panjang
Banyak yang percaya bahwa penderita Cerebral palsy tidak akan bisa berumur panjang. Namun ternyata banyak juga penyintas CP yang berumur panjang selayaknya orang lain pada umumnya. - Mitos: Cerebral Palsy bisa diobati
Sayangnya Cerebral palsy adalah kondisi yang tak akan bisa disembuhkan, dan akan terus dialami penderitanya seumur hidupnya. Meski begitu kondisi Cerebral Palsy yang mereka idap juga tidak akan bertambah parah. Mereka yang mengidap Cerebral palsy dalam tahap ringan, bahkan masih bisa menjalani hidup dengan normal dan memiliki karier selayaknya orang lain pada umumnya. - Mitos: Cerebral Palsy adalah penyakit keturunan dan menular
Meskipun peneliti menemukan keterkaitan dengan genetik, namun CP bukanlah penyakit keturunan. Selain itu CP juga bukan penyakit menular, sehingga kita bisa berinteraksi dan lebih bisa memahamai lagi saudara-saudara kita penyintas Cerebral palsy. (Yuyun)