TELENEWS.ID – Penanganan banjir menjadi salah satu agenda kerja prioritas Gubernur DKI Jakarta. Program penanganan banjir selalu disorot oleh banyak pihak, karena menjadi salah satu penyakit turun-temurun yang dialami oleh DKI Jakarta. Anies Baswedan, selaku gubernur yang menjabat saat ini tentu memiliki caranya sendiri untuk bisa menangani masalah banjir di DKI Jakarta.
Menyalahkan Wilayah Penyangga Hingga Intensitas Hujan
Anies optimis bisa menyelesaikan masalah banjir di DKI Jakarta ketika dirinya berkampanye di Pilkada 2017 lalu. Dirinya memiliki empat hal yang akan dilakukan apabila terpilih menjadi gubernur DKI, yakni:
Membereskan sumber banjir yang ada di bagian hulu sungai sehingga nantinya volume air akan berkurang di Jakarta.
Membangun sumur resapan
Membersihkan gorong-gorong yang menyebabkan air tersumbat
Memastikan tidak akan terjadi sedimentasi berlebihan di bagian hilir
Jika diringkas, Anies hanya akan menyelesaikan masalah di hulu dan juga hilir sungai yang mengalir di DKI Jakarta saja. Dirinya juga memiliki prinsip bahwa air harus masuk ke dalam tanah dan bukan dialirkan ke proyek normalisasi sungai seperti yang dilakukan oleh Gubernur Ahok.
Untuk membantu menuntaskan program penanganan banjir tersebut, Anies akan merangkul Pemprov Jawa Barat yang dalam hal ini Pemkab Bogor untuk mengurangi debit air yang sering disebut sebagai banjir kiriman. Akan tetapi, seiring berjalannya waktu, tidak terlihat ada kolaborasi antara Pemprov DKI dan wilayah penyangga DKI Jakarta dalam menangani masalah banjir. Yang ada, Anies justru menyalahkan wilayah penyangga sebagai penyebab banjir di ibukota.
“Kalau teman-teman lihat di bawah, catatan bahwa air kiriman dari kawasan hulu (Bogor) dan kawasan tengah (Depok) sekarang dalam perjalanan ke Jakarta. Nah, dalam perjalanan ke Jakarta itu tentu berdampak pada kawasan-kawasan di sekitarnya.” jelas Anies di Pintu Air Manggarai, Sabtu (20/2/2021).
Program lainnya yang dilakukan Anies untuk menangani masalah banjir di DKI Jakarta adalah dengan membangun sumur resapan, kemudian, penggunaan pompa air, dan juga pengerukan waduk. Akan tetapi, program tersebut belum bisa memberikan hasil yang signifikan dalam mengatasi masalah banjir. Anies malah menyalahkan hujan dengan intensitas tinggi seperti yang terjadi pada awal Januari 2021 yang lalu.
Anies Sangat Buruk dalam Penanganan Banjir
Pembangunan sumur resapan dan juga normalisasi dan naturalisasi sungai di era Gubernur Anies Baswedan mendapatkan banyak kritikan dari berbagai pihak. Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta menyebut bahwa di masa kepemimpinan Anies selama 4,5 tahun ini, pengendalian masalah banjir masih jauh dari harapan.
“Itu masih sangat jauh dari harapan, masih jauh dari penataan yang ideal, baik dari soal fungsi sumur resapan, normalisasi sungai, naturalisasi sungai dan semua instrumen yang berkaitan dengan penanganan antisipasi banjir,” ujar Dwi Rio Sambodo, Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta.
Begitu juga dengan program normalisasi sungai yang masih belum rampung ini, bahkan tidak ada kejelasan apakah tetap dikerjakan, atau diganti dengan program lainnya. Program normalisasi sungai ini awalnya adalah ide dari Gubernur Fauzi Bowo dan mulai digarap pada masa pemerintahan Jokowi dan Ahok.
Target dari normalisasi sungai ini adalah 33 kilometer yang terbentang dari Jembatan TB Simatupang hingga ke Pintu Air Manggarai. Di era kepemimpinan Ahok, pengerjaan ini sudah mencapai progres yang signifikan yakni mencapai 16 kilometer. Namun, di masa kepemimpinan Anies, proyek ini mandek, terbengkalai, dan justru malah diganti dengan program lainnya yang dibuat oleh Anies yang tidak memberikan hasil baik.
Terhentinya program itu menimbulkan pertanyaan, apakah Anies serius untuk menangani masalah banjir di DKI Jakarta? Padahal dana APBD 2021 DKI Jakarta sudah cair sekitar RP. 1 Triliun, namun akhirnya dana tersebut dikembalikan karena proyek itu tidak terlaksana dengan baik. Sedianya, anggaran tersebut digunakan untuk pembebasan lahan proyek normalisasi sungai. Padahal di era Ahok, pembebasan lahan bisa berjalan dengan baik dan proyek normalisasi sungai bisa berjalan dan menunjukkan hasil yang signifikan.
Gubernur Anies sering melontarkan alasan curah hujan yang tinggi, namun proyek normalisasi ini seperti enggan untuk dilakukan. Justru yang harus dilakukan adalah bukan menyalahkan curah hujan, namun mengantisipasi supaya air hujan tidak meluber kemana-mana. (Latief)