Home Gaya hidup Mitos atau Fakta: Benarkah Sering Memakai Topi Bisa Sebabkan Kebotakan?

Mitos atau Fakta: Benarkah Sering Memakai Topi Bisa Sebabkan Kebotakan?

Facebook
Twitter

TELENEWS.ID – Memakai topi menjadi hal yang wajar dilakukan oleh orang belakangan ini. Topi menjadi salah satu aksesoris fashion yang netral, atau bisa dipakai baik oleh pria dan wanita. Namun di negara kita, memang lebih umum pria yang memakai topi dibandingkan dengan kaum wanita.

Meski begitu, rupanya ada loh orang-orang yang sangat enggan memakai topi. Bukan karena tak mau ikutan mode, namun mereka khawatir memakai topi bisa menyebabkan kebotakan. Namun benarkah terlalu sering memakai topi bisa menyebabkan rambut menjadi rontok dan akhirnya botak?

Jika kamu mengalami tanda-tanda awal kebotakan, bukan tak mungkin kamu akan mengenakan topi untuk menutupi kerontokan rambut. Beberapa orang khawatir bahwa sering memakai topi akan memperparah gejala kebotakan. Mereka mengambil contoh teman dan keluarga yang sering memakai topi, dan mereka mengalami kehilangan rambut yang cukup parah.

Namun rupanya menurut sains, korelasi antara dua hal ini tidak berarti yang satu menyebabkan yang lain. Orang dengan rambut rontok mungkin lebih sering memakai topi, tetapi memakai topi tidak selalu menyebabkan kebotakan.

Menurut Dr Shilpi Khetarpal, dokter kulit di Cleveland Clinic, memakai topi tidak menyebabkan rambut rontok. Menurut Dr. Khetarpal pendapat yang mengatakan memakai topi bisa menyebabkan kebotakan terutama pada kaum pria merupakan suatu mitos belaka.

“Ini benar-benar mitos,” kata Khetarpal. “Mengenakan topi selama beberapa jam, asalkan tidak cukup ketat untuk membuat seseorang merasa sakit kepala; tidak akan menyebabkan kerontokan rambut” jelasnya lagi.

Namun meskipun memakai topi tidak menyebabkan rambut rontok atau kebotakan, ada hal yang dilakukan orang terhadap kepala mereka yang menyebabkan rambut menjadi rontok. Dan memakai topi yang terlalu sering dan terlalu ketat, bisa memperparah kondisi ini.

Menarik-narik rambut adalah penyebab utama kerontokan rambut yang sebenarnya dapat dicegah, begitu kata Tsippora Shainhouse, MD, FAAD, dokter kulit di SkinSafe Dermatology and Skin Care. Kondisi ini ini disebut traksi alopecia.

Sebenarnya memakai topi tidak akan rambut menjadi tertarik dari akarnya. Akan tetapi topi yang sangat ketat yang memberikan tekanan pada kulit kepala sehingga rambut terasa tertarik dari akarnya, bisa saja memicu kebotakan terjadi.

“Seiring waktu, kondisi dimana memakai topi yang terlalu ketat akan menyebabkan jaringan parut dan miniaturisasi folikel rambut. Rambut akan menjadi sangat rapuh atau bahkan berhenti tumbuh,” kata Shainhouse.

Sementara itu Dr. Khetarpal juga menambahkan bahwasanya kita harus hati-hati saat memakai topi di hari yang panas. Ketika kulit kepala menjadi mudah berkeringat di cuaca panas, kelembapan yang terperangkap di bawah topi akan menyebabkan kerontokan rambut terjadi.

“Pada bulan-bulan musim panas yang terik, mengenakan topi akan membuat berkeringat. Dan ketika kamu berkeringat lebih banyak, kamu akan mengalami lebih banyak ketombe dan pertumbuhan berlebih dari ragi dan bakteri, yang dapat menyebabkan kerontokan,” katanya.

Meskipun begitu, Dr. Khetarpal menyebutkan kondisi ini hanya akan terjadi ketika seseorang memakai topi sepanjang hari di musim panas selama-berjam-jam lamanya.

Selain itu sejatinya penyebab kebotakan bukan terletak pada topi yang yang dikenakan. Memakai topi yang terlalu ketat, terlalu sering dan tidak terjaga kebersihannya; akan meningkatkan risiko kebotakan yang sebenarnya lebih dipengaruhi oleh kondisi genetis seseorang.

Sebuah penelitian di tahun 2017 dari University of Edinburgh menemukan lebih dari 200 hal genetik terkait dengan kebotakan pria. Para peneliti menemukan bahwa banyak dari gen ini berasal dari kromosom X, yang diwarisi pria dari ibu mereka. Jika seseorang mewarisi gen kerontokan rambut dari salah satu atau kedua orang tuanya, ada kemungkinan lebih tinggi mereka mengalami kebotakan atau penipisan rambut.

“Wanita biasanya terlindungi dari kerontokan rambut sampai setelah menopause. Tetapi pada pria, kondisi itu bisa dimulai sejak usia remaja,” kata Khetarpal. “Genetika memainkan peran terbesar kapan dimulai dan seberapa cepat perkembangan kebotakan terjadi” ujarnya lagi.

Selain itu gaya hidup yang tidak sehat seperti stress, merokok, gonta-ganti warna rambut dengan bahan kimia yang ada di dalamnya, juga memicu terjadinya kebotakan. (Yuyun Amalia)

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

Sebelum Harga Mie Instan Naik 3 Kali Lipat, Yuk Cobain 5 Tips Makan Mie yang Sehat dan Bergizi

TELENEWS.ID - Harga mie instan dikabarkan akan mengalami kenaikan. Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menyebut ada kemungkinan bahwa makanan cepat saji favorit...

Terbukti, Gigi Putih Bersih Bikin Kamu Terlihat Awet Muda dan Menarik di Mata Lawan Jenis

TELENEWS.ID - Gigi yang putih dan bersih memang menyenangkan untuk dilihat. Mereka yang memiliki gigi putih, bersih dan rapi menjadi penanda bahwa...

Pertamina Jadi Perusahaan RI Satu-satunya Masuk ke Fortune Global 500, yuk Simak Faktanya

TELENEWS.ID - Sejumlah prestasi dan kontribusi Pertamina untuk menyediakan energi bagi masyarakat Indonesia masih terus ditingkatkan. Bentuk prestasi Pertamina...

Mentan Sarankan Masyarakat Konsumsi Singkong untuk Gantikan Gandum yang Semakin Mahal

TELENEWS.ID - Kondisi harga gandum secara global mengalami perubahan dan meningkat lebih mahal karena kondisi perang Rusia-Ukraina. Alhasil dari...