Home Internasional Meriah! Festival Penis Tahunan Jepang yang Melegenda

Meriah! Festival Penis Tahunan Jepang yang Melegenda

Facebook
Twitter

TELENEWS.ID – Pada hari Minggu pertama di bulan April setiap tahunnya, jalan raya Kota Kawasaki di sebelah selatan Tokyo akan penuh disesaki ribuan orang di Jepang. Mereka beramai-ramai merayakan “Kanamara Matsuri”, yang diartikan dalam bahasa Indonesia yaitu “hari alat kelamin pria”. Baik kaum laki-laki maupun perempuan terlihat sangat menikmati meriahnya festival penis tersebut.

Secara harfiah, Kanamara Matsuri diartikan sebagai “Festival of the Steel Phallus” atau “Festival Lingga Baja”, yang merupakan perayaan tahunan rutin yang digelar di Kuil Kanayama, yakni tempat sembahyang umat Shinto di Kawasaki, Jepang.

Dalam perayaan unik ini, tak hanya warga lokal saja yang bersuka cita merayakan kemeriahan tersebut, ada pula warga negara asing turut memadati festival itu.

Mereka sangat menikmati makanan, bahkan banyak dari mereka baik muda maupun tua tampak sangat menikmati lolipop ataupun coklat berbentuk alat vital pria. Selain itu, souvenir yang serba berbentuk penis dengan beraneka warna pun laris manis diburu pengunjung.

Ditengah meriahnya festival tersebut, ada pertunjukan tiga patung penis raksasa yang akan diarak keliling kota dan bisa disaksikan oleh para wisatawan yang hadir. Ada penis baja berwarna hitam, penis kayu berwarna coklat, dan juga penis berwarna merah muda cerah yang disebut sebagai “Elizabeth”.

Kanamara Matsuri yang menjadi rutinitas tahunan dianggap sebagai bentuk penghormatan terhadap alat kelamin serta kesuburan pria. Selain itu, festival ini juga merupakan cara meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pencegahan penyakit menular seksual.

Kanamara Matsuri merupakan perayaan yang sangat melekat dengan Shinto, yakni salah satu agama tradisional di Jepang. Rutin dijalankan selama bertahun-tahun, festival ini pun menjadi atraksi populer bagi wisatawan asing dan kerap dimanfaatkan sebagai media penggalangan dana terkait penelitian penyakit HIV.

Selain itu, Perayaan Kanamara Matsuri juga kerap dihubungkan kembali ke zaman terdahulu Jepang, yaitu Zaman Edo atau Tokugawa pada 1603-1868 silam. Kala itu Kawasaki menjadi pusat perdagangan yang ramai serta memiliki kehidupan malam yang sangat sibuk.

Sebuah tempat suci yang bernama Kuil Kanayama pun menjadi tempat sembahyang serta pemujaan bagi pekerja seks komersial yang membutuhkan perlindungan diri dari penyakit kelamin menular.

Kuil Kanayama sendiri merupakan tempat ibadah kecil yang terletak di dalam area kuil Wakamiya-Hachimangu, Kawasaki, Prefektur Kanagawa. Kuil ini juga mengabadikan tokoh pemimpin legendaris Jepang, yaitu Kaisar Nintoku atau yang dikenal sebagai Oosagi-no-Mikoto.

Berdasarkan hal itulah Kota Kawasaki dikatakan memiliki keterkaitan sejarah mengenai hubungan Kuil Kanayama dan Kanamara Matsuri.

Kota Kawasaki yang merupakan tempat di mana kuil itu berada juga menjadi perhentian strategis bagi mereka yang melakukan perjalanan di sepanjang Jalan Tokaido, antara Edo dan kota-kota di bagian barat Jepang lainnya.

Sebagai lokasi yang dianggap strategis, Kota Kawasaki pun memiliki “rumah-rumah teh” yang tidak hanya berfungsi sebagai tempat istirahat atau kedai untuk makan dan minum, tetapi juga difungsikan oleh para wanita malam untuk menjual diri.

Para PSK ini pun kerap mengunjungi Kuil Kanayama untuk memanjatkan doa serta memohon perlindungan kepada dewa dari segala macam serangan penyakit kelamin.

Dikatakan pula bahwa pekerja seks kala itu sesekali mengadakan perayaan bertema kesehatan dan kesuburan di sekitar kuil. Dari situlah asal usul perayaan Kanamara Matsuri selalu dilakukan dengan begitu meriah.

Sebelumnya, rutinitas tradisi perayaan Kanamara Matsuri ini sempat berhenti pada tahun 1800-an, namun setelah itu, pemimpin biksu di Kuil Kanayama bernama Hirohiko Nakamura, memutuskan untuk menghidupkannya kembali di awal tahun 1970-an yang dilestarikan dan terus berjalan setiap tahunnya hingga saat ini.

Tentunya tradisi Kanamara Matsuri ini sangat menarik dan memiliki keunikan tersendiri. Tak hanya sebatas mengedepankan bentuk alat vital yang dianggap tabu bagi sebagian orang, namun festival ini justru memancarkan keseniannya, serta makna luar biasa yang mengandung pesan terkait bahayanya penyakit menular seksual. (Hifziyah)

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

Inilah 5 Trik Mudah untuk Bebas Stress Menjelang Perayaan Natal

TELENEWS.ID - Tinggal hitungan hari lagi maka umat Kristiani akan bersuka cita merayakan Natal. Selayaknya hari besar lainnya, banyak persiapan yang harus...

Ladies, Kenali 6 Tanda Cowok Parasit yang Perlu Diwaspadai

TELENEWS.ID - Hubungan mantan pasangan Laura Anna dan Gaga Muhammad kembali memanas. Laura yang merasa dirugikan baik secara fisik maupun finansial, akhirnya...

Mengenal Situationship yang Bisa Menjebakmu Dalam Hubungan Toxic Tanpa Status

TELENEWS.ID - Apakah kamu memiliki seorang teman yang memperlakukan kamu dengan mesra, dan memberikan perhatian lebih dari seorang teman? Akan tetapi sayangnya,...

Hati-hati, Dokter Peringatkan Bahaya Memakai Celana Jeans Ketat Bagi Organ Intim Wanita

TELENEWS.ID - Praktis, stylish dan bisa dipadukan dengan jenis busana apa saja membuat celana jeans menjadi salah satu item fashion favorit kaum...