Home Kesehatan Kecantikan Mitos Bahaya Silikon dalam Perawatan Kulit

Mitos Bahaya Silikon dalam Perawatan Kulit

Facebook
Twitter

TELENEWS.ID – Salah satu bahan yang paling mudah ditemukan di banyak produk kecantikan adalah silikon. Pada umumnya, bahan silikon seringkali ditemukan di jenis produk pelembab dalam bentuk turunannya, yaitu dimethicone (atau apapun yang berakhiran -one). Silikon juga banyak digunakan dalam produk make up untuk menghasilkan efek halus pada wajah.

Namun kini, muncul banyak keraguan dan isu keamanan mengenai penggunaan silikon dalam banyak produk kecantikan. Konsumen pun perlu melihat fakta silikon dalam sorotan klinis, sehingga mampu menentukan baik atau tidaknya silikon untuk jenis kulit masing-masing berdasarkan fakta sains.

Apa Itu Silikon?

Menurut jurnal Current Topics in Microbiology and Immunology, silikon berasal dari silikon mineral yang terikat dengan oksigen untuk membentuk silika. Dari bentuk silika natural ini para peneliti kemudian mengubahnya menjadi berbagai macam turunan silikon sintetis yang kini ditemukan di banyak perawatan kecantikan, dari tubuh hingga wajah.

Fungsi silikon dalam skincare berbeda-beda tergantung pada jenis silikon yang digunakan. Beberapa silikon memberikan efek memperhalus kulit, ada juga yang memberikan fungsi anti air dengan membuat lapisan di atas kulit. Ada pula yang berfungsi sebagai perantara cairan, dimana silikon tersebut nantinya menguap dan memberikan efek lembut pada kulit.

Terlepas dari fungsi dan hasil akhir yang diberikan silikon, penting untuk kita mengetahui baik atau buruknya penggunaan silikon untuk kulit. Di bawah ini adalah fakta dan mitos mengenai silikon dan dampaknya pada kulit kita.

Fakta vs Mitos Silikon

  1. Silikon Tidak Memiliki Fungsi Lain Selain Mengisi Pori-Pori

Faktanya: Semua jenis silikon memang mempengaruhi tekstur suatu produk kecantikan dan rata-rata memberikan efek memperhalus kulit. Namun, silikon tidak hanya berfungsi sebagai pengisi pori-pori semata. silikon telah terbukti mempengaruhi hidrasi kulit dan memaksimalkan penyerapan bahan lainnya, seperti antioksidan. Beberapa jenis silikon juga membantu menjaga kulit tetap matte, menghasilkan efek memperkecil pori-pori bahkan mengisi sementara garis-garis halus dan keriput.

  1. Silikon Membuat Kulit Tidak Bisa Bernapas

Faktanya: Melansir dari jurnal Frontiers in Pharmacology dan Skin Pharmacology and Physiology, struktur molekul pada silikon membuatnya dapat ditembus udara dan air, sehingga tidak akan menghalangi kulit untuk bernapas. silikon juga tidak menghalangi bahan-bahan utama dalam skincare untuk bekerja atau menutup akses keringat pada pori-pori.

Jurnal Therapeutic Delivery pun menjelaskan permeabilitas silikon menggunakan analogi kantong teh. Anggap permeabilitas ini mirip dengan merendam kantong teh ke dalam air. Kantong teh tersebut akan melarutkan rasa, warna, dan senyawa antioksidan yang dikandung teh. Dengan begitu, struktur silikon dapat dengan aman “memasukkan” banyak jenis bahan-bahan bermanfaat ke lapisan terluar kulit.

  1. Silikon Menyumbat Pori-Pori

Faktanya: silikon tidak menyumbat pori-pori. Dengan sifat permeabilitasnya, silikon tidak akan menutupi lapisan kulit luar hingga menutup pori-pori. Namun, yang dapat menjadi masalah adalah ketika kita tidak membersihkan kulit kita secara menyeluruh sehabis menggunakan produk silikon.

Ketika sisa make up atau skincare di pagi hari tidak dibersihkan secara menyeluruh, sisa-sisa silikon, seperti siloksan yang berukuran kecil berpotensi menumpuk di pori-pori, dapat mencegah sebum (minyak) mengalir ke permukaan kulit.

Secara teori, penumpukan ini memang bisa berpotensi menyumbat pori. Namun, sebetulnya permasalahan ini tidak hanya berlaku untuk silikon saja. Pada prinsipnya, bahan berat lainnya yang dibiarkan terlalu lama berada di atas kulit memang berpotensi menyumbat pori. Bahan-bahan lain tersebut contohnya adalah bahan emolien, minyak, hingga lilin. Belum lagi interaksi antara berbagai bahan dalam beberapa produk perawatan kulit yang bercampur dengan sebum, sehingga memperbesar kemungkinan penyumbatan pori.

Itulah mengapa pembersihan yang menyeluruh sangat penting untuk dilakukan di malam hari sebelum tidur. Hal ini guna menghindari kulit dari sisa-sisa kotoran yang menempel seharian di wajah kita.

  1. Silikon Menyebabkan Jerawat

Faktanya: Studi dalam jurnal Cutis dan The Journal of Clinical and Aesthetic Dermatology menunjukkan, silikon yang digunakan oleh pasien berjerawat tidak memperparah kondisi jerawat mereka. Justru, sifat permeabel dan sifat non-iritasi silikon mampu menghaluskan tekstur kasar pada kulit yang terkena jerawat. Silikon juga telah terbukti membantu melindungi kulit dari efek kering dan bersisik akibat penggunaan retinoid.

