TELENEWS.ID – Rangkaian acara dan pertemuan delegasi seluruh dunia G20 sudah resmi dimulai. Pertemuan dari masing-masing sektor vital negara seperti ekonomi sudah dilaksanakan yang dipimpin oleh Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani. Namun masih banyak rangkaian pertemuan lain yang akan dihelat. Hal menarik dari pertemuan tersebut salah satunya yang sangat membanggakan masyarakat Indonesia, adalah souvenir yang akan diberikan kepada 120 orang delegasi G20.
Ide ini datang dari kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif (Kemenparekreaf) dan membutuhkan 7 orang ahli yang melakukan seleksi langsung terhadap kualitas kain yang akan diberikan kepada delegasi nanti. Proses produksinya juga melibatkan 125 pengrajin khusus kain gringsing yang berkompeten di bidang ini. Ketua Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) Tenun Gringsing Bali, I Wayan Yasa menjelaskan bahwa ada beberapa standar yang harus dimiliki kain yang akan diberikan kepada delegasi nanti, seperti warna dan kerapihan tenun. Proses produksi kain gringsing ini juga sudah dilakukan sejak Juni 2022 lalu dan hingga saat ini baru berhasil mengumpulkan 116 kain. Sedangkan sisanya masih dalam proses karena ada beberapa kain yang dinyatakan tidak memenuhi standar.
Selain itu, Ketua pengelola Desa Wisata Tenganan Pegringsingan I Putu Wiadnyana optimis akan menyelesaikan permintaan resmi pemerintah pusat ini di akhir Juli 2022 mendatang dengan total pesanan 120 kain. Kain Gringsing sendiri merupakan warisan kuno budaya Bali yang hingga saat ini masih bertahan. Kata gringsing sendiri terdiri dari dua suku kata yaitu “gring” yang berarti sakit, dan “sing” yang berarti tidak, sehingga kain gringsing dipercaya merupakan sebuah medium yang akan menjauhkan penggunanya dari segala penyakit dan menolak sial.
Sebenarnya proses pembuatan dari kain ini ada dua tahap yaitu tahap pertama adalah tahap ikat yang seharusnya memakan waktu pembuatan selama 5 tahun. Sedangkan proses kedua yaitu proses tenun memakan waktu selama 2 bulan. Kain gringsing sendiri merupakan kain yang proses pembuatannya paling sulit dibandingkan kain lain di Indonesia karena memiliki Teknik ikat ganda. Menurut seorang Textile Researcher and Development, Nurul Akriliyanti menyatakan bahwa kain gringsing merupakan salah satu karya Indonesia termahal yang ada karena proses pembuatannya yang sangat sulit serta memakan waktu cukup lama. Selain itu menurut Nurul, bahan yang digunakan dalam proses pembuatan kain gringsing sangatlah sulit ditemukan dan terbatas. Kain gringsing juga akan memiliki standar warna yang buruk jika dalam proses pewarnaan tidak menggunakan minyak kemiri.
Dalam sebuah sejarah, tepatnya tertulis dalam kitab Kakawin Nagarakertagama karya Empu Prapanca, disebutkan bahwa kain gringsing digunakan sebagai tirai di salah satu kereta kencana Hayam Wuruk dan Sri Nata Wilwatikta. Hingga saat ini, oleh masyarakat Bali khususnya daerah Tenganan, kain gringsing terus digunakan dalam setiap upacara yang dihelat seperti upacara keagamaan, upacara kikir gigi, serta upacara pernikahan. (Angela Limawan)