TELENEWS.ID – Perang Rusia-Ukraina tidak memberi ketakutan bagi investor untuk tetap berinvestasi di luar negeri. Walaupun kapan pn perekonomian seluruh negara di dunia bisa kapan saja terdampak dari perang kedua negara eropa timur tersebut. Salah satu yang tetap dibanjiri kucuran dana segar adalah Indonesia.
Berdasarkan laporan Bursa Efek Indonesia (BEI), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sudah beberapa kali mencapai rekor tertingginya di sepanjang awal tahun 2022 ini. Terakhir pada Jumat (4/3/2022) IHSG ditutup pada level all time high (ATH) 6,928.33.
Bahkan, IHSG merupakan indeks saham yang memliki prestasi terbaik di ASEAN dan Asia-Pasifik dengan kenaikan 5,27% ytd. IHSG sendiri unggul dari Indeks Straits Times Singapura yang hanya mengalami kenaikan 3,30% ytd.
Jika dilihat dari pembelian saham yang dilakukan investor, pada Jumat (4/3/2022) ada pembelian besar yang dilakukan senilai 1,90 triliun rupiah di pasar regular dan 491,73 miliar rupiah di pasar negosiasi dan tunai. Dari tahun ke tahun terhitung sudah 27,57 triliun rupiah investasi asing yang masuk ke Indonesia.
Pada awal invasi Rusia terhadap Ukraina, IHSG sempat anjlok ke level terendah yaitu 1,5% pada Kamis (24/02/2022). Namun hal ini tidak menutup minat investor untuk berinvestasi di Indonesia. Tercatat transaksi sebesar 821 miliar rupiah di pasar regular dan 881 miliar rupiah di pasar negosiasi dan tunai, tetap terjadi.
Saham BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi salah satu yang terfavorit dan mendapat transaksi beli bersih 4,9 triliun rupiah secara ytd. Harga saham BBRI pun naik sebesar 13,63%. Selain itu, emiten bank Group Djarum, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), mendapat transaksi beli bersih 3,8 triliun rupiah dan menaikan harga saham sebesar 8,22%. BBRI dan BBCA merupakan terfavorit dan tertinggi di pasar bursa saham dengan kapitalisasi sebesar 707,78 triliun rupiah (BBRI) dan 973,87 triliun rupiah (BBCA).
Para analisis berpendapat bahwa gagahnya transaksi dan saham perbankan Indonesia saat ini tidak terlepas dari solidnya kinerja perbankan sepanjang tahun 2021. Hal ini menggiurkan para investor terutama untuk mendapatkan pembagian deviden. BRI sendiri sudah mengumumkan akan melakukan pembagian deviden tutup buku tahunan 2021 sebesar 85% dari laba bersih atau 26,4 triliun yang akan diberikan kepada pemegang saham. (Angela Limawan)