  1. Silikon Menghambat Pelepasan Sel Kulit Mati

Faktanya: Karena ada jenis silikon yang sangat oklusif, beberapa konsumen khawatir sifat oklusifnya ini akan menghambat proses pergantian kulit secara alami. Tapi sebetulnya, silikon berat sekalipun, seperti dimethicone, tetap akan memberikan ruang untuk kulit bernapas (ingat analogi kantong teh). Studi dalam jurnal British Journal of Nursing juga menunjukkan bahwa silikon murni pun tidak akan menghambat proses pergantian kulit, terlepas dari kondisi kulit yang sedang kering atau lembab. Contoh lainnya yaitu siloksan cair yang berfungsi menciptakan lapisan di permukaan kulit saat menguap. Lapisan tipis ini juga tidak akan menghambat regenerasi kulit.

6. Silikon Bahan Beracun untuk Kulit

Menurut jurnal Regulatory Toxicology and Pharmacology dan International Journal of Toxicology, evaluasi keamanan dan toksikologi secara ekstensif telah membuktikan jenis silikon dalam produk kecantikan tidak memiliki efek beracun saat dioleskan ke kulit. Jenis-jenis silikon, termasuk turunan dimethicone dan semua jenis siloksan secara konsisten menunjukkan efek yang aman dan non-iritasi pada semua jenis kulit.

Silikon Menurut Sains

Jurnal Environmental International menjelaskan, jenis silikon yang digunakan dalam perawatan kulit dan perawatan rambut dikategorikan sebagai volatile dan non-volatile. Volitle artinya zat tersebut dapat dengan mudah menguap pada temperatur ruangan dan memberikan efek lembut seperti bedak.

Silikon volatile juga dikenal sebagai silikon siklik, jenis silikon yang tidak mengiritasi kulit. Contoh silikon jenis ini adalah siloksan dan turunannya, seperti siklopentasiloksan dan sikloheksasiloksan, yang muncul di banyak produk serum wajah.

Silikon non-volatile adalah kebalikannya dari silikon volatile. Artinya, silikon jenis ini tidak mudah menguap pada temperatur ruangan. Silikon non-volatile, atau silikon linier, adalah jenis polimer (molekul besar) yang tersedia dalam berbagai ketebalan, mulai dari cairan tipis hingga gel kental.

Setiap jenis silikon linier berkontribusi pada estetika produk dan kemampuannya untuk memberi manfaat pada kulit. Fungsinya pun bervariatif, dari mencegah kehilangan air, menghantarkan bahan-bahan utama secara merata, dan menghasilkan hasil akhir yang lembut.

Terkait dengan jenis silikon, banyak konsumen bertanya-tanya, apakah dimethicone aman untuk digunakan. Mengacu pada jurnal International Journal of Toxicology, dimethicone aman.untuk digunakan. Faktanya, sebagian besar bahan turunan dimethicone yang ditemukan dalam produk perawatan kulit telah ditinjau dan dianggap aman saat digunakan.

Dimethicone dianggap sebagai salah satu emolien paling lembut dan bahkan digunakan sebagai pelindung kulit yang telah disetujui oleh The Food and Drug Administration (FDA). Pelindung kulit dengan dimethicone biasanya menargetkan perlindungan pada luka bakar dan kondisi kulit kering, di mana dimethicone sering dipasangkan dengan gliserin. Hal ini dijelaskan dalam jurnal Scars, Burns, and Healing.

Kesimpulannya, belum ada penelitian yang menunjukkan efek membahayakan dari bahan silikon dalam produk perawatan kulit. Silikon tidak menimbulkan risiko pada kulit maupun berkontribusi dalam memperburuk masalah kulit. Sebaliknya, literatur ilmiah secara konsisten menunjukkan bahwa silikon adalah salah satu kelompok bahan yang membantu produk, seperti pelembab, bekerja lebih efektif.

Namun kembali lagi ke kondisi kulit kita secara personal. Mengingat kulit pasti berbeda antar individu, cara terbaik untuk mengetahui cocok atau tidaknya produk tersebut di kulit, adalah mencobanya. Tentu, yang dicoba adalah produk yang memang secara klinis terbukti aman dan bermanfaat untuk digunakan.

Facebook
Twitter

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Yoyic Dairy Indonesia

Most Popular

Desa Wisata Ini Diprediksi Bakal Hits di Tahun 2022, Yuk Simak Apa Saja Daftarnya

TELENEWS.ID - Banyak solusi ketika Anda ingin mencari destinasi liburan bersama keluarga ataupun teman-teman dengan tema desa wisata. Saat ini trend mengunjungi...

Pemerintah Enggan Rekrut CPNS di Tahun 2022, Ternyata Ini Alasannya

TELENEWS.ID - Banyak informasi mengenai Pemerintah yang tidak akan melakukan perekrutan CPNS di tahun 2022. Kemudian dari aspek penambahan jumlah ASN juga...

Salah Satunya Bikin Awet Muda, 5 Alasan Kamu Harus Pakai Serum Vitamin C Mulai Dari Sekarang!

TELENEWS.ID - Serum menjadi salah satu skincare yang sekarang menjadi salah satu kebutuhan wanita masa kini. Rasanya perawatan wajah tak akan lengkap...

Berkaca Dari Supir Kecelakaan Maut Balikpapan, Ini 5 Tips Agar Tak Bangun Kesiangan

TELENEWS.ID - Berbagai fakta mengejutkan terungkap pasca kecelakaan maut yang terjadi di tanjakan Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (21/1/2022) pagi. Salah satunya,...